Dan pada saat itu di hari wisuda para Mahasiswa dan Mahasiswi, Maheen dan Queena bertemu di saat waktu yang sangat membahagiakan untuk para Mahasiswa-mahasiswi dan termasuk mereka. Kecemasan Queena tentang Maheen sudah mulai mereda, tetapi pertanyaan yang ada di kepalanya belum terselesaikan oleh penjelasan Maheen. Ya... Shaqueena berharap dengan Maheen tapi dia tidak membiarkan dirinya berharap dengan Maheen, Queena takut akan kepedihan akan datang jika dia berharap pada manusia dengan kata lain berharap selain kepadaNya.
"Gimana kabar kamu Queena?" tanya Maheen
"Ya Alhamdulillah, seperti apa yang kamu lihat" jawab Shaqueena
"Alhamdulillah"
"Emm iya"
"Kamu gak nanya kabar balik?"
"Hhh gitu ya, ada gitu ya orang minta di tanya balik"
"Ya setidaknya kita kan udah lama gak ketemu"
"Kalo gitu sebaliknya, kamu gak akan ngejelasin kamu kenapa dan kemana selama ini?"
seketika Maheen terdiam menatap Queena, dan dalam fikirannya terpikir "jadi apa dia bertanya-tanya tentang gua selama ini?"
"Kenapa kamu pengen penjelasan?"Tanya Maheen
"Aduhh Queenaaa bego banget sih begooo, kenapa tadi nannya gitu!" Dalam hatinya
"Na?" "Yauda besok kamu bakal tau jawabannya" Sahut Maheen sambil tersenyum
"Untung dia gak nanya terus kenapa, Alhamdulillah yaa Allah" Dalam hati Queena
"Kamu gak bawa tongkat?" Tanya Maheen
"Nggak, aku tadi sama Bilqist, lagipula aku belum terbiasa pake tongkat" "Ngomong-ngomong dia kemana ya?"
"Oh dia duluan masuk ke dalem"
"Hah? jadi? sekarang aku harus sama Maheen. Pliis banget bil plisss gak mungkin kan?" Dalam hatinya Queena
"Disini suhunya dibawah nol derajat kamu gak pake sarung tangan?"
"ha? oh nggak, tadi buru-buru juga soalnya kak"
"Nih pake" Ujar Maheen sambil memberikan sarung tangannya kepada Queena
"Oh, nggak gausah gapapa"
"Yakin? udah pake aja dulu, biar aku bisa nganter kamu"
"Ha?"
"Udah cepet pake"
Shaqueena mengangguk dan segera memakai sarung tangan Maheen
"Udah? sini tangannya"
"Kenapa?" Tanya Shaqueena
"Udah sini"
Maheen langsung menggandeng tangan Shaqueena dan menuntunnya berjalan menuju ruangan
"Kalo kamu gak pake sarung tangan, aku bakal nyetuh kamu dan gaakan bisa megang tangan kamu buat nuntun jalan" Ujar Maheen
Shaqueena hanya bisa mematung, tindakan Maheen yang membuat Shaqueena mematung, Shaqueena tidak menyangka bahwa Maheen sangat menghormati agamanya dan menghargai seorang wanita muslim.
Saat memasuki ruangan wisuda, semua orang tersudut pandanagnnya ke arah Maheen dan Queena yang memasuki ruangan bersama sambil tangan Maheen menuntun jalannya Queena, Bilqist hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangan untuk memeberitahu Maheen bahwa dia harus mengantarkan Queena ke arah tempat duduknya.
Wisuda berlangsung lancar dan semua orang sangat bahagia akan kelulusan mereka...
"Andai aja aku bisa ngasih tau bund kalo hari ini aku wisuda pasti dia dateng, tapi aku gak bisa ketemu dengan keadaan aku yang kayak gini, pasti dia sekarang khawatir banget. Huhhh sabar Queena kamu pasti bisa laluin masa-masa ini" dalam hati Queena
KAMU SEDANG MEMBACA
My Istikharah is you
EspiritualMengapa? Saya tidak mengerti mengapa saya bisa tersenyum saat membaca namanya. Siapa? saya tidak tau wanita itu siapa dan seperti apa. Bertemu? Belum pernah, tapi mungkin akan. Ingin? Ya, Saya akan mencari alasannya mengapa saya bisa t...