4

281 31 3
                                    

"pagi semua" sapaku pada mereka yang tengah berdiri dengan senyum diwajah mereka.
"pagi Yoona" kata mereka kompak. Aku hanya tersenyum sebentar, panca indraku menangkap sosok yang tidak asing bagiku,,ya bukan siapa lagi kalau Sehun, lelaki yang sangat dingin dan misterius. Aku hanya mengabaikannya saja, percuma saja aku menyapanya dan hasilnya sama.
"apa kalian akan berdiam diri disini? Sebentar lagi pelajaran akan dimulai" kataku melangkah mendahului mereka, setahuku mereka mengikutiku dari belakang.
"baiklah aku, Kai, dan, Sehun masuk kekelas dulu" kataku tersenyum pada mereka. Mereka hanya menatapku aneh, sebenarnya aku agak sedikit risih karena mereka menatapku dalam.
" Yoona, apa prmu sudah dikerjakan? " tanya Kai padaku. Aku hanya menatapnya diam, pasti Kai akan minta contekan padaku pasti!
"wae? Apa kau mau menyontek lagi eoh? " kataku dengan nada sinis.
"yak, kau sudah tau? Apa sudah? Prku blm selesai" katanya sambil menunjukan jejerang giginya yang putih. Aku hanya mengidik ngeri, sampai kapan ia tidak akan menyontek?
"yak, kerjakan sama prmu sendiri aku tidak mau memberikan hasil pekerjaanku padamu" kataku kesal. Ia hanya mengempotkan bibirnya kedalam, sedangkan aku? Tertawa melihat wajah Kai yang kesal.
"makannya jika punya pekerjaan rumah cepat selesaikan bukannya bermain wanita" kataku tersenyum sinis. Ckss dia selalu mempermainkan wanita, untung saja aku adik dari Suho oppa jika tidak aku akan dipermainkan oleh Kai.
"ya, lain kali aku akan mengerjakannya, pliss Yoona,  jeball" katanya mohon mohon padaku agar diberikan contekan.
"ckss.. Kau ini selalu bilang seperti itu dan akhirnya sama! Kau tetap tidak akan mengerjakan prmu" kataku sambil mengeluarkan buku di dalam tasku.
"khamsahamnida" kata Kai hampir memelukku, untung saja refleksku sangat lincah kalau tidak aku akan dipeluk olehnya.
"yak, jangan memelukku atau tidak aku akan memukulmu" kataku mengancam. Ia hanya tersenyum sok polos, menjijikan sekali.

******

"Baek,  benarkah Luhan sudah kembali? " tanya D.O pada Baekyun.  Sedangkan Baekyun hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan D.O
"ah ini tidak bisa dibiarkan hyung, aku takut ia akan mendekati Yoona dan akan meracuni pikiran Yoona"kata D.O Santai, ia tidak tahu jika ia sudah dipelototi oleh kawan kawannya.
"yak,  kau ini berbicara sembarangan" kata Baekyun menjitak kening D.O keras.
"yak, sakit sekali Baek" kata D.O mengusap keningnya. Sementara Baekyun tertawa keras melihat D.O mengeluh kesakitan.
"lalu bagaimana sekarang? Yoona masih belum pulih sepenuhnya aku takut jika Luhan memangfaatkan keadaan Yoona sebagai senjatanya " kata Chanyeol angkat bicara
"kau benar Chan, kita harus berbuat sesuatu" kata Suho sedikit tersenyum misterius. Teman temannya hanya menatap satu sama lain, mereka penasaran apa yang akan dilakukan Suho?

Bell berbunyi, siswa berhamburan keluar kelas. Yoona, Sehun, dan Kai juga terlihat sedang mengemasi barang barangnya.

"yak, cepat sedikit" kata Kai menarik lengan Yoona dan akhirnya barang barang yang ada di tangannya jatuh berhamburan akibat ulah Kai.
"yak, barang barangku jadi berhamburan, eohh...?" kata Yoona membulatkan matanya sempurna saat menyaksikan Sehun membereskan barang barangnya yang berhamburan di lantai.
"k-k-kau? Apa yang kau laku-"
"kau itu lama sekali, aku sudah sangat lapar" kata Sehun memotong pembicaraan Yoona. Seketika mata Yoona membinar, baru pertama kalinya ia melihat Sehun peduli padanya. Tapi saat dipikir pikir ini bukan kepedulian padanya melainkan pada dirinya sendiri.
"yak, jangan berdiri melamun seperti itu" kata Sehun mengenggam tangan Yoona, Yoona tersadar dan menatap tangannya. Ia menatap lensa Sehun bingung, kenapa lelaki ini?

"miann oppa, aku sedikit telat" kataku meminta maaf pada mereka semua. Pandangan mereka menuju ke arah tangan kami, dan saat aku mengikuti pandangan mereka, aku lupa bahwa dari tadi tangan kami bertautan, mksdku Sehun.
"ahh ini tidak seperti yang kalian pikirkan" kataku salah tingkah.
"baiklah kalian mau makan apa? " kata Suho oppa mempersilahkan kami duduk dan menawari kami makan.
"Ramen saja" kataku santai, eh tunggu aku baru menyadari, mana Kai? Oh iyaa aku lupa bukankah Kai meninggalkan kami tadi?
"mana kai? " tanyaku pada mereka.
"Kai sedang bersama wanita itu" kata Baekyun menunjuk pada salah satu bangku kantin yang paling pojok, omg apakah Kai seyadong itukah? Ditempat umum ini masih sempat sempatnya berciuman dengan wanita? Dan dengan nafsu. Astaga..
"hmm, aku akan menghampirinya" kataku berdiri untuk menghampirinya.
"yak, jangan Yoong. Nanti kau akan kena masalah"
"justru mereka yang akan kena masalah oppa, ini sekolah bukannya tempat disko atau sejenisnya" kataku mematahkan kata kata mereka lagi, yahh aku memang pandai bermain kata,,tidak ada yang berani menentangku atau membantahku karena aku keras kepala, mereka tau aku keras kepala. Maka dari itu mereka mencoba untuk mengalah.

"ehm!! " kataku mulai berdeham, mereka kaget bukan main saat aku sudah berada di belakang mereka.
"ahh, kau Yoona" kata Kai malu malu, ckss yang benar saja
"kalian tau ini tempat apa? " tanyaku pada mereka, ckss kasihan sekali wanita ini. Rambutnya sedikit acak acakan dan bibirnya sedikit bengkak, senafsu itukah Kai?
"emm ini sekolah apa kau tidak tahu? " kata Kai malah balik bertanya padaku, aku hanya memutar bola mataku malas, jika mereka tahu mengapa melakukan hal menjijikan?
"jika kalian sudah tau mengapa kalian berciuman di sini? Ini masih area sekolah, kalian boleh berciuman ditempat manapun kecuali sekolah" kataku menjewer kuping Kai, terlihat sekali Kai kesakitan saat Aku menjewer kupingnya.
"yak, appo!!! " teriak Kai kesakitan. Biarkan saja biarkan dia merasa kesakitan.
"kau juga udah tau ini sekolah, kau masih mau di cium Kai? Cksss.. Harga dirimu dimana nona, apa kau tidak malu? Dilihat oleh seluruh siswa" kataku sinis. Blm sempat aku berbicara wanita itu berlari meninggalkan kami, kemudian aku membawa kai yang masih kujewer.
"ampun Yoona, aku tidak akan berbuat itu lagi, hyung lihat adikmu" rengek Kai padaku dan oppa. Lelaki macam apa yang cuman di jewer lalu merengek?
"suruh siapa kau membuat ulah didepan adikku, kau tahu kan jika adikku itu keras kepala? Maka tidak ada seorangpun yang mampu menghentikannya" kata oppaku acuh, benar juga kata oppaku. Dan sedari tadi Kai memohon maaf padaku, berisik sekali pemuda ini.
"yak Kai, berisik sekali kau ini. Kau seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan"kataku menutup kupingku.
"aku tidak akan berhenti sebelum kau memaafkanku" katanya terus saja mengulang kata itu, apa ia tidak bosan?
"ya baiklah aku memaafkanmu, jadi  sekarang lebih baik diam aku lelah mendengarkanmu berbicara" kataku mengalah. Mata Kai seketika berbinar ia hampir memelukku, tapi sekali lagi aku berhasil menghindar. Aku mendorong keningnya dan memukul keningnya itu, seenaknya saja ia memelukku.
"yak, sudah berapa kali aku bilang jangan memelukku" kataku hampir memukul Kai, tapi kali ini Kai dengam cepatnya menghindar, mungkin ia sudah tau jika aku akan memukulnya.
"mianne" katanya menunjukan cengirannya itu.
"sudahlah Yoong, jangan pedulikan Kai, sekarang kau makan saja" kata Suho memberiku intruksi. Ahh benar lebih baik aku makan, cacing cacing di perutku sudah demo.
"baiklah" kataku sambil menyantap makananku.

lostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang