[1] Tujuan SMA

142 30 6
                                    

Namanya Allyssa Yvesty, seorang remaja yang baru saja lulus sekolah menengah pertama dan sedang mencari sekolah baru untuk melanjutkan pendidikan.

Hanya pelajar biasa, rambut cokelat dengan poni yang panjang, kadang menutupi mata. Allyssa juga memiliki bekas luka kecil di dahinya.

"Sa! Udah ketemu sekolah buat SMA belom?"

Allyssa menoleh ke arah teman baiknya, Delyca, yang duduk tepat di sebelahnya.

"Tumben nanya, lu sendiri? Udah?" Jawab Allyssa.
"Boro-boro, sekolah di daerah sini aneh banget."

Delyca tertawa, dilanjutkan dengan cekikikan Allyssa. Lalu Allyssa menyahut, "Apalagi sekolah Urmars, gila cewe cewenya, kekar banget."

Delyca menirukan tingkah laku perempuan kekar yang mengangkat barbel. Disambung dengan tawaan Allyssa.

Ya, Allyssa sedang mencari sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA bersama Delyca.

Memang, mereka tinggal di daerah yang cukup terpencil dan sarana pendidikan di daerah itu juga tak banyak, bahkan jarang disinggung atau diperhatikan pemerintah. Karena itu, jalan dan rumah di daerah ini mayoritas rusak. Tetapi sejak seorang warga disini mencoba mencalonkan diri sebagai walikota, daerah ini sudah mulai diperbaiki pemerintah.

"Eh, gue udah dijemput, dah!" Allyssa berlari sambil melambai ke arah Delyca, yang juga segera berangkat pulang dengan berjalan kaki, "Ye, ti ati."

Allyssa naik ke mobil, langsung disapa oleh Ibunya yang menyetir. Allyssa membalas lalu menyalakan handphonenya.

Tiba tiba notifikasi berbunyi membuat mata Allyssa tertuju pada email itu.

"Darkre High School?"

Tulisan itu adalah judul emailnya, dan isinya tertulis, "Selamat! Kamu terpilih dan diterima untuk masuk ke Darkre High School dengan beasiswa selama tiga tahun!" Juga beberapa gambar yang kelihatannya seperti lingkungan sekolah itu.

"Ma, Mama daftarin aku ke sekolah ini?" Allyssa menunjukan email tadi ke Ibunya.

"Nggak kok, kamu kepilih? Coba aja masuk, siapa tau bagus." Jawab Ibunya lalu lanjut fokus menyetir.

"Iya sih.. aneh aja."

Bersamaan dari itu, Delyca menelpon Allyssa.

"Lah? Lu juga? Kata nyokap sih ikut aja."

Allyssa menutup telpon lalu berkata kepada Ibunya, "Ma, kata Delyca, dia juga dapet, aku masuk situ aja kali ya?"

Ibunya menatap lewat kaca mobil dan tersenyum tanda meng-iya-kan permintaan anak bungsunya itu.

* * *

Masuk ke rumah, ia disambut dengan teriakan kakak laki lakinya, Devon, yang sedang bermain Xbox.

"Dev, sekolah lu enak nggak?" Tanya Allyssa.

"Ya kaga lah, kalo sate padang baru enak." Jawab Devon.

Allyssa menaruh tas dan bergumam, "Ngga gitu juga si."

Allyssa langsung menuju kamarnya dan melempar dirinya ke ranjangnya yang dihiasi dengan bantal bantal bergambar.

Lahir dari orang tua yang cukup tajir, rumah dua lantai dan cukup luas, tidak membuat Allyssa sombong dan tinggi hati.

"Lisaa!"

Allyssa langsung menuju balkon dan melihat, seorang laki laki, "Hai lis! Jadi nggak?" Sapa Arshall.

"Eh, iya, shal. Sabar ya. Gue baru pulang."

Arshall, teman sekelas Allyssa, berdiri di depan gerbang rumah Allyssa dengan kaos berwarna hitam dan celana panjang. Berkacamata, dan memiliki rambut hampir botak.

Allyssa langsung turun dan membukakan pintu untuk Arshall.

"Gila, cepet banget lu ganti baju. Rumah lu kan lumayan jauh." Ucap Allyssa.

"Gw ganti baju tengah jalan." Jawab Arshall.

"Hah?"

"Ya kali, bego ga gitu amat kali lis. Yaudah lah, ayo mulai cepetan."

"Iye iye, lepas sepatu, kartonnya bawa ga?"

"Sip." Arshall mengangkat kertas karton berwarna ungu.

(Author's Note)
Haii! Author balik nihh^^;; Maap hiatus lama banget emang tulul ini authornya cih /geplak/

Readers lebih suka 500+ words tapi updatenya 2 kali seminggu atau 1000+ words tapi seminggu sekali?

Mohon jawab ya <33
-miizuchi_-

To Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang