18. Teman baru

9 1 0
                                    

"Berteman ngga boleh milih-milih? Gue sih milih. Yang hobi fitnah, muka dua, mulut lemes, ngapai ditemenin"

-Anonim-

*****

Sekolah baru berarti teman baru, ya teman baru dan kisah baru juga. Lauren melangkahkan kakinya mengikuti Kak Syila yang akan menuju kelasnya di lantai tiga, dan tidak dibolehkan menggunakan life harus menggunakan tangga. Dengan alasan sekalian kita keliling sekolah, dan mengenal lebih jauh setiap ruangan yang ada di sekolah ini.

Ya Tuhan, ini masih awal dan kita harus naik tangga sebanyak ini. Sial kebijakan siapa si ini, kurang kerjaan amat itu orang. Niat banget mau ngerjain kita-kita. "Kak Syila." Panggil Lauren kepada Syila yang berjalan di sampingnya. "Iya, kenapa?"

"Ehmm, ini kebijakan sekolah ya suruh ke kelas pake tangga?" Tanya Lauren dengan dongkol. Syila tertawa cukup keras mendengar pertanyaan Lauren, dengan wajah sedikit dongkol yang terlihat jelas. "Bukan, ini kebijakan kakak sepupu mu itu." Kak Vanno?

"Dia pingin ngerjain kalian habis-habisan, jadi nikmatin aja di sekolah dan sampe rumah jangan lupa bales dendam." Ucap Syila mencoba memprovokasi Lauren. "Tenang aja kak, bakal aku bantai dia di rumah." Jawab Lauren dengan wajah dendam yang sangat terlihat.

Liat aja kak Vanno, sampe rah abis kalian. Di sekolah boleh kakak ngerjain aku, tapi dirumah. Jangan harap belas kasian ku Kak.

"ADA YANG PINSAN...ADA YANG PINSAN KAK." Teriakan dari belakang membuat pembicaraan Lauren dan Syila terhenti, mereka menoleh ke arah belakang yang sudah mulai mengerumun ke satu titik.

"Udah gue kira, pasti ada aja yang kaya gini." Ngedumel Syila sambil berjalan ke arah kerumunan.

Lauren ragu untuk mendekati kerumunan, tapi dia kepo ingin tau siapa yang pinsan. Tapi walau pun liat, aku gak bakal kenal juga ya kan. Tapi.

And then, Lauren berjalan ke kerumunan dengan sedikit usaha dorong sana dorong sini.

"Misi dong, misi. Aku mau lewat nih." Dengan bibir yang masih melafalkan kata-kata itu, tangannya berusaha mendorong orang-orang yang mengganggu jalannya.

Akhh, akhirnya yampe juga. Dengan lega Lauren mengusap keringat yang menetes di keningnya, ia mengutuk kakak sepupunya itu karena dia udah nyiptain kondisi seperti ini. Lauren menatap ke depan, dan ia sangat terkejut saat mendapati Via. Anak tiri Bundanya yang sudah tergeletak tak berdaya dilantai dengan di pangkuan oleh Kak Kayla.

"Via?" Lauren menatap kaget wajah pucat Via. "Lauren kamu kenal dia ?" Lauren menggigit bibirnya bingung, apa yang harus aku jawab. Aku bisa aja bilang gak kenal, tapi. Dia udah ngerebut Bunda dari aku, tapi masa aku harus sejahat itu sama dia. Tapi.

"Lauren kamu kenal dia?" Sekali lagi Syila menanyakan itu pada Lauren, untuk memastikan. Karena dari tadi Lauren hanya menatap wajah pucat Via. "Aku tau dia, nanti aku hubungin orang tua dia buat ke sekolah."

Setelah Lauren mengatakan itu, petugas PMR datang dan langsung mengangkat Via menuju UKS untuk mendapat perawatan dari Dokter yang menjaga di UKS. "Lauren, are you oke?" Lauren menegakkan kepalanya menatap seseorang yang mengajaknya bicara. "It's oke." Lauren menjawabnya pelan.

"Ayo ikut ke UKS." Vanno merangkul Lauren dan menuntunnya ikut menuju UKS.

Semua yang disana cukup terkejut melihat kejadian itu, Vanno ketua OSIS SMA Garuda merangkul siswi baru dengan begitu lembutnya. Tidak hanya para para peserta MOPDB. tapi juga para anggota OSIS yang tidak mengetahui hubungan antara mereka berdua.

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang