Hope

223 5 2
                                    

Sekarang aku bukan hanya bisa mencium aroma kesejukan tanpa melihat keindahannya....

Sekarang aku bukan hanya bisa menyentuh tanpa melihat bentuknya....

Sekarang aku bisa berjalan kemanapun tanpa tongkat yang selama ini ku andalkan.....

Sekarang aku bisa lagi membedakan mana saat mata terbuka dan mana saat mata tertutup, karena itu berbeda untuk sekarang. Aku tidak lagi hanya melihat kegelapan saat membuka mataku....

Alhamdulillah Allah selalu mencintaiku....






Sesampainya di bandara.....

"Shaqueenaaaaaa!!!!" Teriak bilqist

"Oh, Bilqisttt" Sahut Queena

Kedua sahabat ini saling berlari ke arah satu sama lain, betapa tulusnya senyuman pada wajah Bilqist dan Shaqueena. Keduanya tampak bahagia dan begitupun Maheen dan Rafly yang senang melihat dua wanita bersahabat itu kembali ceria.

"Whuaaah your eyesss!" Ucap Bilqist

"Whuaaah apa-apaan ini, baru tidak melihatmu dalam beberapa bulan kau banyak berubah"

"Iya?" Sahut Bilqist

"Iya pipimu lebih membengkak daripada sebelumnya" Ejek Queena

"Apaaa? ngomong sekali lagi!" Ucap Bilqist sambil menggelitik Shaqueena

"Ah hahaha ampun, aku cuma bercanda. You look so beautiful Bil"

"Sure?"

"Hmm nggaksih" Ejek Queena

"Sudah di duga" Bilqist kembali menggelitik Queena

"Hahaha please, stop it"


Merekapun beranjak pulang, keadaan dan suasanapun kembali normal seperti sedia kala, namun bagi Shaqueena semua itu hanya sementara...

"Aku mau cepet balik bil, besok mungkin" Ucap Queena

"Hah? baru juga ketemuuuu" jawab Bilqist

"Iyahehe kan aku juga lebih kangen bunda, bunda juga masih sakit"

"Ahh, pengen ikutsih tapi aku masih harus nemenin kaka aku"

"Ahahaha yauda kan kita masi bisa ketemu, mangkanya nanti temenin aku beli hp ya"

"Ohiya HP kamu, keyy nanti malem ya"

"Iya sekalian aku beli tiket balik"

"Siyappp"


Lalu Queena bertanya pada Maheen

"Bunda ga telfon lagi ka?"

"Hah? oh ngga, kaka kemarin pake nomer luar kan. Nomer yang biasanya juga lupa dimana, dan gaada WA juga"

"Oh gitu, yaudah"


"Kok Bunda  ga nanya kabar aku ya? pasti khawatir banget sama aku mungkin ya, tunggu aku ya bun, aku dikit lagi pulang" Dalam hati Shaqueena


Esok hari pun tiba, Shaqueena berpamitan dengan senyum merekah di wajahnya, senyum yang telah hilang, kini kembali sedia kala, bahkan lebih indah.

B: Maheen mana deh?

R: Kebiasaan ngaret emang

B: Udah sana check in aja sana, udah mepet waktunya. Nanti chat dia aja

S: Tunggu bentar deh

B: Udah sana, lama dia nanti nunggunya

S: Ha dia? 

B: Eh kamu maksudnya, udah sana

S: Yauda salam ya

B: Eisss salam apanih?

S: Bil *jutek

B: Eh iyaa haha, udah sana masuk *sambil memeluk Queena

S: ok, see you

B & R: See ya!


Setibanya di pesawat, ia duduk bersebelahan dengan orang yang sudah tertidur dengan muka tertutup oleh majalah. Shaqueena sangat gembira karna memikirkan sebentar lagi akan bertemu sang bunda.

"Ohiya aku lupa chat ka Maheen" Ujar Shaqueena

"Kenapa? mau chat apa?" sahut Maheen

"ASTAGAAA"  *Teriak Queena sambil memasang muka kaget

"Astagfirullah"

"Iya Astagfirullah"

"Kenapa hmm? hmm?" Tanya Maheen dengan wajah meledek

"Kkkok diisini?" Tanya Queena sambil terbingung-bingung

"Aku cuma hayalan kamu" Sahut Maheen

"Hah?" Queena dengan polosnya menyentuh bahu Maheen

"Ahahaha Queena Queena, ini aku beneran, Maheen. Kok kayak liat setan gitu sih dari tadi hahaha" Ujar Maheen

"Maheen!" *Queena reflek berteriak

"Hey ssst"

"Apa? kenapa hah? usil banget sihh. lagian ngapain disini? kobisa disini" *Nada Queena masih tinggi

"Liat belakang, kanan, depan"

Queena langsung tersipu malu karena semua orang melihatnya

"Hahaha, Queena Queena" *Maheen tertawa

"What are u doing?!!!" *Bisik Queena sambil kesal

"Menurut kamu? ya pulanglah ke Jakarta"

"Kenapa?" Tanya Queena

"Bukan kamu aja yang mau ketemu Bunda, aku juga mau ketemu" Ucap Maheen sambil tersenyum

Queena yang saat itu masih kesal atas kelakuan usil Maheen pun seketika terbungkam diam dan tak lama lagi ia tak bisa menahan wajah yang ingin tersenyum

"Nah gitu senyum" Sahut Maheen

Seketika saat itu Queena kembali memasang muka juteknya 

"Ngga, siapa senyum?" Elak Queena


Pesawat akan segera berangkat, Shaqueena dan Maheen mematikan jaringan ponselnya. Saat itu matahari akan segera tenggelam, namun bagi Maheen keindahan matahari tenggelam itu terkalahkan dengan senyuman Queena yang sedang memandangi matahari terbenam itu. Shaqueena memandangi dengan penuh harapan, ia akan segera bertemu Bundanya. 

\\\

"Semoga senyuman itu kelak akan dapat kulihat setiap hari, jam, menit, maupun detik. Yang artinya tidak ada yang akan bisa ada yang menggantikan senyummu di tiap detik. Sedikit lagii.... benar-benar sedikitt lagi. Bismillah aku akan menemui Bunda kamu untuk melamarmu, Shaqueena..." Dalam hati Maheen








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Istikharah is youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang