y/n's POV
Langit yang mendung ini menjadi teman di pagi hariku. Seperti biasa, aku akan berangkat kuliah hari ini. Menggunakan sweater yang agak kebesaran, skinny jeans dan sepatu sneakers ku. Berjalan menuju halte dengan earphone yang menggantung di telinga. Alunan lagu yang terdengar membuatku langkahku menjadi bersemangat.
BRUK!
"Aish" kata-kata yang keluar dari mulutku tanpa komando. Bukuku berserakan di jalanan yang basah. Aku melepas earphoneku dan menganga. Aku tidak berhenti mengumpat tentang siapa orang yang berani menabrakku di pagi indahku ini.
"Udah nabrak, gitu gak minta maaf, enggak bantuin lagi. Orang apaan sih dia? Gapunya sopan santun emang" umpatku sambil memungut buku-buku yang setengah basah itu.
"Sorry"
Aku mendongakan kepalaku berusaha melihat siapa yang mengucapkan kata maaf itu. Dia seorang laki-laki tinggi yang gagah yang mukanya tidak terasa asing. Orang itu membungkuk membantuku memunguti semua bukuku yang basah.
"Gak usah. Gue bisa sendiri" lanjutku tanpa menggubris permintaan maafnya.
"Tadi katanya gak punya sopan santun dan minta bantuan. Sekarang dibantuin kok malah marah?" kata laki-laki perusak pagiku itu.
Aku memutar mataku dan berdiri meninggalkan orang yang mungkin sedang menatapku aneh itu.
"Gimana tugas gue ini? Basah kan sekarang. Udah capek-capek gue ngerjain semalem hasilnya kaya gini" aku bermonolog dan menatap lembar-lembar kertas basah ditanganku sambil terus berjalan.
"Gue minta maaf."
Sontak aku menoleh kearah suara itu berasal. Tanpa menggubris permintaan maafnya yang kedua kali, aku melanjutkan langkahku secepat mungkin.
"Stop." Ujar laki-laki itu mengahadang jalanku sambil merentangkan kedua tangannya.
"Sini kasih ke gue tugas lo. By the way, gue Scoups" lanjut laki-laki itu masih berdiri di hadapanku.
"Ngapain gue ngasih tugas gue ke elo? Gue tau lo. Lo kan senior ter-famous di kampus" Jawabku seketus mungkin tidak melihatnya sekalipun.
Tanpa seijinku, dia merebut semua kertas-kertas basah yang sedang kupegang di tangan kiriku.
"Tunggu gue besok di halte. Gue janji tugasnya bakalan selesai besok." Ucap Scoups sambil berlari meninggalkanku yang masih mendecak sebal karenanya.
***
Pikiranku tidak pernah terlepas dari kejadian tadi pagi. Hal itu nampaknya membuat pikiranku teraduk. Aku tidak menangkap sepatah kata pun tentang apa yang dikatakan dosenku di depan kelas.
"Kenapa sih? Mukanya ditekuk terus" tanya Hee Mi yang berhasil membuyarkan lamunanku. Aku menggeleng memberi jawaban.
"Bagaimana kalau kita lihat pertandingan basket sekarang? Kan senior kita ganteng-ganteng. Kayanya lo butuh hiburan deh." lanjut Hee Mi mengulurkan tangannya mengajakku pergi menuju ke lapangan basket.
"Baiklah. Let's go" aku menerima ajakan Hee Mi tanpa ragu-ragu dan langsung menggandengnya menuju lapangan basket.
Lapangan terlihat sangat sesak dan berisik. Bagaimana tidak? Banyak fans-fans yang meneriakkan nama pemain idola mereka. Aku dan Hee Mi menuju tempat duduk langganan kita. Dari situ kita bisa melihat dengan jelas pertandingan serta pemain-pemainnya.
"Astaga. Kaptennya ganteng banget" teriak Hee Mi sambil menunjuk salah satu laki-laki di dalam lapangan.
Aku memutar bola mataku. Dia adalah penyebab basahnya tugasku pagi tadi. Aku menatap tajam Scoups meskipun aku tau dia tidak akan membalas tatapanku. Salah besar. Scoups membalas tatapanku plus kedipan mata.
YOU ARE READING
SEVENTEEN X YOU
Short StoryOneshoot story about you and your idol Seventeen👍 Published June, 10.