Permulaan Ospek, aku menjadi buah bibir para senior. Bukan karena aku sering melakukan kesalahan. Aku hanya sedang beruntung karena ada salah satu senior yang memiliki perasaan padaku.
Dia memberikan banyak perhatian padaku, bahkan menurutku itu terkesan sangat berlebihan.
Seperti saat dia mendatangiku hanya untuk memberikan sebuah bunga, atau membawakanku makan pagi, kadang dia sampai mengorbankan diri untuk bertengkar dengan teman sekelasnya untuk menggantikan aku yang sedang dibully.
Sampai pada suatu saat, dia mengajakku keliling ke seluruh kampus dengan maksud memberi tahu pada teman yang dia kenal, bahwa aku adalah calon pacarnya (yah walaupun sedikit maksa banget).
Sebenarnya aku merasa sedikit risih dengan sikapnya. Tapi jika diperhatikan, dia lebih baik dari si begundal Yoga yang tidak tahu diri itu.
Ah.. Aku berterimakasih sekali kepada mama dan papa telah mewariskan wajah cantik dan lemah lembut ini padaku (bolehlah Ge'er dikir hihi). Sehingga aku tidak perlu repot-repot galau dipojokan shower karena kesepian pas jadi anak MABA.
" ciye, deket sama Adit ya" ledek Gina yang tiba-tiba menghampiriku duduk dikantin.
" enggak ah. Kebetulan aja lagi dapet perhatian banyak" jawabku ketus.
"haha, eh tapi mending si Adit. Dari pada Yoga"
"belum tentu ah, jangan gegabah dulu" Perbincangan berakhir.
Mungkin karena aku trauma dengan hubungan yang dulu, dan terciptalah perasaan cemas ketika dekat dengan lelaki, cemas jika kejadian itu akan terulang lagi. Yang manis diawal dan tragis di akhir. Sedangkan aku bukan wanita yang bisa mengatakan dengan mudah perasaan dalam hatiku.
~Tepatnya aku tidak bisa membuat orang lain terluka oleh kata-kataku. Karena itu membuatku tak nyaman.
*****
Sore itu, entah apa yang membawa Yoga datang. tiba-tiba dia marah padaku kemudian berteriak melarangku untuk dekat dengan Adit. Padahal kemarin Gina bilang padaku, kalau Yoga mengatakan padanya bahwa aku sudah tidak penting lagi baginya.
Kurasa, aku enggan menjadi Diana yang dulu lagi, yang pasrah ketika Yoga membodohiku.
Dengan tegas aku mengatakan bahwa pada Yoga, bahwa segala perasaan dan hubungan denganya telah berakhir saat dia memutuskan untuk pergi dengan wanita lain .
Yang akhirnya membuat Yoga benar-benar marah hingga menendang tong sampah di dekatnya.
-----------------------------
Ah, Dulu... ribuan kalimat ku ucapkan untuk menangkan hatinya, Ribuan nasehat aku gunakan agar dia menyadari betapa tulusnya aku, Ribuan cacian kuterima untuk mempertahankan hubungan kita, Ribuan prasangka buruk ku tangkis untuk menjaga kepercayaanku padanya, tapi dengan mudahnya Yoga mematahkannya.. lagi.. dan lagi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Diana [ Berhenti ]
Подростковая литература" aku tahu ribuan kalimat kau tulis untuk memberi tanda bahwa kamu selalu sabar menungguku, yang seolah-olah kauingin mengatakan pada dunia bahwa kamu sangat mencintaiku dan berharap aku mengerti itu. Oke aku tahu tentang tanda-tanda yang kau kirimk...