01

1.1K 115 55
                                    


Jika kau menganggap bahwa takdirmu terlalu buruk untuk menjadi takdir seorang manusia. Lantas apa yang bisa kau lakukan? Karena kau bukanlah sang pencipta yang mampu menentukan takdir manusia. Kau layaknya boneka yang digerakkan untuk memainkan sebuah cerita di dunia. Karena...

Every life's a movie

We got different stars and stories

We got different nights and mornings

Our scenarios ain't just boring

BTS : Reflection

^v^v^v^


--- enjoy & vomment :) ---  



Angin berhembus sedikit kencang di atap sebuah apartemen yang menjulang tinggi, pertanda akan adanya hujan yang ingin membasahi bumi. Namun hal itu tidak membuat gadis yang terduduk di salah satu bangku di taman kecil itu beranjak. Ia masih terdiam menatap langit yang sudah gelap. Ia pasrah jika air hujan akan membuat dirinya basah, ia tak peduli. Toh rumahnya hanya berada beberapa lantai dibawah atap ini.


"Hahh..." sang gadis hanya mendesah pasrah akan takdir hidupnya yang sulit


"Apa yang harus ku lakukan dengan hidup ini.." ucapnya lagi, masih menatap kearah langit yang sudah meneteskan titik-titik gerimisnya.

Suasana hatinya sedang kalut. Harus sampai kapan ia hidup tak berdaya seperti ini? Menjalani keseharian yang tidak begitu menyenangkan seperti remaja pada umumnya. Usia 22 tahun yang seharusnya menjadi masa indah bagi remaja pada umumnya, tapi tidak untuk gadis itu, ia hanya bisa menjalani harinya dengan bekerja, tak ada hal lain yang dapat dilakukannya. Kuliah? Oh bagaimana bisa ia berkuliah bahkan jati dirinya sendiri ia tak tahu.


"Hahh.. Nice weather for my mood" dan gadis itupun memejamkan matanya dengan wajah yang masih menghadap langit, menikmati titik-titik air yang jatuh membasahi wajahnya, dan bersamaan dengan air hujan yang mengaliri tiap lekuk wajahnya, ada air yang lain yang ikut mengalir--- air mata sang gadis.



Bruk


"Aish sial!"



Ketenangan sang gadis sedikit terusik ketika ia menyadari bahwa tak hanya dirinya yang berada di tempat itu. Sang gadis pun menolehkan kepalanya. Matanya membulat seketika melihat sosok pria dengan tampilan yang---

Sangat berantakan,


Baju robek, dan---


Banyak noda darah yang menempel


Sang gadis semakin diam terpaku ketika pria itu menyadari ada yang memperhatikannya. Menatap sang gadis dengan tatapan yang---

Sangat tajam,


Dingin, dan---


Tampan


Ya, meskipun diwajah pria itu banyak sekali luka, tapi ketampanannya masih terlihat dengan jelas



"Hei kau" ucap sang pria mendekati gadis yang masih sedikit terdiam dengan keberadaannya

"Ne?"

"Kau tau dimana ini?"

"Ne???" gadis itu melongo bingung. Tentu saja! Bagaimana bisa pria itu bertanya dimana mereka padahal ia berada di atap sebuah apartemen. Apakah ia tersesat? Bagaimana bisa? Pikir gadis itu


"Ini-- dimana tempat ini?" tanya pria itu lagi ketika gadis yang ditanya masih terdiam.

"I-ini--- di Gangnam"

"Ahh Gangnam. Sepertinya aku kabur terlalu jauh. Gomawo" ucap pria itu ingin beranjak, tapi ia membalikkan kembali badannya kearah sang gadis.


"Kau.. Jangan terlalu lama disini, cepatlah pulang sebelum nanti kau sakit. Oiya, dan jangan terlalu sering menangis disaat hujan. Itu tidak terlalu baik meskipun menyenangkan---"


"----Junghee-ya" pria itu pun beranjak dan segera menghilang dibalik pintu.



Gadis itu semakin membulatkan matanya. Apa itu tadi? Bagaimana bisa pria tadi mengetahui namanya? Apakah mereka saling mengenal? Tidak. Junghee sama sekali tidak mengenal pria yang tiba-tiba datang dan pergi itu. Dan apakah pria tadi benar-benar manusia? Kenapa ia tampak baik-baik saja? Bahkan sangat baik padahal kondisi tubuhnya sangat berantakan.


"Siapa pria tadi itu?"

¤♥¤♥¤♥¤♥¤

That Damn Fate! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang