Hari ini hari minggu, jadi aku tidak perlu kesekolah. Yang sudah aku rencanakan hari ini aku akan tidur sepuasanya, biarkan oppaku yang membereskan rumah ini, hihi!
Sekarang baru jam 6 pagi, masih ada waktu untuk tidur, ini hari yang menurutku sangat indah karena tifak ada kegiatan belajar mengajar yang membuat otakku pening sepanjang masa. Ya walaupun aku menyukai pelajaran, tapi setidaknya biarkan otak ini beristirahat sejenak.
Mataku terpejam beberapa detik sebelum akhirnya aku dipanggil oleh oppaku.
"Yoona! " Suho berteriak sangat kencang bahkan bumi saja bisa bergetar. Aku mendengus pelan, baru saja aku memejamkan mataku dan oppa sudah memanggilku. dengan berat hati aku keluar dari selimutku yang nyaman dan duduk di atas kasurku.
"ne, oppa chamkaman" aku segera membenarkan rambutku yang akan digelung menggunakan karet dan berjalan menuju kamar mandi hanya untuk gosok gigi dan cuci muka.*****
"ahhh kalian!!" aku tersenyum cerah melihat mereka melambaikan tangannya ke arahku.
"Yoona, kau baru bangun? " Baekki menelisik mukaku. Memangnya keliatan ya?
"ne, ini hari libur jadi aku ingin menghabiskan waktuku dikasur" baekki mengangguk sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Aku hanya tersenyum dan melihat ke arah oppaku yang entah kapan dia ada disebelahku. Ia mengelus surai milikku. Aku hanya tersenyum lalu memeluknya sebelah. Sangat nyaman dan hangat.
"oppa, apa mereka akan makan bersama kita? " aku melepaskan pelukanku dan menatap ke tiga tamuku. Ohh rasanya bukan tamu tapi sahabat oppaku.
"ne, mereka akan makan bersama kita" jawab oppaku. "tapi mengapa? Mereka kan punya rumah sendiri? " Suho tertawa renyah. Aku mengempotkan bibirku saat dia mencubit pipiku. "mereka kan sudah oppa anggap sebagai keluarga, jadi mereka berhak makan disini" aku menghela nafasku sebentar. Benar mereka sudah bersama sejak kecil jadi kami sudah menganggap mereka sebagai keluarga. "tapi tetap saja oppa, mereka itu punya rumah dan juga pembantu. Untuk apa menyewa pembantu kalau tidak digunakan? Membuang uang saja" aku meringis kesakitan saat oppaku menjitak kepalaku keras. Baekyun dan yang lainnya tertawa renyah melihat tingkah adik kaka yang sering saja berantem, seperti Tom and Jerry. Aku disini sebagai Jerry yang cerdik dan oppaku sebagai Tom yang bodoh.
"sudahlah, kaja kita makan" aku mengangguk sambil terus mengusap kepalaku yang sakit akibat dijitak oleh oppaku sendiri.****
"hyung, kau duluan saja nanti aku menyusul" Sehun segera memasuki mobilnya tapi ia ditahan oleh D.O
"kau mau kemana? " tanya D.O. Sehun hanya tersenyum dan tidak menanggapinya sama sekali.
"yak, kalau ku tanya jawab jangan memberikan senyuman jelekmu itu" cibir D.O. Sehun hanya mendelik ke arah D.O dan menghempas tangan imut milik D.O
"jika para Hyung mencariku, katakan saja aku ada urusan mendadak" Sekali lagi D.O dibuat kesal oleh Sehun. Bagaimana tidak Sehun membuat nya penasaran dan pergi begitu saja tanpa memberitahunya terlebih dahulu kalau dia akan kemana.***
"Kai, sejak tadi aku tidak melihat Sehun. Kemana dia? " tanya Suho. Saat ini mereka sudah selesai makan dan sedang diruang tamu, menonton tv atau hanya untuk berehat sejenak.
"aku tidak tahu, kata D.O hyung dia ada urusan penting" kata Kai tetap fokus pada Game playstationnya.
"kemana? " kai hanya menggidik bahunya acuh. Lalu Suho menatap D.O memberikan isyarat agar menjawab. "aku juga tidak tahu, dia tidak memberitahuku akan kemana. Lagipula dia itu sikapnya aneh sekali tadi pagi, saat malam ia meneleponku katanya ia akan ikut tapi entah kenapa ia jadi berubah pikiran" Suho hanya mengangguk pelan. Sorot matanya begitu cemas, ia menatap satu persatu sahabatnya ini dan tersenyum saat melihat Yoona tengah asik bermain osom bersama Baekyun. "apa kita telephone Sehun saja? " tanya Kai ragu. "tidak perlu kita tunggu saja jika satu jam kedepan ia tidak datang maka kita akan menelephonenya"Suho memberi arahan pada semuanya. Mereka mengangguk patuh pada Suho.*****
Sudah sejam aku menunggu kedatangannya. Menunggu penjelasannya, menunggu dirinya yang katanya ingin sekali bertemu denganku. Aku tidak tahu apa maunya yang jelas aku selalu mengikuti kemauannya meski dengan sembunyi sembunyi.
Jam menunjukan pukul 6 dan hanphoneku berdering tanda pesan masuk. Hari ini aku akan pergi kerumah Yoona, entah apa yang merasuki tubuh para hyungku. Mereka ingin sekali pergi kerumah Yoona tanpa alasan, katanya sihh kangen dengan Suho, atau kangen dengan seyumnya Yoona padahal mereka setiap hari bertemu dengan mereka berdua. Selesai mandi aku membuka handphone dan terdapat pesan entah dari siapa.
-temui aku di taman, taman yang sering kita kunjungi saat dulu- Yoona
Aku menyerngit heran, siapa Yoona? Dia sudah ingat atau apa? Aku tidak mengerti sama sekali. Tapi akan ku turuti kemauannya karena aku juga penasaran***
hyung, kau duluan saja nanti aku menyusul" Sehun segera memasuki mobilnya tapi ia ditahan oleh D.O
"kau mau kemana? " tanya D.O. Sehun hanya tersenyum dan tidak menanggapinya sama sekali.
"yak, kalau ku tanya jawab jangan memberikan senyuman jelekmu itu" cibir D.O. Sehun hanya mendelik ke arah D.O dan menghempas tangan imut milik D.O
"jika para Hyung mencariku, katakan saja aku ada urusan mendadak" Sekali lagi D.O dibuat kesal oleh Sehun. Bagaimana tidak Sehun membuat nya penasaran dan pergi begitu saja tanpa memberitahunya terlebih dahulu kalau dia akan kemana.Aku mempercepat gasku karena aku takut Yoona akan menungguku terlalu lama jadi aku mempercepat laju mobilku.
Lama sekali, apa jangan jangan dia berbohong? Ahh tidak mungkin selama ini meski ia membenciku ia tidak akan pernah berbohong. Karena menurutnya berbohong itu suatu tindakan yang menyebabkan hancurnya suatu hubungan. Aku percaya penuh padanya.
"kau sudah menunggu lama? " Sehun membalikan tubuhnya ke belakang dan matanya melotot sempurna melihat lelaki jangkung memakai topeng, ditangannya membawa kayu yang sangat besar. Mungkin untuk memukul seseorang tapi siapa?
"siapa kau? " tanya Sehun penasaran ia kemudian berdiri dan mundur perlahan. Lelaki itu terus saja menggusur kayu yang ia bawa. Maunya apa? Mengapa ia membawa kayu sebesar itu?
"berhenti!!!, kau!!?? untuk apa kayu itu!!!?" jerit Sehun. Meski ia laki laki tapi jika sudah menyangkut itu ia akan beteriak ketakutan. Tidak dihiraukan lelaki itu mengayunkan kayunya ke arah kepala Sehun. Sehun cepat cepat menghindar kearah lain. Mungkin ia tidak menyadari bahwa musuh lain mengintainya dari belakang. Saat Sehun lengah temannya memukul badan Sehun hingga jatuh tersungkur. Kening Sehun terbentur batu dekat tembok pembatas. Darah mengalir dari pelipisnya. Dua lelaki itu tertawa ria melihat lawannya terkapar tidak berdaya.******
"hyung, ini dah 1 jam Sehun blm ada kabar" Kai terlihat gelisah. Sejak tadi ia memegang hanphonenya mengecek apakah Sehun akan menelephone nya.
"sebaiknya kita cari saja, aku khawatir pada Sehun. Takutmya kenapa napa" oceh D.O dan dianggukin yang lain.
"baiklah, kita cari Sehun sampai ketemu" Suho melangkah duluan keluar dan diikuti yang lain.
"oppa, aku ikut" Yoona memegang tangan Baekyun menarik narik tangannya bagaikan anak kecil yang ingin permen.
"baiklah, kaja" kata Baekyun tersenyum.Hai hai haiii kalian, ini chapter terpanjang aku. Wahh mikir pas puasa lapernya hilang. Hihihi!
Aku lagi seneng seneng bikin chapter terpanjang soalnya liat voment kalian yang bikin semangat 86 :v
Terus voment nya yaa jan pelit ini bulan puasa lohhh:v
Bye 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
lost
Fanfictiontokoh akan muncul sesuai alur ceritanya cast utamanya Sehun Exo sama yoona Snsd