y/n's POV
"Ireona. Jangan lupa hari ini kau sekolah"
Suara eomma a.k.a alarm di pagi hariku. Aku membuka mataku melihat sinar matahari yang menyeruak seisi ruangan kamarku. Lalu segera bangkit dan bersiap.
Berjalan terkulai menuju meja makan. Disana sudah ada appa, eomma dan unnie yang sudah menungguku untuk sarapan. Mengambil sepotong roti dan mengoleskannya dengan selai strawberry.
"Eomma Appa aku berangkat." Aku memakai tasku dan segera masuk ke dalam mobil unnie.
Saat aku sudah berada di depan gerbang sekolah, aku menarik nafasku dalam-dalam. High school. Masa-masa sekolah yang katanya indah. Tapi aku masih belum bisa menemukan keindahannya. Sudah beberapa tahun lalu aku menyukai seorang pemuda dengan kepribadian imut dan cool itu, namun sepertinya cintaku bertepuk sebelah tangan.
Setiap saat aku berjalan di lorong sekolah, aku selalu bisa melihat senyumannya yang menjadi penyemangatku setiap harinya.
"Ya! Jangan berhenti di tengah jalan. Masih aja suka sama Mingyu"
Aku terperanjat mendengar suara khas yang melengking setiap kali aku terhenti untuk mengamati pria itu dalam-dalam.
"Waeyo? Min Young-ah apakah kau tidak tau aku sedang mengamatinya?" Jawabku dengan kepala tertunduk.
"Aku tau. Sangat tau. Kajja. Waktunya belajar" tangannya memaksaku untuk melangkah.
Aku meletakkan tasku di sebelah meja. Mataku menangkap secarik kertas berwarna kuning di mejaku. Tertempel sebuah sticky note bertuliskan
'Jangan lupa untuk selalu menatapku dengan senyummu itu'
Aku mencabut sticky note itu dari mejaku dan menghampiri Min Young.
"Min Young-ah, tadi di mejaku ada sticky note. Apakah kau tau dari siapa?"
Min Young menggeleng. Aku kembali ke tempat dudukku dan terdiam. Ini aneh. Siapa orang jail yang berusaha untuk memanfaatkanku? Aku menyimpan sticky note itu di dalam buku loker mejaku.
***
Sudah beberapa hari aku mendapatkan sticky note di mejaku. Dengan warna yang sama dan warna tulisan yang sama. Tidak hanya itu, Mingyu benar-benar berubah 180° padaku. Sekarang ia benar-benar menganggapku sebagai teman. Setidaknya aku masih bisa berharap.
"Sekarang apa isi pesannya?" Tanya Mingyu yang berdiri di samping mejaku begitu pula Min Young yang selalu penasaran tentang sticky note itu.
"Datanglah ke aula saat istirahat nanti." Aku membacakan isi pesannya lalu menatap Mingyu serta Min Young bergantian.
"Coba saja datang ke aula. Dengan begitu, kita bisa tau siapa yang mencoba menjailimu" ucapnya Min Young yakin.
Aku hanya mengangguk pasrah menerima nasehat sahabatku itu. Mingyu hanya terdiam dan pergi kembali menuju kelasnya. Sekarang, ia selalu menghampiriku dan memperhatikanku setiap kali bel istirahat berbunyi.
"Arraseo. Maukah kau menemaniku?" Aku menjawab dengan nada lemas.
Min Young mengangguk lalu pergi meninggalkanku menuju bangkunya yang terletak tidak jauh dari mejaku.
Istirahat pun tiba. Dengan malas aku melangkah menuju aula. Min Young menemaniku dengan senyum sumringah di wajahnya.
"Kenapa wajahmu bahagia sekali?" Tanyaku melihat sikap sahabatku yang tidak seperti biasanya ini.
"Ani. Sudah sampai" jawabnya enteng.
Di depan pintu aula terdapat sticky note dengan warna dan tulisan yang sama.
'Silahkan masuk'
Tanganku sudah berada di engsel pintu. Tapi aku masih ragu-ragu. Haruskah aku menemui orang yang akhir-akhir mengirimiku pesan itu? Ataukah aku harus mundur? Merasa sedikit tenang, akhirnya aku membuka pintu aula.
"Halo?" Ucapku meninggalkan gema seisi ruangan aula yang gelap dan sepi ini. Tidak ada siapapun di dalam aula ini. Aku sudah tau ini ulah anak usil yang mencoba mengerjaiku.
"Halo. Aku sudah menunggumu" ucap seorang laki-laki menjawab sapaanku sebelumnya. Ia berjalan mendekatiku dan berhenti tepat di depanku.
"Mingyu?" Aku menganga tidak percaya. Jadi selama ini, Mingyu? Dia?
"Kau orang yang mengirimiku sticky note itu?" Lanjutku masih tidak percaya.
Mingyu mengangguk dan menampakkan senyum khasnya padaku. Aku membalas senyumannya meskipun setengah dari diriku masih tidak percaya.
"Y/n, kau tau apa alasanku selalu memberikanmu sticky note itu? A..aku ingin sekali mengungkap perasaanku padamu tapi aku tidak bisa. Setiap kali aku melihat wajahmu terlebih lagi melihat senyumanmu, aku benar-benar menjadi batu" Jelas Mingyu panjang lebar tanpa sekalipun mengalihkan pandangan dariku.
"Gwaenchana. Jadi selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan bukan?" Jawabku berusaha tidak menangis terharu mendengar ungkapan perasaannya itu.
"Apa? Kau juga cinta padaku?" Tanyanya dengan raut mukanya yang imut. Aku benar-benar menahan malu saat ini.
Tangan Mingyu menggenggam tanganku dan menampakkan mukaku yang sedang merah ini. Tiba-tiba semua lampu di aula ini menyala. Dibelakang Mingyu terdapat sebuah banner bertuliskan
'AKU MENYUKAIMU Y/N'
Tiba-tiba Min Young dan beberapa anak lainnya muncul dari balik bayang-bayang gelap sambil membawa sebuah kue ulang tahun. Mereka semua menyanyikanku lagu ulang tahun dan tangisku pecah saat mendengarnya. Aku benar-benar lupa bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku.
"Jadi, selama ini aku menyukaimu lebih lama dari pada kamu menyukaiku. Aku yang duluan mencintaimu bukan kamu." Ucap laki-laki berpostur tinggi itu.
"Dan dihari ulang tahunmu, aku akan mengatakan mungkin kata-kata yang selama ini kamu tunggu untuk keluar dari mulutku. Will you be mine y/n?" Lanjutnya masih menggenggam tanganku.
"Ciee cie" teriak Min Young dan semua anak yang berada di aula. Aku mengangguk memberi jawaban pada Mingyu. Senyumnya terukir di wajahnya itu. Ini adalah hari ulang tahun yang benar-benar spesial untukku.
Gimana?
Silahkan comment dan jangan lupa untuk vote👍
YOU ARE READING
SEVENTEEN X YOU
Historia CortaOneshoot story about you and your idol Seventeen👍 Published June, 10.