Tak.
Tak.
Mata Allyssa perlahan lahan terbuka. Cahaya putih itu sudah hilang, namun penglihatannya masih buram. Kepalanya berkunang kunang, perutnya mual, dan tangannya menjalar mencari cari pegangan.
"Sa, sa, sadar woy, duh, Sa!" Delyca menggoyang goyangkan pundak Allyssa dengan kencang sambil setengah berteriak. Lalu Allyssa kembali sadar.
"Lah lah lah, ebuset ini dimane?" Allyssa sadar dan celingak celinguk melihat sekelilingnya. Terlihat seperti aula sekolah biasa, tapi.. auranya sedikit, bukan, SANGAT berbeda.
Delyca mengangkat pundak menandakan tidak tahu. Ada yang berbeda dari tempat ini. Tapi apa?
Prok prok prok!
Terdengar suara tepuk tangan kencang sekali dari sekumpulan orang yang entah dimana. Lalu muncul satu, dua, tiga, bahkan puluhan atau ratusan orang dari pintu aula, bertepuk tangan. Berseragam sama, ungu dan putih. Yang laki laki menggunakan jaket hitam, yang perempuan menggunakan pita hitam.
"Si-siapa?" Delyca berseru, melengking.
Majulah satu orang dari salah satu dari mereka, berhenti bertepuk tangan dan mengangkat tangannya tiba tiba. Semua orang yang awalnya mengangkat tangan, sekarang diam dan hanya.. tersenyum halus seperti menerima tamu.
"Selamat, kalian berhasil diterima di Darkre High School!" Kata seorang yang tadi mengangkat tangan, ber-rompi hitam, sepertinya adalah pemimpin mereka, atau kepala sekolah, atau.. entahlah, Delyca dan Allyssa sudah tidak bisa berpikir lagi.
"Apa maksudnya? Bukannya tadi kami lagi di.. aula?" Ujar Delyca, sopan dan ramah, walaupun ada rasa takut di kalimatnya.
"Yah, aula itu adalah salah satu portal ke sini, kalian beruntung sekali." Jawab orang itu, dengan ramah juga.
"Tunggu tunggu, saya nggak ngerti, jadi ini sekolah apa? Kok bisa ada portal-portal-an segala? Begituan kan cuma mitos." Allyssa langsung menyela.
"Mitos? Buktinya sekarang kalian di sini." Jawab orang itu, masih kelihatan kalem dan lembut sekali.
Allyssa kehabisan kata kata, begitu pun Delyca. Mereka berdua sudah syok dan hampir kehilangan akal budi mengalami hal yang aneh dan tak wajar ini. Portal? Mana mungkin bukan?
"Intinya kalian disini, gimana kalau tour sedikit di sekolah ini?" Lanjut lelaki itu, melangkah keluar dari aula.
Kemudian dua orang, seorang laki laki dan seorang perempuan, berpakaian layaknya maid dan butler menghampiri Allyssa dan Delyca dan dengan hormat berkata, "Mari."
Delyca dan Allyssa hanya meng-iya-kan dan mengikuti kedua orang itu. Semua anak satu per satu keluar dari aula dan menuju ke tempat mereka semula.
"Uwaaahh! Gede bangett!!" Delyca berseru melihat ke balkon sekolah.
Allyssa dan Delyca menikmati pemandangan sekolah barunya.
Di luar aula, sekolah ini jauh berbeda dengan sekolah Allyssa dan Delyca. Gedungnya dibagi menjadi tiga, dengan lapangan yang besar di tengah. Allyssa dengan sopan bertanya, "Gedung banyak banyak buat apa?"
Yang perempuan berbalik, "Oh, karena sekolah kami tidak.. yah, dikenal, semua muridnya tinggal di asrama, yaitu gedung kanan. Dan yang gedung kiri adalah ruang ruang kelas. Dan gedung ini adalah gedung untuk kegiatan ekstrakulikuler.".
Allyssa dan Delyca hanya manggut manggut dan mendengarkan dengan teliti, "Terus, gimana cara kita ketemu orang tua? Apa nggak ada liburannya?" Ujar Delyca.
Sekarang, yang lelaki berbalik dan tersenyum, "Tenang. Sekolah kami ada liburan kok untuk kembali ke dimensi sana. Tapi hanya 6 bulan sekali, mulai dari sekarang." Jelasnya.
"Hah?!" Sontak Allyssa kaget.
"Dan, peralatan elektronik dilarang disini. Jadi HP dan semua hal yang berhubungan dengan dimensi luar sudah diambil sebelum kalian sadar." Lanjut perempuan itu.
"Dimensi?" Tanya Delyca.
"Nanti akan kami jelaskan lebih lanjut."
Allyssa memandang kedua orang yang menuntun mereka itu. Lalu saat berbalik, sadarlah Allyssa kalau mereka menggunakan pin nama. Yang lelaki "Kollie' dan yang perempuan 'Samantha'.
Beberapa menit berjalan, Allyssa, Delyca, dan kedua orang itu sudah sampai di gedung asrama. Mereka berhenti di pintu nomor 757. Kollie dan Samantha membungkukkan badan dan memberi tahu bahwa mereka sudah sampai di kamar mereka.
Allyssa dan Delyca diberi kunci kamar, lalu Kollie dan Samantha langsung pergi dari gedung asrama menuju gedung lain. Delyca membuka pintu kamar, mereka berdua takjub melihat apa yang ada di isi kamar itu.
"Mewah banget woy!" Seru Allyssa.
"Kayak di hotel ya." Delyca mengujar.
Ranjangnya twin size, ada dua terletak di tengah ruangan dengan meja tidur kecil di antaranya. Meja belajar di masing masing sisi, kanan dan kiri. Kamar mandi di samping kanan, dan dua lemari baju di samping kamar mandi. Kemudian di sisi kiri ada sofa dan meja, tempat untuk menerima tamu dan bersantai.
Terpukau melihat pelayanan sekolah yang semewah itu, kedua remaja itu sudah tidak memikirkan dan mencemaskan apapun. Keduanya langsung melompat ke ranjang dan tertidur pulas.
* * *
"Perhatian, bagi semua murid yang baru saja tiba, mohon segera menuju aula."
Allyssa terbangun dari suara speaker keras yang disetel dan terdengar dari ujung ke ujung gedung. Ia langsung membangunkan Delyca, "Del, del, itu dipanggil deh kayaknya."
Delyca bangun, setengah sadar, mengusap mata dan duduk di ranjang. Matanya masih tertutup dan hampir jatuh ke ranjang lagi.
"Bangun weh, nanti dimarahin woy." Allyssa menyadarkan Delyca. Keduanya langsung menuju ke Aula, masih berpakaian seragam sekolah mereka awalnya.
Untung saja mereka memperhatikan jalan tadi, kalau tidak, bisa saja mereka tersesat karena gedung asramanya cukup luas dan penuh dengan kamar kamar dan tangga. Delyca mengujar, "Gede gede kok ga ada lift si?"
Allyssa hanya mengangkat bahu.
Author's Note
Haii :) makasih udah vote&baca yaa and thank you for stand by disinii. Kemaren kalo ga salah masuk #679, ga terlalu tinggi si tapi udah seneng banget author😋😂
-miizuchi_
![](https://img.wattpad.com/cover/110255932-288-k736523.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
To Another Dimension
خيال (فانتازيا)○ #398 in Fantasy ○ 3/8/17 ○ Light? Apa maksudmu light? Kekuatan supranatural dari hanya sebuah gelang? Candaan yang lucu. Allyssa tak pernah bahwa kehidupan di sekolahnya, akan menjadi seperti ini. Hal magis yang tidak bisa dipercaya oleh mata manu...