8. Family

39 9 0
                                    

Pukul 12.30 WIB acara Pelepasan sudah selesai, sekarang Lauren dan juga kakaknya Laura langsung menuju ke rumah Paman dan juga Bibi mereka dari Ayah. Mereka biasa memanggil Om Rio dan juga Tante Mira, Om Rio itu adik dari Ayah Lauren dan juga Laura. Hanya merekalah keluarga dari Ayahnya yang tinggal di Indonesi, dan juga hanya merekalah yang di kenal baik oleh Lauren dan juga Laura.

"Hallo, Assalamualaikum. Om tante, Lauren datengg." teriak Lauren saat dia sampai di ruang tamu keluarga Om Rio yang terlihat sepi. Hal itu memang biasa Lauren lakukan, ia suka sekali berteriak saat datang ke rumah Om Rio.

"Waalaikumsalam, aduh putri dari kerajaan mana ini cantik banget pake kebaya." Jawab Tante Mira yang baru keluar dari dapur, dan menemukan Lauren sudah berdiri di pintu terhubing antara ruang tamu dan ruang keluarga.

"Putri dari Kerajaan Sanjoyo." jawab Lauren antusias.

"Hahaha, kamu ini. Oya, gimana hasil ujiannya lulus ga ?" Tanya Tante Mira sambil duduk di sofa yang ada di ruang tamu, di samping Lauren yang sudah duduk cantik di sana.

"Ya lulus donk tan, Lauren masuk pararer sekolah tante. Ya walaupun peringkat 3 si, tapi itu lumayan kan tan ?"

"Iya donk, masuk 10 besar aja udah alhamdulilah banget. Kamu masuk 3 besar, itu hebat. Kamu inget waktu lulus SMP Vinno peringkat 5, tante udah bangga."

"Wahh bidadari jatuh dari mana ini cantik banget." Lauren langsung menoleh ke arah suara saat terdengar suara berat seseorang di pintu masuk.

"Kak Vanno Lauren lulus, masuk 3 besar. Lauren seneng banget." teriak Lauren dan langsung menghampiri seorang pria yang tadi ia panggil Kak Vanno, ia langsung memeluknya erat dan melupakan kalu ia memaki kebaya yang sempit.

"Iya iya, selamat sayang. Tapi ini lepas dulu, sesek kakak ga bisa nafas." Lauren langsung melepas pelukannya dan menyengir lebar pada kakak sepupunya itu.

"Hehehe, maaf kak Lauren lagi seneng banget si." Lauren menunjukan wajah polosnya, ia tidak merasa bersalah sama sekali dengan perbuatannya tadi."Oya, gimanq Kak Vanno naik kelas ga " tambahnya lagi.

"Enak aja, naik donk masa tinggal kels si." jawab Vanno sambil duduk di samping Mammynya. "Ehh ada Kak Laura, kok diem aja si kak. Biasanya setiapkali dateng langsung acak-acak rumah ?" ledek Vanno terhadap Laura yang duduk dengan tenang, dan hanya menyaksikan saja.

"Enak aja, memang aku tukang renternir apa dateng langsung ngacak-acak." jawab Laura sewot.

"Ya itukan memang kerja sampingan mu kak."

"Enak aja, cantik-cantik gini koh suruh jadi renternir." jawabnya sambil melempar Vanno dengan bantal sofa yang ada di dekatnya.

"Udah cukup, sekarang Lauren sana ganti baju dulu panaskan pake kebaya gitu. Make upnya juga di hapus ya, biar ga jerawatan kaya Kak Vanno."

"Enak aja, Vanno ga jerawatan ya. Mammy itu yang jerawatan sama Vinno." sergah Vanno tidak terima. "Enak aja Mammy ga jerawatan ya, liat muka Mammy mulus kincelong gini kok."

"Ihh kak Vinno, tante. Sesama jerawatan di larang mengejek." teriak Lauren sambil berlari ke lantai 1 untuk ganti baju dan menghapus make upnya.

Dulu Lauren dan juga Laura sering menginap di rumah Tante Mira, jadi mereka mempunyai kamar sendiri di sini. Kamar yang pertamanya menjadi kamar tamu, dan setelah Lauren sering menginap dulu kamar itu langsung di rombak jadi kamar Lauren. Semuanya di rubah menjadi seperti apa yang Lauren inginkan.

Salah satu tempat yang Lauren rindukan dari rumah tante Mira adalah taman kecil yang ada di samping rumah, di sana banyak sekali macam-macam bunga yang di taman oleh Tante Mira.

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang