WONWOO - BOY(GIRL)FRIEND

11.8K 980 42
                                    

"Hahh, akhirnya selesai juga. Jam berapa sekarang?"

"Sembilan lewat lima belas menit."

"Mwo?!"

Sungguh, aku tidak sadar sudah pukul sembilan lewat lima belas menit. Mungkin karena aku terlalu serius mengerjakan tugas, hahaha.

"Aku harus pulang sekarang, kalau tidak bisa-bisa ayahku marah," ucapku sambil memasukkan buku dan alat-alat tulis ke dalam tas ranselku.

"Perlu aku antar?"

"A-apa?"

"Aku akan mengantarkanmu sampai ke rumah, Jeon Jewon."

"Oh, tidak usah, aku bisa naik bus, halte dekat dari sini kan, Saeyoo?"

"Halte bus sangat jauh dari rumahku."

"Tidak apa-apa, aku bisa jalan kaki sampai ke halte."

Aku bersiap menggendong tas ranselku dan berdiri. Tapi laki-laki di sisi kananku menahan tanganku, ia bersikeras ingin mengantarkanku pulang.

"Baiklah," jawabku akhirnya.

"Tapi hanya sampai depan pintu masuk komplekku saja ya, jangan sampai rumah," sambungku.

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa."

*
*
*
*
*

"Aku sudah dua kali ke rumahmu, tapi aku belum pernah bertemu ayahmu, apa ayahmu orang sibuk?"

"Tentu saja, dia orang yang sangat sibuk, menurutku. Karena dia baru sampai di rumah pukul sembilan malam."

"Maka itu cepatlah sedikit, ayahku bisa marah kalau sampai rumah aku tidak ada."

"Baiklah pegangan yang erat."

BROOM... BROOM...

"YA LEE JENO KAU MAU MENGHILANGKAN NYAWAKU?!"

NGITTT...

JEDUK...

Ugh, helm yang aku pakai menubruk helm Jeno, beruntung aku pakai helm, kalau tidak mungkin aku mencium helm Jeno.

"Aish, kucing sialan!"

"Ah! Apa kubilang pelan..."

"Maaf, maaf."

"Won."

"Apa?"

"Aku heran denganmu, kau itu cantik, rajin, pintar, populer..."

"Aku sudah tau apa yang ingin kau tanyakan. Kau mau tau alasan kenapa aku tidak pernah memiliki seorang kekasih? Karena ayahku tidak membolehkanku memiliki seorang kekasih."

"Tapi kalau memiliki seorang calon kekasih boleh, kan?"

"Maksudmu?"

"Tidak ada, turunlah, sudah sampai rumahmu."

"Hah? Rumahku?" Jeno mengangguk.

Apa? Rumahku?

"Ya! Kenapa kau mengantarku sampai ke rumahku?" tanyaku dengan suara berbisik sambil turun dari motor Jeno. Yang ditanya hanya senyum-senyum tidak jelas.

Rumahku memang tidak dipagar, hanya barisan tanaman setinggi pinggang orang dewasa yang membentuk seperti pagar. Karena ayah suka sekali dengan tanaman maka ia membuat itu dan tidak mau memasang pagar besi.

"Yaa, jawab aku Je... Ukh!" Jeno menyentil dahiku, menyebalkan.

"Kau tidak lihat? Di ujung jalan tadi ada laki-laki yang kelihatannya tidak benar berkumpul. Masa aku tega membiarkanmu berjalan sendiri melewati sekumpulan laki-laki itu. Kalau terjadi apa-apa siapa yang akan bertanggung jawab? Aku. Aku yang mengantarmu pulang."

[SEVENTEEN FANFICTION] DADDY - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang