16. Terungkap

20 3 0
                                    

Kejujuran itu seperti cermin. Sekali dia retak, pecah, maka jangan harap dia akan pulih seperti sedia kala.
Jangan coba-coba bermain dengan cermin.

--Tere Liye--

*****

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam di pesawat, akhirnya sampe juga mereka di Indonesia. Lauren dengan lemas masuk ke dalam mobil jemputan yang di siapkan oleh Tante Myrandia.

Setelah kurang lebih setengah jam dari bandara, waktu yang di tempuh mereka untuk sampai ke rumah Tante Myrandia.

Sampai di depan rumah Tante Myra, mereka sudah di sambut oleh Vinno yang sedang duduk-duduk di depan rumahnya.

"Hallo Princess, gimana liburannya ?" Tanpa banyak kata Lauren langsung berlari ke arah Vinno dan naik ke gendongan Vinno. "Lauren cape Kak."

"Ya Tuhan, Lauren turun dulu turun dulu. Kakak ga kuat ini posisinya ga enak banget." Ucap Vinno sambil meringis keberatan, Lauren langsung menubruk nya dan ia belum siap.

"Ya Tuhan, kamu kaya monyet aja dek dateng-dateng langsung nemplok gitu." Omel Laura sambil berlalu masuk ke dalam rumah Tante Myra.

"Keponakan Tante yang tersayang, akhirnya kalian pulang juga. Kalian tau ga tante kangen banget sama kalian." Tante Myra yang baru saja keluar dari rumah langsung memeluk Laura yang baru saja akan masuk ke dalam rumah. "Aduh iya Tante, tapi lepas dulu. Sesak Tante." Ucap Laura sambil mencoba melepas pelukan Tante Mira yang sangat erat.

Setelah melepaskan pelukannya ke Laura, ia langsung menyerbu Lauren yang juga sudah turun dari gendongan Vinno. "Aduhh, Tante kangen banget sama Princess Tante ini." Tidak jauh beda dengan Laura, Lauren juga di peluk erat oleh Tante Myra, sampai Lauren merasa sesak.

"Ya ampun Tante kalo Tante mau bunuh Lauren ngomong dong, jangan gini nanti kalo Lauren masuk koran kan ga hits banget mati karena sesak nafas abis di peluk Tante." Teriak Lauren sambil mencoba melepas pelukan Tantenya itu.

"Mom kasian Lauren kalo di peluk gitu ga bisa nafas dia." Ucap Vinno kalem.

"Ih mulut kamu, mana mungkin Tante mau bunuh keponakan Tante yang cantik ini." Jawab Tante Myra setelah ia melepas pelukannya.

Lauren menarik nafas rakus, ia kekurangan oksigen gara-gara Tantenya. Setelah nafasnya stabil, ia
menatap sebel ke arah Tantenya.

"Tante Lauren masih betah di Korea kenapa di suruh pulang terus si, ga tau ya Tan, di sana banyak cogan. Di sana Lauren di kelilingi banyak cogan tau." Lapor Lauren sambil menekuk wajah cantiknya yang terlihat sekali kelelahan.

Vinno yang melihat wajah imut Lauren tersenyum gemas, ia merangkul Lauren dan mengapit kepalanya. Lalu ia mencium rambut Lauren. "Kalo cemberut gitu cepet tua loh." Ledek Vinno.

"Kak Vinnoo."

"Hahahaha, enggak bercanda kok. Princess Lauren kita tetep cantik."

"Ayo masuk pasti kamu capekan baru sampe." Setelah itu Lauren masuk kedalam rumah tante Myra, dan tak lupa 4 koper yang di bawab oleh supir dan juga Kak Vinno.

"Ya ampun dek, ini koper banyak amat. Berat lagi, isinya apa si? Bom ya? " tanya Vinno sambil menggeret koper Lauren. "Enak aja bom, itu isinya oleh-oleh. Hasil berburu Lauren sama Kak Laura di Korea."

"Barang yang Tante pesen udah di belikan sayang ?" Tanya Tante Myra saat mereka sudah duduk di sofa ruang keluarga. "Oya tante." Lauren memukul jidatnya dengan muka menyesal. "Udah."

"Ih kamu ini bikin deg-deg an aja, tante pikir kamu belum beli." Sewot tante Myra. "Sensi banget si tan. Lagian mana mungkin kita lupa kalo setiap detik tante ngehubungin kita terus."

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang