[2] Kejutan

70 28 0
                                    

"Astagaa! Lu nggak bisa ya gunting rapihan dikit?" Keluh Allyssa, melihat potongan karton yang berantakan berserakan dimana mana.

"Ini udah rapih, mau di rapihin gimana lagi? Nanti jadi kecil nggak muat ditulisin." Ujar Arshall.

"Untung lo sodaranya, kalo bukan mah gw kerjain sendiri ini."

Allyssa kembali mengerjakan pekerjaannya, yang tak lain adalah kejutan ulang tahun Delyca besok. Kamarnya sudah terlihat seperti kapal pecah dengan kertas berserakan, alat tulis dimana mana, dan juga seorang Arshall.

Lewat beberapa jam, akhirnya mereka menyelesaikan kejutannya dan beristirahat karena telah bersusah payah membuat kejutan untuk Delyca. Saat Arshall hendak pulang, Allyssa berpesan, "Besok jangan lupa bawa Delyca ke depan pintu gerbang ya.". Yang dijawab dengan anggukan Arshall.

Ulang tahun Delyca bertepatan hari dengan kelulusan kami, murid kelas tiga. Allyssa tersenyum melihat hasil karyanya, tak sabar menunggu reaksi Delyca besok.

Tok tok!

Allyssa berdiri sebentar, "Aneh. Kok pintu depan suara ketukannya sampe atas?"

Tak memperdulikan itu, ia langsung menuju ke bawah karena Devon tak mungkin mau membukankan pintu.

Tapi saat dibuka, nihil. Hanya ada angin berhembus di depan wajahnya. Allyssa menoleh ke bawah dan melihat sebuah amplop hitam bertali putih. Dengan tulisan 'DHS' tertulis dengan huruf besar. Allyssa meraih amplop itu dan langsung membukanya.

"Besok adalah pembelian sekaligus pengambilan seragam, buku sekolah, dan touring sekolah, bagi murid yang berhasil masuk, mohon besok datang jam 15.00 tepat dan tidak telat karena akan diabsen secara lengkap."

Allyssa membaca sekaligus langsung membuang amplop itu, tetapi suratnya tetap disimpan siapa tahu butuh bukti untuk masuk ke dalam.

"Lis! Kamu ngapain, kalo mau keluar sekalian dong beliin mama hansaplas!" Suara Ibu menggema dari dalam rumah.

"Lah? Siapa yang luka bu?" Ujar Allyssa.

"Ini kena pisau dikit, luka." Ibu menyahut dari arah dapur.

"Yaudah, tunggu."

Allyssa berjalan keluar menuju minimarket terdekat. Selama berjalan, ia berangan angan tentang sekolah barunya nanti. Lalu barulah ia sadar, "Oh iya, gue kan nggak tau arah ke sekolahnya."

Bersamaan dengan itu, Delyca datang dari seberang jalan, melambai lambai. Lalu Allyssa berlari menuju Delyca, "Pas banget lu ada." Kata Allysa.

"Napa lu, tumben jalan jalan." Delyca menjawab.

"Lu dapet surat nggak tadi?" Allysa mengujar, berbalik tanya.

"Dapet, besok bareng ya kesana." Jawab Delyca.

"Nah itu dia masalahnya." Allysa mengujar dan menatap wajah Delyca cemas, "Emangnya lu tau arah ke sekolahnya?"

Delyca langsung membuat bentuk O dengan mulutnya dan menepuk dahi, "Iya ya. Gw cari deh di hp nanti." Lanjut Delyca.

"Oh yauda, gw kesana ye, disuruh beli barang."

To Another DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang