04

419 79 67
                                    


Takdir manusia sudah diciptakan sedemikian rupa oleh sang pencipta. Scenario kehidupan yang tidak dapat diprediksi oleh manusia itu. Terkadang takdir yang dipercaya oleh manusia, bukan takdir yang sepenuhnya direncanakan oleh sang pencipta. Karena manusia hanya bisa menerka-nerka, tanpa mengetahui scenario asli yang telah diciptakan untuknya.

^v^v^v^


--- enjoy & vomment :) ---



"Hyung, sampai kapan kita akan diam disini?" tanya pria imut kepada pria yang duduk dihadapannya. Sedang melamun kearah luar jendela.


"Hyung" ucapnya lagi karena pria itu masih tak bergeming

"Eoh.. Jimin-ah wae? Kau ingin pergi?"

"Ani.. hyung, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Eoh? Ani, aku tidak memikirkan apa-apa"

"Jangan bohong! Kau tidak bisa berbohong padaku hyung. Apakah kau-- memikirkan Junghee?"

Pria itu terdiam, berpikir kalimat apa yang bagus untuk dikatakan sebagai alasannya pada pria imut yang sangat setia menemaninya selama ini, mengorbankan kehidupan aslinya hanya untuk berpetualang tanpa arah yang jelas dengannya.


"Hyung, tinggal jawab ya atau tidak. Kau tak perlu mencari-cari alasan untukku"

Jimin, pria imut dengan senyuman bak malaikatnya. Oh ia sungguh seorang malaikat. Bahkan sifatnya yang sangat pengertian itu seakan-akan ia dapat membaca hati dan pikiran manusia. Atau memang benar?


"Mian Jimin-ah.."

"Tak apa hyung. Kita akan terus mencarinya"




"Yoongi--- hyung?"


Jimin dan pria dihadapannya itu mengarahkan pandangan pada pintu cafe yang baru saja terbuka. Menampilkan seorang pria tampan berambut coklat tua yang terlihat terkejut melihat keberadaan mereka. Jimin dan pria dihadapannya saling menatap, sedikit heran dengan keberadaan pria di pintu itu.



"Astagaa! Apa yang kalian lakukan disini?" ucap pria tersebut spontan

"Apa? Apa maksudmu? Apakah kau mengenal kami?" balas pria yang terduduk--- yang dipanggil dengan sebutan Yoongi tadi itu heran


Seketika pria berambut coklat tua itu terdiam. Ya, ia sudah salah bicara. Hanya karena ia terkejut melihat kehadiran seorang Yoongi di dunia ini ia hampir lupa diri.


"Ah mian.. Sepertinya aku salah orang" ucap pria itu mencoba untuk beranjak pergi menjauh

"Tunggu" langkah pria itupun terhenti ketika suara Yoongi menghentikannya. "Kau mengenal diriku? Namaku? Siapa kau?"


Pria berambut coklat itu diam, ia berpikir untuk menjawab apa pada pertanyaan Yoongi barusan. Apakah ia akan memberitahukan dirinya?


"Bicaralah, tak perlu berbohong" dan seketika pria itu kembali tersadar, ahh.. Ia lupa jika Yoongi bersama dengan seorang Jimin.


Pria itu menghembuskan nafasnya sejenak sebelum berucap


"Baiklah, kau cukup tau namaku, Taehyung. Dan kau tak perlu mengingat ataupun berpikir tentangku. Aku permisi" ucap pria berambut coklat tua--- Taehyung menuju kearah kasir, memesan dua gelas minuman dan langsung bergegas pergi.


Yoongi dan juga Jimin masih diam dengan tatapan bingung mereka melihat kepergian Taehyung.


"Taehyung? Apakah kau mengenal nama itu Jimin-ah?" tanya yoongi

"Hmm.. Ani hyung, tapi pria itu tidak berbohong dan mengada-ada"

"Hahh.. Entahlah" dan Yoongi kembali dalam aktivitasnya, melamun menatap pemandangan ramai orang lalu-lalang dan juga beberapa kendaraan yang melintas. Pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, sebelum ia melangkahkan kaki disini.




Taehyung berjalan dengan langkah yang dipercepat. Sedikit mengutuk dirinya atas kejadian yang baru saja terjadi. Bagaimana ia bisa mengungkapkan identitasnya kepada Yoongi? Oh tentu saja ia terpaksa karena ada seorang Jimin disana, ia takkan bisa berbohong. Dan ia berpikir bahwa pengorbanan yang telah ia lakukan akan sia-sia nantinya.



'Kita bertemu lagi Yoongi hyung, tapi kuharap kita takkan terlilit oleh takdir yang sama seperti dulu. Karena aku tak ingin takdir menyakitkan itu terulang lagi, untukku, untukmu, dan juga terutama untuknya'

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

That Damn Fate! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang