JUN - SECOND CHANCE

30 2 0
                                    

y/n's POV

Apa yang harus kulakukan sekarang? Diriku dipermalukan oleh orang yang selama ini kucintai. Aku bersembunyi di dalam kamar mandi. Dia mengejekku di depan semua murid di sekolah ini.

flashback on

"y/n" Dengan cepat aku mencari sumber suara itu. Dia Jun. Siswa yang dikenal sebagai face of the school. Dengan GR nya aku melangkah lebih cepat menghampirinya. Semua mata tertuju padaku. Entah karena aku yang berlari di tengah koridor atau Jun yang memanggil namaku. Jangtungku berdegup sangat kencang sekarang.

BYUR!

Satu ember penuh dengan air membasahiku. Jun tertawa begitu pula dengan semua siswa yang berada di sana.

"Wow. Besar tuh" ucap Jun ditengah-tengah tawanya yang terdengar panas di telingaku. Matanya mengeksplor setiap bagian seragamku yang basah.

Aku menganga tidak percaya dengan apa yang barusan ia lakukan padaku. Dia adalah orang yang selama ini kucintai tapi perbuatan ini sangat menyakitkan dan hatiku terasa tercambuk-cambuk.

"Orang sepertimu harus diperlakukan seperti ini" lanjut Jun dengan senyum smirk di wajahnya.

Aku menampar wajahnya yang terlewat sempurna itu. Semua tatapan sinis tertuju padaku. Entah apa yang aku pikirkan sampai akhirnya aku melakukan hal yang berada di luar kepalaku itu. Air mataku terjatuh deras.

Flashback off

"Gila. Kok bisa dia nampar Jun?"
"Bagus deh kalo y/n digituin"
"Jun pinter banget"
"Eh emang kenapa sih Jun sama y/n kok gitu?"

Muak adalah kata-kata yang bisa aku utarakan dalam hatiku kali ini. Setiap siswa membicarakanku.

Tok tok

Seseorang mengetuk pintu bilik kamar mandiku. Aku tidak menjawab.

"y/n, bisakah kau ke kantor bp sekarang?"

Dengan kesal, aku melangkah keluar tanpa menghiraukan siapa yang memanggilku tadi.

Aku berjalan di lorong sekolah dengan kepala tertunduk. Mereka menatapku jijik, menertawaiku, mengejekku. Aku berusaha untuk menahan semua air mataku yang sudah tidak bisa terbendung lagi.

Sesampainya di kantor bp, aku menemui sosoknya, Jun. Dia menatap tangannya yang saling bertautan. Aku mengambil tempat duduk di sebelahnya dan berusaha tidak menatap pipinya yang berwarna merah mungkin hasil tamparanku tadi.

"Jadi, kita langsung saja ke intinya. Ada apa diantara kalian berdua?" Tanya sang guru bp kepada kami berdua. Kami tidak segera menjawab bahkan hampir tidak bergerak.

"Tadi saya terpleset dan menabrak Jun. Air yang dibawa oleh Jun jatuh ke badan saya" jawabku penuh kebohongan. Jun menatapku tidak percaya mendengarkan jawaban yang sepenuhnya tidak benar itu.

"Lalu mengapa kamu menamparnya tadi?"

Apa yang harus kukatakan?

"Hm. Saya tadi hanya mengelusnya seperti ini bu. Karena dia terus terusan meminta maaf" lanjutku sambil mempraktekan perkataanku.

"Baiklah. Meskipun begitu kalian berdua tetap saya hukum karena menimbulkan keributan di sekolah. Kalian berdua bertugas untuk mengelap setiap kaca kelas selama satu minggu dimulai besok."

Aku menerimanya tanpa ragu-ragu begitu pula Jun. Beberapa menit kemudian, kami dipersilahkan untuk keluar ruangan. Dengan langkah tegas aku meninggalkan ruangan itu dan berharap agar aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.

"y/n"

Jun memanggilku. Aku menghentikan langkahku.

"Aku-"

SEVENTEEN X YOU Where stories live. Discover now