Kadaluwarsa Hati

176 16 10
                                    

PERHATIAN!
Hati ini sudah melewati masa tenggang untuk menunggu sesuatu yang sengaja ingin pergi berlalu.

📌📌📌

"Nomor yang anda tuju, sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi."

Sudah ada kesepuluh kalinya suara operator seluler itu mengoceh terus dari ponselku. Dan sudah kesepuluh kalinya pula, aku mencoba menghubungimu, tapi tidak ada respon sama sekali.

Dari semalam, tak ada notifikasi pesan maupun panggilan darimu. Ponselku seperti tidak ada gunanya sekarang. Touchscreen nya saja sudah retak bergaris akibat sering ku lempar secara asal karena lelah menunggu kabar darimu.

Bahkan seminggu ini, kita jarang sekali berbicara, padahal kita masih satu atap sekolah. Kelasku dan kelasmu saja jaraknya hanya dua kelas. Tidak ada alasan untuk jarang bertemu.

Seandainya saja tidak ada cibiran ketika seorang laki-laki menangis karena wanitanya, mungkin dari kemarin sudah ada banyak tisu yang terbuang setelah menyeka air mata ini berhari-hari.

Tidak, aku tidak akan menangis. Aku masih menjunjung tinggi kodratku sebagai seorang laki-laki. Meski rasanya dada sudah sesak berkali-kali, namun jauh lebih baik menahan seperti ini.

📌📌📌

"Irene nya ada, Tante?" tanyaku setelah pintu sudah benar-benar dibuka.

"Ada kok, Cal. Yuk masuk!"

Aku melangkahkan kaki dan akhirnya melihat rambut hitam legam milikmu, kamu sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Cal, kalo bisa kamu jangan ganggu dia, kayaknya lagi sibuk banget deh." bisik wanita berkepala empat ini menasihatiku. Aku mengangguk mengerti. Lalu aku berjalan menghampirimu.

"Hai, Ren!" sapaku yang hanya dibalas anggukan singkatmu.

Aku duduk di sofa, di sampingmu. Daritadi aku memperhatikan wajahmu yang sedang serius itu. Bola matamu yang bulat sedang menatap layar laptop dipangkuanmu. Sepuluh jarimu juga ikut bertugas mengetik kata per kata disitu.

"Ren, aku bawain coklat sama beberapa snack. Dimakan ya?" kataku yang tidak dibalas anggukan apapun. Kamu masih fokus pada layar laptop itu.

"Ren, sori coklatnya ada kacang medenya. Abisan tadi stoknya kosong, jadi aku beli aja yang itu." jelasku.

"Ck! Kamu ngapain sih beliin aku coklat? Coklat tuh bikin aku malah ngantuk! Kamu gak liat projek OSIS ini numpuk?!" jelas sekali kamu tidak ingin diganggu. Amarahmu hampir saja memuncak. Aku lebih memilih diam.

Hari ini aku pulang dengan perasaan hambar. Rencanaku yang tadinya ingin mengajakmu keluar mencari angin, terpaksa ku batalkan. Melihat keadaanmu yang sangat sibuk mengurusi ini itu, jadi sangat tidak mungkin aku membawamu keluar sebentar. Mengajakmu berbicara saja, aku tidak berani.

📌📌📌

"De, Irene nya ada gak?" tanyaku pada Dea-teman kelasmu. Aku tak sengaja bertemu Dea sedang berdiri di depan kelasnya.

Dea melongok ke kelas. "Gak ada, Cal. Seinget gue tadi dia ke ruang OSIS."

"Daritadi?"

Dea mengangguk. "Ical! Ical! Lo mau kemana? Mau nyamperin Irene kesana, ya?"

Dea menghentikan langkahku, dan tebakannya benar, aku ingin bertemu denganmu. Aku berbalik dan menatapnya. Kulihat matanya sempat melirik ke arah kotak makan yang kupegang.

Heart to HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang