Sore itu suasana kalut mengantui fikiranku, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu membaca semua buku yang ada di rak ujung kamar, menjelajahi kalimat-demi kalimat agar aku dapat melupakan rasa cemas, kecewa, penasaran.. hmmm jelas ini sudah seperti nasi goreng mawut saja, campur aduk jadi satu... bedanya nasi goreng bikin kenyang, tapi perasaan ini bikin lapar... lapar .. AH AKU INGIN MAKAN !
Tentu aku makan dengan lahap, menghabiskan roti yang kubeli didepan toko kang Asep. tapi apakah aku dapat tenang saat menghabiskan semua makanan, atau aku dapat melupakan kecemasan ini dengan membaca semua buku! jelas ini tidak benar. Aku harus segera pergi menecari kebenaran.
Saat itu juga aku memutuskan untuk pergi menemui Nurul dikediamanya, dia sudah memiliki suami dan sedang mengandung anak pertama. Rasanya iri melihat Nurul yang telah menemukan kebahagiaanya. Sedangkan aku masih terjebak antara Yoga, dan teman wanitanya.
" Btw Rul.. boleh nanya sesuatu gak? Ini nyangkut masalah Yoga sih" kataku sambil berbisik.
" emm, kita kedepan ya, biar suamiku gak denger" Jawab Nurul
akupun menuju kedepan bersama Nurul, sembari menutup pintu depan rumah agar suami Nurul tidak mendengarnya. Bukan karena ada yang kami rahasiakan, tapi aku hanya ingin menghormati suami Nurul tanpa harus mendengarkan kisah SMA dulu.
" Rul, kalo boleh tahu. Apa alasan kamu dulu nekat deket sama Yoga padahal kamu kan tahu kalau aku dan Yoga pacaran." tanyaku sembari membantu Nurul duduk.
"Awalnya aku sengaja menemui Yoga di perpustakaan, karena aku denger hubungan kalian udah retak. katanya sih kamu gak begitu suka sama dia semacam cinta bertepuk sebelah tangan. aku fikir ide bagus buat deketin dia, sok-sokan nanya tentang hubungan kalian, siapa tahu aku bisa masuk gantiin kamu hehe. Tapi, aku malah sering terluka karena dia selalu curhat soal kamu, Dia sayang banget sama kamu. Sayangnya kamu membuatnya seperti orang jahat. dan terdengar seolah-olah kamu tidak yakin berpacaran dengan dia. Kamu selalu diam kalau ada cewek yang deketin dia. Pura-pura gak lihat, pura-pura gak denger, terus kabur. Lalu kamu menunjukan sikap tulus yang seolah-olah kamu baik-baik saja walaupun tersakiti dan membuat Yoga terlihat seperti cowok yang tidak berperasaan. padahal selama ini kamu yang membiarkan wanita-wanita itu merebut Yoga. Akupun memanfaatkan momen itu untuk mendekati yoga, dan memohon menjadi kekasih gelapnya. walaupun awalnya dia menolak. " Ungkap Nurul dengan wajah penyesalan.
" eh.. kok gitu sih, padahal aku kan sayang banget sama dia Rul. aku gak pernah bermaksud menjadikan dia orang jahat. Kamu tahu sendiri kan? "
" iya Na, tapi secara gak langsung kamu membuat dia seperti orang jahat, misal Yoga lagi jalan sama aku, terus kamu gak negor aku sama Yoga padahal kamu lihat sendiri, kamu lebih memilih menuliskan kata-kata bijak di sosial media, atau kamu bilang sama anak-anak lain yang intinya mengatakan bahwa kamu tulus dan ikhlas jika tersakiti, memang itu gak salah sih Na, tapi kalau hanya omongan saja tanpa ada action mana bisa kamu bilang itu tulus Na? dia juga butuh di pertahankan, gak kamu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Diana [ Berhenti ]
Подростковая литература" aku tahu ribuan kalimat kau tulis untuk memberi tanda bahwa kamu selalu sabar menungguku, yang seolah-olah kauingin mengatakan pada dunia bahwa kamu sangat mencintaiku dan berharap aku mengerti itu. Oke aku tahu tentang tanda-tanda yang kau kirimk...