Sebentar lagi pukul 00:00. Sepanjang perjalanan aku hanya diam tidak berkata satu katapun. Aku berperang dengan fikiran-fikiranku. Beberapa menit kemudian, kami sampai di rumah tepat lima menit lagi.
"Maaf jika membuatmu kesal." kulihat wajahnya. Ada sebuah penyesalan disana.
Aku masih diam dan membeku di pinggir kasurku. Ia menghampiriku dan duduk disebelahku, "Terkadang seseorang bisa berubah bahkan dalam waktu sekejap."
"Apa maksudmu?" tanya Rai. Sepertinya ia tidak mengerti maksud ucapanku.
"Lupakanlah" kataku yang bukan merupakan jawaban pertanyaannya.
"Baiklah. Aku kembali dulu ya ke Luckedonia. Jangan rindukan aku" pamitnya. Sekejap kemudian sosoknya hilang. Saat kulihat jam 12 tepat pada layar ponselku.
Aku menutup jendela kamar. Lalu berbaring di kasur empukku. Aku kembali mengingat apa yang telah terjadi. Berawal dari keisenganku untuk baca webtoon. Namun, aku tidak menyangka bahwa dia benar-benar nyata. Apakah ada diluar sana yang mengalami hal serupa aku?
***
Hari berganti hari. Seminggu sudah aku tidak membaca webtoon karena rutinitasku yang padat. Selain mengurus skripsi, aku juga sedang mempersiapkan acara-acara kegiatan salah satu organisasi di kampusku.
Aku ada di ruang BEM. Sebagai anggota BEM, aktivitasku sangat padat. Sengaja memang. Lebih baik seperti itu kan? Lebih baik menyibukkan diri dibanding dengan merindukan seseorang yang bahkan sama sekali tidak memikirkan kita. Caca menepuk pundakku karena aku tidak menyadari keberadaannya di sebelahku. Aku terlalu sibuk dengan notebook yang ada di pangkuanku. Selesai rapat, beginilah yang kulakukan. Mengevaluasi hasil rapat sebagai tanggung jawabku.
"Kau? Ngapain kesini?" tanyaku tak acuh. Pandanganku masih fokus pada layar notebookku. Sambil sesekali mengetik jika menurutku masih ada kata yang tidak cocok.
"Cih. Kamu ini sibuk mulu. Antara sibuk atau kamu memang lagi proses move on dari mantanmu itu?" desisnya disambung dengan pertanyaannya yang menyebalkan.
Aku menghela nafas kasar, "Aku sibuk. Toh aku sudah move on sejak lama. Sudahlah. Aku tidak ingin membahasnya lagi."
Dia terkikik pelan setelah aku berkata demikian. Dia mengalungkan tangan kirinya pada leherku. Merangkulku. "Yakin kamu sudah move on? Tiap hari kan juga ketemu dia Hohou."
"Argh! Sudahlah aku lapar. Kamu harus traktir aku karena sudah membuatku kesal" seruku padanya. Dia tampak terkejut dan menarik lengannya.
Dia nyengir. Nyengir kuda. Persis seperti itu. Aku menutup notebookku dan menaruhnya dalam tas. "Kuotaku habis lagi, huh" keluhnya.
Sabodo teuing, batinku. "Terus kenapa?"
Dia nyengir lagi, "Laras baik deh."
Jika ia sudah merayu seperti itu, aku tau maksud perkataannya. "Bentar ku ambilkan ponselku." aku merogoh dalam tasku mencari benda kotak berlogo Apple itu.
"Nih" kuserahkan ponselku padanya. Ia menyambutnya girang. Terlihat dari ekspresinya saat meraih ponselku. Entah apa yang ia lakukan. Sedangkan aku membuka buku sambil menunggu ia selesai memanfaatkan ponselku.
Hingga malam ini, aku merasa suntuk karena proposal acara yang menumpuk. Jam 22.30. Mataku lelah sekali berjam-jam menatap layar komputer.
Rai. Apa kabar dia di Luckedonia? Ah pasti masih mencari Lascrea, desahku.
Namun tiba-tiba ada suara ketukan dari balkon kamarku. Tepatnya seseorang mengetuk jendela kamarku. Apa jangan-jangan itu Rai? Tapi bukankah ia muncul hanya disaat aku membaca webtoon? Lalu siapa yang malam-malam begini mengetuk jendela kamarku?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Rai (Noblesse)/ HIATUS
FanfictionCadis Etrama di Raizel merupakan tokoh fiktif utama komik Noblesse di Webtoon. Yaaa, awalnya memang begitu. Cadia Etrama di Raizel hanya tokoh fiktif. Namun berubah saat Cadis Etrama Di Raizel benar-benar ada di hadapanku. Hal ini bermula saat...