Gadis itu kembali memperhatikan penampilannya. Setelan gamis abaya berwarna merah muda dengan kimar panjang terjulur indah hingga menutupi dada. Penampilannya saat ini sangat jauh berbeda dengan penampilan sebelum ia hijrah. Butuh waktu yang cukup lama untuk ia memantapkan pilihannya. Antara dunia dengan jannahNya. Bertarung melawan jiwa yang seakan memberontak perubahannya. Berbagai macam tanggapan dari orang-orang terdekat sama sekali tak menyurutkan langkah hijrahnya.Bahkan ia rela resign dari pekerjaan yang ia geluti selama beberapa tahun belakangan ini. Pekerjaan yang membawanya menjadi wanita yang cukup mengerti bagaiman cara bangkit setelah terpuruk. Menjadi seorang pegawai di salah satu bank Indonesia memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahkan sebelum ia mengerti tentang agama pun ia sudah tau bahwa bekerja sebagai pegawai bank atau sejenisnya bukanlah pilihan yang tepat. Tapi apa boleh buat, untuk mencukupi gaya hidupnya yang menurut orang jauh di atas kata mewah saja tak cukup dengan gaji bulanannya.
Adhera Abdatillah adalah seorang gadis yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Sejak ia berumur tiga tahun, ia tak pernah mengenal sosok ibu dan ayah kandungnya. Yang ia tau adalah sosok seorang wanita paruh baya dengan segala kasih sayang dan kemurahan hatinya. Rela menjaga dan merawatnya bersama anak-anak panti lainnya.
"Kak Dhera, di luar ada yang nungguin tuh," ujar salah satu adik perempuan di panti asuhan tempat ia tinggal.
Memang di usianya yang sudah mencapai kepala dua, Adhera tetap memilih untuk tinggal di panti. Bukan untuk menambah beban melainkan untuk meringankan beban ibu Rasih—-ibu panti yang telah merawatnya.
Adhera berjalan mendekati gadis kecil itu kemudian berjongkok di depannya. "Siapa, Sayang?"
"Gak tahu, Kak," jawab gadis itu dengan cengiran lebar.
Adhera selalu merasa senang ketika melihat kepolosan yang di tunjukan gadis kecil di hadapannya ini. Asilla Amira Sahida. Gadis kecil berumur sepuluh tahun itu memiliki kisah hidup yang hampir sama dengannya. Ditelantarkan oleh orang tuanya saat ia berumur dua tahun setengah. Dan Adhera yang baru berusia tujuh belas tahun itu harus kembali melihat seorang gadis yang bernasib sama dengan dirinya.
Entah apa maksud dari orang tua mereka, sehingga mereka tega menelantarkan anaknya yang sama sekali belum mengerti tentang kerasnya kehidupan di dunia. Tapi Adhera percaya, Tuhan selalu bersama mereka. Ia yakin bahwa jika ia tak keluar dari jalurnya, maka Tuhan pun tak akan meninggalkannya di saat ia tersesat.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Adhera
Romance#Romance-Spiritual Adhera kira menumpukan hati pada selain dari Rabbnya bisa membawanya lebih dekat padaNya. Dia yang hidup jahil, pada akhirnya menemukan hidayah terindahnya melalui seorang pria bernama Arsyamil. Ia labuhkan hati, pengabdian serta...