9. Holiday

33 8 0
                                    

Lauren berjalan mondar mandir dari lemari ke sofa yang ada di depan tempat tidurnya, ia memilihi beberapa baju yang akan dia bawa ke Korea. Di Korea sana sedang musim semi, udara tidak terlalu dingin dan juga panas di sana.

Ia tidak membawa baju terlalu banyak, ia berniat untuk belanja saja di sana. Ia akan menghabiskan setengah waktunya untuk belanja, dan juga untuk jalan-jalan.

Drrttt Drrttt

Lauren berjalan mengambil phonselnya yang ia taruh di nakas samping tempat tidurnya.

Arjuna : Malam.

Tanpa sadar Lauren tersenyum saat membaca pesan yang di kirim Juna lewat line. Malam ? Apa ga ada kata yang lebih panjang lagi, singkat sekali.

Lauren : Yap sekarang memang malam bukan siang, matahari sudah tidak terlihat sedikit pun.

Arjuna : Yaa dan di gantikan oleh bintang dan bulan.

Lauren : Ya

Arjuna : Apa tidak ada kata yang lebih panjang lagi selain "Ya" ?

Lauren tertawa sendiri membaca balasan dari Juna, dia selalu mengatakan dengan singkat. Dan saat dia mulai berbicara panjang, Lauren langsung membalasnya dengan singkat.

Lauren : Y

Arjuna : Ya tuhan, itu lebih parah. Sekalian saja balas kosong.

Lauren : Aku rasa ga usah di bales itu lebih baik :-)

Arjuna : Ya terserah kau saja Nona Sanjoyo.

Arjuna : Bagaiman rencana liburan mu ?

Lauren : Perempuan selalu benar Tuan. Aku berencana berlibur ke Korea bersama kak Lauren. Gimana sama kamu sendiri ?

Arjuna : Wow, aku yakin itu sangat menyenangkan.

Arjuna : Tidak terlalu istimewa, aku berlibur hanya dengan Papa dan Mama ke rumah nenek di Bandung. Bang Dika ga bisa ambil libur.

Lauren : Ya, itu pasti. Bersyukurlah karena masih bisa merasakan berlibur dengan orang tua, suatu saat nanti kamu bakal merindukan masa-masa itu.

Seperti aku, sekarang aku sangat merindukan moment kebersamaan bersama Ayah dan Bunda yang tidak akan bisa di ulang kembali.

Arjuna : Terimakasih udah ngingetin.

"Ya ampun baku banget bahasa lo." Juna terlonjak dari duduknya saat ia mendengar ada suara di belakangnya, dengan sedikit rasa kesal. Juna bangun dari duduknya dan melihat siapa yang sudah mengagetinya, dan juga membaca pesannya.

"Njir lo Gio, ngapain lo di rumah gue malem-malem gini ?" seseorang yang di panggil Gio oleh Juna itu hanya menyengir saja, lalu ia berjalan ke arah tempat tidur Juna dan menjatuhkan tubuhnya di sana. "Gue mau nginep di rumah lo, besok gue mau ikut ke Bandung." jawabnya cuek, dan mengambil remot tv dan menyalakan tv.

"Ya udah sono pergi dari kamar gue." usir Juna sambil menunjuk pintu keluar kamarnya.

"Gue tidur di kamar lo ya, gue malas di kamar tamu. Uka-uka tau ga."

"Cih bilang aja lo males karena acnya mati, lo disini karena ga mau tidur ke panasan kan ?" ucap Juna bagaikan skak mat bagi Gio, itu memang benar. Ac di kamar tamu mati, dan ia tidak bakal bisa tidur tanpa alat yang satu itu. Indonesia semakin panas di setiap harinya. "Lo memang yang paling mengerti gue."

Juna tidak lagi menggubris ucapan Gio, ia kembali duduk di sofa kamarnya dan kembali fokus ke phonselnya.

Arjuna : Lagi apa ?

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang