JUN - 미안해

5.2K 510 17
                                    

Jun hanya dapat memegang kepalanya frustasi melihat kedua anak kembarnya bertengkar setiap saat, hanya karena sebuah sendok saja mereka bisa bertengkar. Jun tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan pertengkaran kedua anaknya semakin jadi.

"Ya! STOP!" Teriak Jun pada akhirnya, membuat anaknya diam dan melihat ke arahnya.

"Hwarin yang memulainya duluan ayah."

"Aku? Enak saja, Hwaseo ayah bukan aku."

"Diam!" Hwarin maupun Hwaseo tertunduk mendengar teriakkan ayahnya, mereka diam seribu kata.

"Kemarikan sendok dan pudding yang kalian pegang," perintah Jun, tanpa banyak bicara Hwarin dan Hwaseo memberikan sendok dan pudding yang diminta ayahnya.

"Ayah tidak akan memberikan ini sampai kalian bermaafan. Cepat bersiap sepuluh menit lagi kita berangkat ke kelas ballet, cepat atau ibu akan marah pada kalian."

Hwarin dan Hwaseo berlari ke kamar mereka untuk bersiap, mendengar kalimat 'ibu akan marah' mereka pasti akan ketakutan padahal belum tentu ibunya itu akan marah.

*
*
*

Lagi-lagi Jun dibuat frustasi karena anak-anaknya yang lagi-lagi bertengkar, tanpa berbicara apapun Jun langsung menggendong kedua anaknya itu sekaligus dan memasukkannya ke dalam jok belakang mobil sedan miliknya, terkesan seperti penculik tapi apa peduli daripada anak-anaknya telat hanya karena berebut untuk duduk di jok depan. Jun duduk di balik kemudi dan melajukan mobilnya perlahan meninggalkan halaman rumahnya.

"Pakai sabuk pengaman kalian."

"Huh, tidak mau, aku maunya duduk di samping ayah," ucap Hwaseo dengan wajah kesalnya.

"Baiklah kalau begitu ayah tidak mau mengantarkan kalian ke kelas ballet dan ibu akan marah besar pada kalian. Oh ya, ayah juga yakin masalah pudding tadi kalian belum saling bermaafan, kan?" Jun memberhentikan mobilnya.
Hwarin dan Hwaseo hanya memasang wajah kesal keduanya menatap ke luar jendela.

"Ayah marah pada kalian, kita akan pulang ke rumah, ayah benar-benar tidak mau mengantar kalian ke kelas ballet, biar saja kalian dimarahi ibu, ayah tidak peduli."

"AYAH!" Seru Hwarin dan Hwaseo bersamaan, mereka mencegah Jun yang ingin memutar balikan mobilnya.

"Baiklah, aku minta maaf," ucap Hwarin sambil mengulurkan tangannya ke Hwaseo.

"Aku juga minta maaf." Hwaseo membalas uluran tangan Hwarin, selanjutnya mereka berpelukan. Tapi Jun yakin tidak akan lama mereka akan bertengkar lagi.

"Ayah antarkan kita ke kelas ballet, please, kita tidak mau dimarahi ibu."

"Kembalikan pudding kita juga yang tadi ayah ambil."

"Yaa, tapi janji jangan bertengkar lagi, sehari saja, ayah pusing melihat kalian bertengkar."

"Baik ayah." Jun kembalikan menjalankan mobilnya menuju kelas ballet Hwarin dan Hwaseo setelah sebelumnya memerintahkan mereka memakai sabuk pengaman, sebenarnya mereka sudah telat lima belas menit.

*
*
*

Sambil menunggu Hwarin dan Hwaseo selesai mengikuti kelas ballet Jun pergi ke ruang dance yang dulu sangat sering ia kunjungi, ia menyalakan musik dan menggerakan badannya sesuai alunan musik. Tidak selentur dulu sekarang gerakkannya terkesan lebih kaku, mungkin karena sudah lama Jun tidak menari.

Pintu ruangan penuh kaca itu terbuka membuat Jun terkejut, ia memicingkan matanya untuk memastikan siapa yang datang.

"Xiao," gumamnya pelan.

[SEVENTEEN FANFICTION] DADDY - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang