KEBENARAN PART II

89 3 0
                                    


Kemarin waktu terasa berjalan lambat, aku sudah kehabisan tenaga bangun dari tidurku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin waktu terasa berjalan lambat, aku sudah kehabisan tenaga bangun dari tidurku. sempurnah sudah muka zombieku. Rasanya aku tetap tidur dan bermimpi lagi agar tidak menemui kenyataan yang memilukan ini.

"aduh Diana, badan kamu panas gini, muka pucet, kemarin habis ngapain?" tanya mama

" enggak mah.. aku Cuma kecapean aja" jawabku malas.

Pagi ini, Gina datang kerumah dengan raut muka cemas karena mendapat kabar aku sedang sakit. Aku tidak bisa berbuat banyak selain membiarkan mama membawa Gina masuk kedalam kamarku. Kau tahu, sangat memuakkan sekali melihat raut wajah sedihnya. Yang seolah-olah dia tidak mengetahui apa-apa. Terlagi melihat perhatianya yang berlebihan padaku. Aku mulai meragukan persahabatan yang terjalin selama ini.

"Na, kamu ga usah ngampus aja. Tunggu badan kamu sembuh dulu ya" kata Gina

" hmmm.. iya" jawabku singkat

"Nanti biarkan aku yang ngabarin Adit. Kamu istirahat aja ya"

"gak usah, udah putus"

" loh kenapa Na, kamu itu aneh ya. Udah beruntung punya Adit kenapa sih masih inget-inget Yoga?"

" Emang aku pernah bilang kalau putusnya gara-gara Yoga?"

" eh, enggak sih. Tapi bener kan?"

"Katanya gak mau denger soal Yoga? Aku ga bisa cerita kalau soal Yoga"

" eh Kenapa? Maaf ya kemarin aku jahat. Sekarang gak papa kok cerita aja"

Mulai saat itu aku sadar, bahwa persahabatan kita hanya sebatas saling bertukar informasi. Yoga dari awal menyukaiku, lalu Yoga terjebak hubungan dengan Gina karena ingin mencari informasi tentangku. Sedangkan Gina memanfaatkan itu untuk dekat dengan Yoga. Ah ini memuakkan.

Hari selanjutnya aku memberanikan diri menghubungi Yoga, yang kemudian aku dan dia bertemu ditaman dekat rumahku karena aku masih sakit.

"Apa kabar?" sapa Yoga padaku sembari tersenyum ringan

"Lumayan baik" jawabku singkat

"Kira-kira kita disini untuk apa ya? jangan-jangan kangen?" Yoga berusaha mencairkan suasana, melihat aku yang sejak tadi hanya diam lemas.

" Yog, kadang apa yang kita lihat gak sesuai dengan kenyataan ya?" kataku

" kadang sih sesuai kadang juga enggak tergantung yang nulis" jawabnya sembari bercanda lagi.

" Yog, kenapa dari dulu kamu gak jujur sama aku?"

" soal apa? Aku kan selalu jujur?"

"banyak ! apalagi soal Gina"

"eh .. Na, kok.. "

" haha udah aku udah sering denger kok, jadi ga perlu kaget gitu" memaksa tertawa.

"Na, aku gak bermaksud ... " Katanya bingung mengawali penjelasan. 

" boleh gak aku denger kebenarannya dari versi kamu, aku udah putus asa dengan cerita-cerita wanitamu yang lain"

" Kamu yakin? emm.. tapi kamu janji jangan meminta apapun dariku setelah ini. Karena aku gak mau ada permohonan yang aku gak bisa jalanin. Misal nyuruh aku milih Gina"

" iya.. janji"

"oke, aku gak akan dengerin kalau kamu minta sesuatu haha"

" ... hmmmm..."

" Jadi, awal aku bertemu mengenal Gina ketika aku sedang jatuh cinta padamu untuk pertama kalinya. Kala itu kamu sedang lari di lapangan dengan rambut yang di ikat. kamu cantik! ......" 

Tiba-tiba suasana hening, aku menangkap tatapan matanya yang memperhatikanku secara diam-diam. Tatapan yang mulai aku rindukan. Tatapan mata yang berhasil membuatku salah tingkah. 

"... eh maaf Na, jadi ngelihatin kamu hehe. lanjut ya... Dulu aku selalu memperhatikanmu diam-diam. Melihat kamu tertawa dengan teman-temanmu waktu di kantin, lihat kamu sering diisengin Gina, lihat kamu mewek karena jatuh dari tangga. haha imutnyaaa" 

suasana kembali hening, jantungku terasa deg-degan, aku sibuk bermain tas yang kubawa agar tidak terlalu kentara jika aku sedang  salah tingkah. tapi aku malah menjatuhkan tas yang ku pegang. ah sial.

"Maaf, kayaknya tas ini licin deh soalnya tas baru hehe " kataku sembari menyembunyikan mata.

".... iya gak apa. Jadi saat itulah aku mulai  mengatur pergerakan agar bisa dekat denganmu. Dan hal yang terlintas kala itu adalah,  aku harus mengetahui segala informasi tentangmu, kesukaanmu, makanan faforitmu, kisah asmaramu, semuanya deh. Salah satu caranya adalah dengan mendekati Gina.  Awal mula kedekatanku dan Gina hanya sebatas saling bertukar informasi, sampai pada suatu malam ketika dia menjebakku pada situasi yang mengerikan. Dia mengatur pertemuan antara aku dan kamu. Tapi dia malah menjebakku agar tidak bisa bertemu denganmu. Hingga akhirnya kamu pulang diantar oleh Rendy. Gina mengajakku ke acara ulang tahun ayahnya dan mengenalkanku sebagai pacarnya. Aku sempat marah, tapi dia mengancam untuk bunuh diri jika pergi dari pesta. Akupun menuruti keinginanya dengan syarat hanya untuk malam ini saja. Diapun mengiyakan. Tapi hari-hari selanjutnya keinginanya semakin menjadi-jadi. Setiap acara keluarga dia selalu mengajakku, dengan alasan karena ayahnya sudah terlanjur menyukaiku, maafkan aku karena aku tidak jujur dulu"

" jadi, dulu Rendy bukan gak sengaja ketemu aku, tapi memang kamu yang nyuruh?, lalu saat itu berarti kita belum pacaran kan? terus kamu pacaran sama Gina dulu? Jadi aku yang merebut kamu dari Gina?" tanyaku kaget.

"Na, dengerin. Dulu aku cuma suka sama kamu, kamu yang ceria dan selalu berfikiran positif. Yang tidak mudah mudah menyerah begitu saja. Tapi, aku tidak bisa lepas dari perangkap Gina. Awalnya aku gak mau bikin kamu suka sama aku Na, karena aku terlanjur masuk dalam perangkap Gina. Tapi aku gak bisa berbohong sama diriku kalau aku suka sama kamu. Akhirnya aku membuat perjanjian sama Gina agar menyembunyikan hubungan ini dan selamanya dia tidak akan mendapatkan hatiku karena hatiku hanya untukmu. Tapi Gina dengan bodohnya mengatakan bahwa dia tidak butuh cinta, dia hanya butuh memilikiku. Berkali-kali aku mencoba melepaskan Gina, tapi dia malah menyakitimu dengan memanfaatkan wanita-wanita lain agar dekat dengaku yang membuat kamu semakin tersaikiti. Dia selalu mengancam akan membongkar semuanya dan bunuh diri. Kamu gak tahu Na, dia sangat menyeramkan !"

"lalu, kenapa kamu dulu gak putus aja sama aku, atau kamu bisa jujur kalau kamu dan Gina...

.... Ah sudahlah" aku mendengus lemas.

" maafkan aku Na, aku bukan lelaki yang pantas mendapatkan cintamu"

Hari itu, rasanya aku tidak ingin mempercayai siapapun. Aku lebih suka membenci Yoga dengan wanita-wanitanya daripada harus membenci Gina seperti ini. Aku tidak tahu bahwa Gina akan setega ini menyakitiku. Aku sudah tidak ingin dibodohi lagi oleh Gina.

" lalu kenapa kamu mau-maunya dekat dengan banyak wanita?" tanyaku lagi.

" karena hanya dengan itu aku tahu apakah kamu akan tetap memperjuangkan hubungan kita saat mengetahui kebenaran ini? Atau kamu akan menyuruhku melepaskan perasaanku dan bersama Gina."

"kamu bodoh !, kenapa kamu gak bilang aja sama aku? Kalau bukan karena ingin bertahan ! lalu kenapa aku selalu menerimamu saat kamu ingin kembali setelah menyakitiku berkali-kali? "

" iya aku bodoh. Aku terlalu percaya dengan perkataan Gina, dan percaya saja saat dia menyuruhku melakukan itu karena katanya, kamu tidak benar-benar mencintaiku?

" sudahlah, semua sudah berlalu. Aku sudah memaafkanmu"

Hari berakhir dengan kebohongan yang memudar, menyisakan penyesalah-penyesalan yang telah terjadi. Aku pun masih berusaha merangkai tiap bait kebenaran yang terpendam jauh didalam sana. Aku berharap tidak ada pedang yang salah melukai lawanya. 

Story Of Diana [ Berhenti ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang