10

215 48 17
                                    


Kau tau apa yang lebih menyakitkan daripada kata 'kematian'? Yaitu kata 'perpisahan'. Bukankah sebagian manusia lebih memilih untuk mati dibandingkan harus berpisah dengan belahan jiwanya? Tapi sungguh. Kau akan terlihat sangat bodoh jika memilih kematian sebagai jalanmu dibandingkan berjuang untuk menjemput takdirmu sendiri!

^v^v^v^


--- enjoy & vomment :) ---



"Hyung.. Kau belum tidur?"


Jimin memasuki kamar Yoongi perlahan. Dilihatnya pria itu sedang menatap langit-langit kamarnya. Jimin pun duduk di sebelah pria itu.

Setelah Jungkook datang dan sedikit memberi semangat lebih untuk mereka, berkata bahwa semua akan berjalan baik-baik saja. Hanya itu yang dikatakan olehnya, berkata layaknya yang paling dewasa padahal kenyataan ia yang paling muda. Setelahnya ia pun pergi, tak ingin ketahuan oleh bunda jika pergi terlalu lama katanya.


"Jim.. Aku tak tau, adegan demi adegan terasa berputar di pikiranku, aku yang berdebat dengan bunda diruangannya, dan ada pria lain disana. Tapi mengapa wajahnya tak dapat kuingat jelas? Dan juga--- kejadian menyakitkan itu--"

"Hyung.."

Jimin terdiam, ia bingung harus bagaimana untuk menenangkan pria disampingnya. Ia tau kejadian menyakitkan yang dimaksud, tapi pria yang juga berdebat dengan bunda? Ia tak tau. Jungkook kah? Tidak, anak manis itu bukan orang yang mau berdebat. Hoseok hyung kah? Rasanya mustahil. Tapi kenapa ia merasa ada satu yang terlupakan?

"Bagaimana bisa memori itu berputar terus, tapi aku tidak bisa mengingat dengan jelas wajah mereka? pria itu dan juga Junghee? kenapa aku tak bisa mengingat wajahnya Jimin-ah" Yoongi masih terus mencurahkan kegundahannya, menatap langit-langit kamarnya

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

.

.

.

"Selamat tinggal pangeran"


"Andwaaeeeee!!! Junghee!!!!"



"Hahahahahaha"


Pria itu terduduk lemas, dirinya terpuruk. Siapa yang tidak akan jatuh jika kehilangan orang yang sangat dicintainya? Terlebih didepan matanya sendiri.


"Inilah akhirmu pangeran Yoongi? Hahahaha. Matilah! Karena kuyakin kau takkan bisa hidup tanpa gadis bodoh itu. Hahahaha"



"Hyung!! Sialan kau Jin! Apa yang telah kau lakukan?!" Jimin baru tiba di lokasi tersebut. Melihat Yoongi yang berlutut tak berdaya masih dikelilingi para pengawal. Sedangkan di pinggir tebing, iblis itu tertawa kemenangan

"Selamat tinggal.. Kunantikan kabar lenyapmu Yoongi. Hahaha" dan iblis itu pun lenyap seketika


"Hyung..." Jimin menghampiri Yoongi, mencoba untuk menenangkannya, tapi reaksi Yoongi sangat menampar Jimin ke hatinya. Perih, itu yang dirasakan Jimin ketika melihat seberapa hancur pria dihadapannya




"BUNUH SAJA AKU!!!! BUNUH AKU!!!!"






Setelah kejadian itu, Yoongi tak mau beranjak dari kamarnya, lebih tepatnya ia dikurung. Ya, karena telah banyak percobaan untuk bunuh diri yang dilakukannya. Hingga kini, ia berada di sebuah ruangan tanpa ada peralatan apapun yang bisa membahayakannya. Kecuali kasur untuknya tidur.



Cklek



"Hyung.."

Yoongi masih acuh pada seorang pria yang memasuki kamarnya. Ia terus menatap kosong kearah depan. Frustasi


"Hyung.. Sudahlah, jangan terus-menerus menyakiti dirimu seperti ini"


Tak bergeming, pria yang baru saja masuk itu hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.


"Hyung.. Ah, baiklah. Kau mau kuberitahu sesuatu?" dan perkataannya barusan berhasil membuat Yoongi mengalihkan perhatiannya menatap yang berbicara.


"Berjanjilah, kau akan mengakhiri kebodohanmu ini. Oh ayolah hyung! Kau lebih baik berjuang dibandingkan berusaha untuk mati tak jelas seperti ini!"

"Kau tau apa Jungkook-ah? Ini sangat menyiksaku! Aku-- Aku tak bisa kehilangan Junghee, lebih baik aku mati" dan pria rapuh itu kembali meneteskan air matanya, bahkan Ia kini sudah terisak

"Aku tau hyung.. Bahkan aku tau semuanya---"

"--- Eumm.. Hanya ini yang bisa kukatakan padamu. Hyung, Junghee-- dia masih hidup hyung, dia selamat. Tapi tidak disini."

Yoongi membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang barusaja ia dengar. Seakan aliran listrik mengalir dalam tubuhnya, membuat ia ingin segera berlari untuk menghampiri gadisnya itu, kemanapun.


"Aku percaya padamu. Berjuanglah" dan Jungkook pun meninggalkan Yoongi yang masih terpaku. Hingga kemudian, Jimin datang menghampiri pria tanpa arah itu, menawarkan bantuan untuk menemaninya kemanapun ia pergi untuk mencari takdir yang diyakininya.

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

That Damn Fate! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang