"Semua demi kamu, aku tidak bisa melihat lebih lama lagi penderitaanmu, aku tau kamu pasti kuat karna Allah tidak akan memberi ujian jika hambanya tidak sanggup untuk melaluinya tapi yang tidak kuat adalah mata dan perasaanku yang selalu merasa tertekan saat melihat keadaanmu yang seperti ini, aku ingin kamu bisa melihat lagi indahnya dunia ciptaanNya, aku ingin kamu tidak ketergantungan kepada orang lain, aku ingin kamu melihat untuk mengaji lebih cepat agar tidak mempelajari lebih lama lagi rabaan Al-Qur'an untuk membacanya, dan aku ingin kamu membanggakan bunda kamu, karna kamulah satu-satunya kebanggaan surga dunia akhirat baginya" Itulah kata-kata yang ada di benak Maheen namun apa daya Maheen tidak ingin Queena mengetahui maksud tujuannya
"Semua demi kamu Queena" Ujar Maheen
"Demi aku? apa? kenpa?!" Bentak Shaqueena
"Karna aku dokter, aku gak mungkin untuk tinggal diam melihat keadaan orang yang..." Maheen belum menyelesaikan bicaranya namun kata-kata Maheen telah disela oleh Queena
"Oh, jadi kamu merasa prihatin? kasian sama aku?" Ucapnya sambil mengeluarkan nada yang tinggi
"Bu bukan, bukan itu maksud aku Na. Kamu juga temen aku, dan kamu satu-satunya harapan Bunda kamu, so please jangan salah sangka"
"Dan kamu Bil, jadi ini alesan kamu gak minjemin hp ke aku karna aku mau telfon bunda? karna bunda sakit? iya?" tanyanya Queena dengan keras
"Iya Bil aku minta maaf banget ya, tapi ini semua kita sembunyiin dari kamu karna juga buat kebaikan kamu" Jawab Bilqist
"Semua tolong tinggalin aku, aku mau sendiri" Ujar Queena
"Na, aku..." Ucap Bilqist
"PLEASE! TINGGALIN AKU BIL"
Maheen dan Rafly yang memahami situasi dan perasaan Queena saat itu langsung mengajak Bilqist untuk keluar ruangan Queena
"Astagfirullah Yaa Allah" Dalam hati Queena sambil menetesakan air mata
Saat itu terasa sesak sekali di dalam hati Queena, rasa khawatir dan rasa bersalah pada Bundanya sekarang ada di benaknya. Seperti ingin menjerit keras, namun hal itu tidak bisa dilakukan oleh Queena.
Sehari setelah penjelasan Maheen kemarin, Maheen datang untuk menjenguk Queena.
"Assalamu'alaikum" Ucap Maheen
"Wa'alaikumsalam, siap...a?" Pertanyaan Queena seketika terhenti saat menyadari bahwa itu suara Maheen.
"Ini aku"
"Kenapa? ... kenpa kamu kesini?"
"Aku"
"Apalagi?"
"Na, iya aku tau aku salah. Tapi maafin aku, dan tolong percaya sama aku. Aku janji ini semua akan baik buat kamu maupun Bunda kamu."
Shaqueena tidak menjawab sepatah katapun
"Okay? please"
"Aku mau telfon Bunda"
"Sorry Na, saat ini Bunda kamu jangan bicara dulu sama kamu, beliau juga udah tau semua dan udah aku jelasin untuk nurut sama kata dokter kepercayaan aku yang disana. Dan Bunda kamu ngasih kepercayaannya ke aku buat bantu kamu. Jadi Na, sekali ini tolong percaya sama aku, ya?"
"Bunda baik-baik aja?" Dengan nada yang lemah Shaqueena menanyakan tentang bundanya dan menghiraukan pertanyaan Maheen
"Hm, ok ok aku ngerti. Alhamdulillah semua baik-baik aja"
"Alhamdulillah"
"Aku pamit, sorry aku udah ganggu waktunya"
Shaqueena tidak menjawab apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Istikharah is you
SpiritualMengapa? Saya tidak mengerti mengapa saya bisa tersenyum saat membaca namanya. Siapa? saya tidak tau wanita itu siapa dan seperti apa. Bertemu? Belum pernah, tapi mungkin akan. Ingin? Ya, Saya akan mencari alasannya mengapa saya bisa t...