Perhatian:
1. Kuatkan mental
2. Hati2 mabok baca huruf sejumlah warga Indonesia
3. Maaf kalau unfaedah.
4. Sarangheyo💙***
Karena hujan, aku berlari menuju sebuah kios yang tidak jauh dariku. Aku merapatkan jaket dan mencoba menutup bagian seragamku yang basah.
Tiba-tiba, seorang laki-laki mendekat dan berdiri di sampingku. Gagah, dan menggunakan pakaian serba hitam lengkap dengan topi dan maskernya. Refleks, aku berjalan sedikit demi sedikit menjauh dari laki-laki dengan aura menakutkan itu.
"Ekhem.. " aku berdehem.
Tidak kusangka, deheman ku menarik perhatian laki-laki ini. Aku melihat wajahnya sekilas dan terlihat sangat familiar.
"Sepertinya aku mengenalmu." ucapku memberanikan diri dan masih menatap lekat mencoba mengetahui siapa dia.
Laki-laki itu merapatkan topinya dan mencoba menghindari kontak mata denganku.
"Aku tahu. Kau Jos... "
Laki-laki itu membungkam mulutku dan memerintahku untuk diam.
Ia membuka maskernya dan memperlihatkan wajah mulus putihnya tepat di hadapanku. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia masih membungkam mulutku.
"Maaf. Aku tidak ingin orang mengetahuiku. " ucapnya lembut dan mulai melepaskan tangannya.
Wangi tangannya masih melekat di wajahmu. Lagi-lagi, ia menghindar kontak mata denganku.
Aku merasa kikuk karena baru kali ini aku berdua saja dengan idolaku ditemani hujan yang tak kunjung reda. Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal.
"Sepertinya aku harus pulang sekarang. " ucapku padanya yang masih terdiam.
Sesaat setelah ingin menerjang hujan, Joshua menarik tanganku dan menggeleng. Serasa mencoba menahanku untuk tidak melanjutkan perjalanan saat ini.
"Jangan. Nanti kau bisa sakit." larangnya dan kembali membuka masker sepenuhnya.
Sebagai seorang idola, ia memiliki perasaan yang hangat kepadanya fansnya. Mataku mulai berkaca-kaca merasa terharu karena ia memegang tanganku.
"Kau menangis?" lanjutnya masih menarik tanganku.
"Benarkah?" tanyaku pada Joshua yang terlihat kebingungan.
"Aku rasa aku harus menerjang hujan. Ini sudah sangat malam. Ibuku akan mencariku. " lanjutku sambil menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku.
Joshua melepaskan genggamannya dan membiarkanku menerjang hujan. Aku melambaikan tanganku padanya dan segera berlari menerjang hujan. Beberapa menit setelah berlari, kakiku terasa sangat lemas dan tidak bertenaga.
"Aish. Gak pernah olahraga nih." gerutuku sembari membungkuk menahan kedua lututku agar tidak terjatuh di trotoar yang basah.
Aku berjalan dengan santai dan memandang langit yang sedang menangis malam ini. Sembari berjalan, aku menengok ke pemandangan sekitar yang terlihat sepi dan dingin.
"Aku rasa tidak baik jika aku membiarkan seorang gadis berjalan sendirian di tempat sepi." ucap Joshua yang berjalan di sampingku.
"Ha.. Hai. Kau mengikuti ku?" tanyaku terperanjat mendapati kemunculannya yang tiba-tiba.
YOU ARE READING
SEVENTEEN X YOU
Short StoryOneshoot story about you and your idol Seventeen👍 Published June, 10.