09

225 47 18
                                    


Apa kata yang bisa menyamakan arti 'keras kepala'? Hmm.. Egois? Kurasa ada sedikit kesamaan di dua kata tersebut, benarkah? Karena orang yang egois pasti akan sangat keras kepala untuk mencapai tujuannya itu, dan terkadang tanpa ia mau memahami perasaan orang-orang disekitarnya.

^v^v^v^


--- enjoy & vomment :) ---



"Hyung.. Aku hanya penasaran, eumm.. Apakah kau masih mengingat jelas bagaimana wajah Junghee? Eumm.. Maksudku--- akankah lebih mudah jika--"

"Maafkan aku Jim"


Sunyi, hanya suara dentingan jarum jam yang menghiasi suasana di ruang tengah itu. Yoongi terdiam, ia menghentikan sejenak acara menyembuhkan kaki pria imutnya itu. Beralih menatap ke netra sang saudara. Jimin melihat jelas raut sendu dari pria dihadapannya itu. Ya, tanpa berbicara lanjut, Jimin dapat memahami arti tatapan itu


"Tak apa hyung, kita pasti bisa menemukannya"

Yoongi sebenarnya juga frustasi dengan dirinya sendiri. Bagaimana ia tidak bisa mengingat dengan jelas wajah sang gadis? Seakan ingatannya akan gadis itu terhapus, hanya menyisakan sebuah nama yang dapat diingatnya



Cklek


"Hai hyung"

Kegiatan Yoongi dan Jimin terhenti. Mereka menolehkan pandangannya ke arah pintu, dan seketika mata mereka membulat sempurna menyadari kehadiran sosok pria yang menyapa mereka dengan senyuman gigi kelinci andalannya.


"Jung- Jungkook?" , "Jungkook-- bagaimana bisa?" ucap Yoongi dan Jimin berbarengan


"Bagaimana kabar kalian hyung? Aku kesini hanya mengkhawatirkan kalian. Tenang saja, bunda tidak mengetahui kepergianku"

Jungkook menghampiri kedua pria yang sudah 4 tahun tidak ia lihat itu, raut rindu sangat terlihat jelas, bahkan tatapan Yoongi dan Jimin pun demikian. Terpisah karena takdir, dan mereka sangat bahagia dapat melihat satu sama lainnya


"Kami baik-baik saja Jungkook-ah, bagaimana keadaan disana?" ucap Jimin seraya memeluk pria yang lebih tinggi darinya itu

"Ahh.. Aku sangat merindukan kalian..." Jungkook membalas pelukannya dengan sangat erat untuk beberapa detik, hanya untuk merasakan dekapan hangat dari pria imut yang dulu sering membimbingnya. Dan setelahnya, ia beralih kearah pria yang sangat ia hormati, memeluknya juga tak kalah erat.

"Keadaan disana baik. Mungkin karena iblis-iblis itu sudah tidak mengacau lagi. Hoseok hyung sangat bisa diandalkan memimpin. Tapi tetap saja, bunda masih bersikeras untuk Yoongi hyung kembali"

"Aku takkan kembali"

Ucapan mantap seorang Yoongi membuat dua pria lain merubah raut wajah mereka menjadi sendu. Ya, Jimin dan juga Jungkook mengerti apa yang dirasakan dan apa yang telah dilalui oleh Yoongi sehingga ia dapat berkata demikian.

"Aku tau hyung.. Aku kesini bukan untuk membujuk atau memaksamu kembali. Sungguh, aku hanya merindukan kalian. Begitu juga Hoseok hyung"

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

.

.

.

"Bunda! Apa yang telah kau katakan pada Junghee?!" ucap seorang pria dengan nada sedikit tinggi memasuki ruangan dengan tatapan tajamnya.

"Kau? Berani berbicara tak sopan denganku?"

Pria itu hanya menatap tajam wanita yang duduk santai di kursi nyamannya. Ia tak percaya bahwa wanita dihadapannya benar-benar akan menyakiti perasaan gadis yang sangat disayanginya itu

"Katakan apa yang telah bunda lakukan pada Junghee?!"

"Cih! Aku hanya menyadarkan gadis bodoh itu untuk tau tempat!"

"Bundaaa!"

"Taehyung! Kau berani berteriak padaku?!"

Pria itu terdiam geram. Oh ayolah! Jika wanita dihadapannya bukan wanita yang berkuasa dan terlebih bukan bundanya sendiri.

"Kenapa kau tega melakukan itu bunda?" ucap Taehyung dengan nada yang sedikit melembut

"Kau tau jelas alasannya Taehyung. Mau kau ataupun Yoongi aku takkan terima. Terlebih Yoongi akan menggantikanku kelak"


"Aku tidak bersedia bunda"

Taehyung dan wanita itu terkejut dengan kehadiran sosok lain yang berada di pintu. Terdiam dengan tatapan datarnya

"Apa maksudmu Yoongi?"

"Aku tak bersedia untuk meneruskanmu, bunda" Yoongi berjalan masuk, masih dengan tatapan datar. Tatapan yang sedingin es yang mungkin bisa membuat beku manusia yang menatapnya.

"Kau anak pertamaku! Dan kau harus meneruskan tahta ini Yoongi-ya. Jangan besikap bodoh!"

"Kau lebih tau Hoseok memiliki kemampuan lebih dariku, bunda. Aku tidak tertarik! Biarkan saja Hoseok yang mengambil alih. Aku hanya ingin hidup normal dengan gadis yang kucintai"

"Kau tidak bisa seperti ini Yoongi-ya, gadis itu hanya akan menjadi kelemahanmu dimata iblis-iblis yang mengincar tahtamu!"

"Aku bisa menjaganya"

"Tidak! Kau takkan bisa. Karena bunda takkan pernah membiarkan kau tersakiti jika dengannya!"

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

That Damn Fate! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang