Part 10 : Believe

2K 75 30
                                    

Mentari sudah hampir hilang, begitupun hari menjadi semakin gelap. Mereka mulai kembali ke Istanbul namun masih tersisa 2 jam sebelum penerbangan. Meheen mengaja Shaqueena untuk berkuliner, berjalan-jalan dan bersenang-senang menikmati kota Cappadocia. Waktu terasa singkat bagi mereka, tak terasa sudah 1 setengah jam berlalu sehingga mereka harus menuju bandara.

Sesampainya di bandara sebelum penerbangan, Maheen mendapatkan telfon dari Dokter mata, jadwal operasi untuk Shaqueena sudah di tetapkan yaitu esok jam 4 sore. Maheen dan Shaqueena tak menyangka operasinya akan dilakukan secepat ini. 

Maheen dan Shaqueena tiba di Istanbul pukul 9 malam, Maheen langsung menyuruh Queena untuk beristirahat total malam ini, karena besok Queena akan menjalani operasi matanya.

"Masuk gih, langsung tidur okey?" Pinta Maheen

"Iya kak"

"Malam"

"Kak"

"kenapa? butuh sesuatu?"

"Nggak, makasih buat hari ini. Mungkin aku gak bisa melihat semuanya tadi tapi aku bisa ngerasainnya. So, Thanks  ka. Night"

Shaqueena langsung memasuki kamarnya tanpa mendengarkan jawaban dari Maheen. 

"Night Queena" Dalam hati Maheen.

Maheen memasuki ruang kamarnya, ia langsung mandi dan berganti pakain. Dan ya, tak terlewat satupun Shalat lima waktunya dan tak terlewat satu malam pun Shalat Istikharahnya. Kali ini di dalam Shalat Istikharahnya ia meminta hal baru yakni meminta agar dipertunjukkan tentang hal operasi Shaqueena esok, apakah tindakan ini yang diambil benar ataukah salah.  

Dan keesokan paginya Maheen mendapatkan jawaban itu dari mimpinya, tindakan yang diambil adalah benar. Maheen langsung menunaikan Shalat Subuhnya.

"Yaa Allah, jika tindakan ini adalah benar maka perlancarlah operasi Shaqueena nanti. Jangan engkau persulit dengan adanya hambatan-hambatan lainnya"  Dalam do'a Maheen

Sehabis shalat, Maheen kembali berbaring ke tempat tidurnya lalu ia mengambil handphonenya dan melihat-lihat foto Maheen dan Shaqueena saat di Cappadocia kemarin. Semua foto-foto itu membuat Maheen mengeluarkan senyum manisnya itu saat melihatnya, namun saat teringat Shaqueena, tiba-tiba Maheen menyadari suatu hal yang mengganjal.

"Tunggu, gue dapat jawaban atas do'aku semalam?" Fikir Maheen "Iya, gue dapet mimpi itu. Tapi kenapa sampai sekarang do'a yang lama  belum mendapat jawabannya juga? Yaa Allah, oke mungkin gue harus lebih bersabar lagi, gue harus lebih berjuang dan gak akan putus satu malampun itu." 

Sudah waktu pukul 9 pagi, Maheen mengetuk pintu kamar Shaqueena.

"Siapa?" Tanya Shaqueena saat membuka pintunya.

"Ini aku" Jawab Maheen

"Ka Maheen, kenapa?"

"Kok belum siap-siap?"

"Sekarang?"

"Iya kan kamu harus dicek kondisinya dulu, dan opname sampe waktunya operasi"

"Oh gitu, yaudah tunggu ya"

"Pelayannya mana?" Tanaya Maheen

"Ada kok di dalem"

"Oh yauda aku tunggu ya, jangan lama-lama"

Saat Queena ingin kembali masuk ke kamarnya, tiba-tiba handphone Maheen berdering.

"Bilqist?" Ucap Maheen

"Bilqist ka?"

"Iyanih paling nanyain kamu, kemarin dia telfon tapi gak keangkat sama kaka. Nih"

My Istikharah is youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang