14

102 4 0
                                    

Author POV

Setelah Vino membaca surat dari Alisa, Vino segera berlari turun tangga untuk mengejar mobil yang membawa Alisa pergi dan dia tahu bahwa mustahil untuk menemukannya. Tapi setelah mengingat-ingat lagi ciri-ciri mobil itu Vino tersadar satu hal bahwa mobil yang membawa Alisa pergi bukanlah mobil pribadi seseorang tapi mobil Terminal yang menjemput penumpang dari rumah ke rumah untuk membawa ke suatu tujuan dan setelah itu akan kembali lagi ke terminal dan berangkat.
Vino akhirnya segera mengambil motor dan segera melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju terminal, berharap bahwa pujaan hatinya masih ada disana. Dan setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit akhirnya vino sampai di terminal dan ia sama sekali tak melihat satupun mobil yang sama dengan mobil yang membawa kekasih hatinya pergi.
Ia sangat menyesal karena tadi dia tidak bertanya pada Alisa ingin pergi kemana. Dia tidak menyangka bahwa Alisa bisa senekat ini pergi dengan membawa buah cinta mereka.
Vino benar-benar khawatir saat ini dan yang lebih mengkhawatirkan lagi karena ia lupa menyimpan surat Alisa baik-baik. Dia baru ingat kalau dia meninggalkan surat itu di lantai dan langsung pergi.
Vino menyalakan kembali motornya untuk kembali kerumah.
***

"Vin..vin.. Lo di cariin sama tante di ruang makan. Ayoo makan Vin" teriak Alvon dari luar kamar.
"Kok gak ada jawabannya yah?" bathin Alvon
Akhirnya Alvon memutuskan masuk ke kamar dan tidak mendapati kakak nya, saat ingin melangkah keluar ia melihat ada kertas dan amplop yang ada di lantai dan dengan rasa penasaran akhirnya di bacalah surat itu dalam diam.
Setiap kata demi kata seakan menohok relung hatinya. Setiap kata demi kata seakan membuat hatinya hancur. Dan seketika itu juga kemarahan nya memuncak dan saat itu juga Vino tepat sampai di pintu kamar dan melihat adik kembar nya itu sudah memegang surat dari Alisa.

"Von. Gue bisa jelasin ini semua ke lo. Gue mohon lo jangan bilang siapa-siapa soal ini. Gue..gue juga gak nyangka kalau alisa bakal ninggalin gue padahal dia udah gue suruh untuk nunggu sebentar lagi" Jelas Vino panjang lebar
"Nunggu? Sebentar? Heeei Alvino, gue mau tanya lo bukan sebagai saudara kembar gue, gue mau tanya lo sebagai wali dari Alisa. Sekarang gue tanya waktu yang sebentar menurut lo itu gimana sih? Seminggu? Dua minggu? Dua bulan? Lo gila hah ?" Alvonso membentak Vino dengan lantang nya dan hampir melayangkan tinju nya tapi dia urungkan
"Gu...guee minta maaf. Gue gak punya keberanian buat bilang ke lo dan bonyok" Jelas vino dengan linangan air mata
"Vin.. Seharusnya lo tu gentle. Jadi waktu itu benar. Usia kandungan alisa sudah sebulan dan lo masih anteng-anteng aja ngejalanin hidup lo dan sementara dia sudah pontang panting dan berfikir keras untuk kehidupan dia dan anak nya kelak. Anak lo brengsek" Ucap Alvon menggebu-gebu dan Tepat saat itu juga tinju nya sudah mendarat di pipi Vino.
Vino langsung jatuh dan cuma bisa diam menyadari bahwa dia memang salah.
"Sekarang gue gak mau tahu lo harus pergi cari Alisa sampai ketemu. Kalau lo gak pergi cari Alisa gue bakal bilang sama bonyok kalau lo udah ngelakuin ini semua" ancam Alvon
"Please.. Gue.. Gue mohon.. Gue mohon.. Gue akan pergi cari Alisa tapi gue mohon lo jangan bilang ke siapa-siapa sampai gue berhasil nemuin Alisa" Ucap Vino sambil berlutut di hadapan Alvon dengan linangan air mata.

Malam itu juga Vino mengemasi barang2nya dan akan berangkat subuh untuk pergi ke rumah om dan tante Alisa yang ada di desa. Vino berniat akan mendatangi semuanya. Mungkin saja Alisa ada disana.

Alisa POV

Uhh capeknya.. Untuk sementara kita tinggal disini dulu yah nak" kataku sambil mengusap perutku

Aku sekrang tinggal di rumah keluarga ku, Vino tau tempat ini tapi aku yakin dia pasti gak punya fikiran sampai sini. Aku yakin itu.
Selama ini yang dia tahu aku akan selalu pergi ke rumah Om dan Tante aku yang ada di desa. Dan pastinya mereka juga gak akan berfikir kalau aku ada disini.
Kalau kalian mau tahu kenapa bs aku dsini, itu karena tante ku yang ada di kota sebelah sudah menitipkan rumah ini pada ku sejak setahun lalu jadi aku punya kunci rumah ini.
Aku sampai disini malam, aku kelamaan nunggu Vino pulang kampus tadi. Jadi yah gini, capek !!
Disini aku akan mulai usaha kecil-kecilan untuk kehidupan aku dan baby ku dan aku juga sudah memberi tahu orangtua ku bahwa aku tinggal disini dan mereka juga sudah tahu keadaanku.
Awalnya mereka marah besar padaku. Marahnya bukan karena aku hamil tapi karena aku memutuskan untuk tidak menuntut dan meronrong Vino untuk menikahiku.
Tapi ya sudahlah, aku tidak ingin mengingat nya dan mengenang nya lagi.
Aku sekrang ingin tidur..

Alvonso POV

Aku benar-benar bingung dengan perbuatan Vino. Bisa-bisanya dia ngamilin anak orang dan membiarkan dia pergi begitu saja. Hastagaaaahhhhh !!!
Aku pusing. Walaupun itu bukan aku, tapi yang ada di kandungan Alisa itu Ponakan aku.
Apa yang di alami alisa itu pasti berdampak pd kandungannya.
Bukan aku tdk peduli dengan Alisa tapi aku khawatir pada kandungannya.

Segini dulu yahh...

Tbc

ALVIANO DAFFA M.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang