Perhatian :
1. Another day dengan ff yang bisa membuat mata anda mabuk
2. Enjoy itAku berjalan menyusuri jalanan penuh dengan daun kering yang berserakan. Memandang gedung-gedung pencakar langit yang berhasil membuatku mendongak. Mengingat masa-masa itu. Sewaktu aku berjalan bersamanya, menggandeng tangan kurusnya, merebut kacamatanya, dan mengecup pipinya. Aku masih bisa merasakan setiap hembusan nafasnya. Memori itu. Memori yang berhasil membuatku meneteskan air mata setiap kali aku mengingatnya.
Pada waktu itu, ia berjalan di belakangku. Memelukku.
"Kau mencintaiku?"
Jeon Wonwoo.
Kekasihmu dengan kacamata khasnya dan dengan romantisnya masih memelukmu dari belakang.
"Pertanyaan yang konyol Jeon Wonwoo. Tentu saja aku mencintaimu." ucapku yakin membalikkan badanku menatap matanya.
Ia mengecupmu singkat. Kecupan itu berhasil menghantarkan listrik di seluruh tubuhmu.
"Ayo kita jalan lagi." ucapnya sembari menggandeng tanganku dan memasukkannya kedalam kantong jaket lelaki itu.
Perlakuan ini. Kecil namun berdampak besar bagiku. Aku bertemu dengannya pada hari itu, hari festival. Seseorang yang berhasil menarikku masuk ke dalam kerumunan. Padahal, aku benci keramaian. Aku mengejarnya dan menarik jaket abu-abu sama seperti yang ia kenakan sekarang.
Kami berhenti di sebuah taman penuh dengan pasangan lainnya. Berdiri memandang danau dengan air yang tenang ditemani cahaya rembulan.
"Bagaimana jika aku menikahimu?" tanya Wonwoo padaku yang sukses membuatku terkejut setengah mati.
"Bukankah itu hal yang bagus?" lanjutnya menatapku dan mengeratkan genggamannya.
"Tidak bagus. Sempurna." ucapmu sembari mendaratkan sebuah kecupan di pipi tirusnya.
Ia menatapku manis. Menyuguhkan senyum tiada duanya itu. Mendekatkan hidung mancungnya dan memberikan jeda. Aku bisa merasakan nafasnya yang menderu pada hidungku. Geli.
"Kenapa kau tertawa?" ucapnya masih menempelkan hidungnya.
Aku menggeleng pelan.
Chu~
Bibir tipis itu mulai melumat bibirmu. Wonwoo tersenyum disela-sela ciuman singkatmu.
Aksi yang tepat untuk mengakhiri hari indahku.
***
Dengan pakaian rapi dan higheels, aku siap untuk pergi bekerja. Berjalan menuju halte bus. Sembari menunggu, aku memainkan handphoneku. Tidak ada notification dari Wonwoo. Aku mengerutkan keningku. Tidak biasanya ia seperti ini.
"Mungkin ia masih tidur." ucapku bermonolog.
Wonwoo bekerja di perusahaan ayahnya. Dia seorang ahli waris dan merupakan anak tunggal dari keluarganya. Meskipun ia tidak bekerja, kebutuhannya selalu terpenuhi. Tidak jauh beda denganku. Ayahku seorang CEO perusahaan meubel. Tapi, aku lebih suka hidup mandiri dan menghidupi diriku sendiri dengan uang hasil jerih payahku.
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, akhirnya bis bertuliskan 1560B datang. Mengantarku menuju kantor dimana aku bekerja.
***
Aku melemaskan semua ototku yang pegal karena sedari tadi berhadapan dengan komputer. Menyeruput susu cokelat hangat yang sudah tidak hangat lagi. Aku mengecek handphoneku.
YOU ARE READING
SEVENTEEN X YOU
Short StoryOneshoot story about you and your idol Seventeen👍 Published June, 10.