Rutinitasku kini bertambah. Setiap hari selalu membaca komik Noblesse. Aku tidak tau, mengapa aku mulai suka saat Rai muncul di hadapanku. Dan aku merasa kehilangan ketika Rai menghilang. Uuuuh, rasa apa ini?
Aku bergegas berangkat kuliah. Namun di ruang tamu, aku di kagetkan oleh kehadiran Rai yang sedang mengobrol dengan nenekku. Sejak kapan dia disini? Dan untuk apa bertemu dengan nenek? Pakaiannya stylish sekali. Membawa tas. Seperti mahasiswa-mahasiswa umumnya. Dia kan belom tes masuk universitas.
"Loh Aizel? Ngapain kesini?" tanyaku saat tiba di ruang tamu. Mencium tangan nenekku untuk berpamitan.
Rai berdiri ketika melihat dan ikut mencium tangan nenekku. "Yaudah oma, saya kuliah dulu ya. Ayuk, La...ras" pamitnya pada nenekku. Aku diam di tempat. Dia mengingat namaku? Aku tidak percaya apa yang kulihat ini. Ia menarik pergelangan tanganku. Membuatku tertarik mengikuti langkah kakinya.
Dan aku masih tidak percaya saat melihat sebuah mobil—selain mobilku— terparkir di halaman rumahku.
*mobil Lamborghini Avendator
Rai membukakan pintu mobilnya dan aku masuk ke dalamnya disusul dia. Aku tidak percaya. Bagaimana Rai bisa berubah dalam waktu semalaman? Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.
"Pasti kau bingung, kan, bagaimana aku bisa berubah seperti ini?" tanyanya sambil menghidupkan mesin mobil yang hampir tidak ada suaranya. Hanya sedikit getaran yang terasa dari mesin mobil tersebut.
Aku hanya memandangnya bingung. Dia sudah tau apa yang kufikirkan. Dia juga memandangku dengan percaya dirinya, "Ini semua diurus Frankenstein."
Aku mengangguk mengerti lalu mengalihkan pandanganku ke depan. Dia mulai menjalankan mobilnya sedangkan aku masih diam seribu bahasa. Bingung ingin bertanya apa. Oh iyaa, bukankah dia butuh kartu tanda penduduk jika ingin tinggal disini? Dan beberapa dokumen penting jika ingin kuliah.
"Tenang saja, semua itu sudah diurus Frankenstein." ucapnya yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang ada di fikiranku.
Aku mulai memandangnya yang sedang menyetir sambil sesekali tersenyum, "Kamu mau masuk kuliah hari ini? Tes masuk universitas, kan, belum dilaksanakan" tanyaku memastikan. Dia sudah memakai tas punggung layaknya mahasiswa.
Dia menggeleng, "Gak. Aku hanya berlaga saja. Aku kan mengaku sebagai teman kuliahmu pada nenekmu. Agar Beliau percaya, yaa sekalian saja aku beli tas, buku tulis, serta alat tulisnya."
"Lalu untuk apa mobil mewah begini? Kan kita bisa naik busway aja." kilahku. Lagian aku sudah biasa kok naik transportasi umum. Hampir saja aku mengalami kejadian tidak mengenakan. Itupun baru sekali.
Dia tersenyum padaku sebentar lalu kembali mengedarkan pandangannya pada jalanan, "Untuk anter-jemput kamu. Lagian ini bukan mobil biasa. Mobil ini didesain Frankenstein khusus untukku. Kamu mau kita terbang dengan mobil ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Need Rai (Noblesse)/ HIATUS
FanfictionCadis Etrama di Raizel merupakan tokoh fiktif utama komik Noblesse di Webtoon. Yaaa, awalnya memang begitu. Cadia Etrama di Raizel hanya tokoh fiktif. Namun berubah saat Cadis Etrama Di Raizel benar-benar ada di hadapanku. Hal ini bermula saat...