2. Always She

62 12 4
                                    

Akhirnya bel istirahat berbunyi juga, selesai juga pelajaran Bahasa Indonesia. Kalo pelajaran Bahasa Indonesia yang paling malesin itu baca ceritanya yang panjanggg banget, dan juga harus teliti liat tanda baca dan penulisannya. Kalau matanya udah rabun gimana, tapi ga mungkin juga si kita kan masih pada muda.

"Ren ayo perpus," Lauren yang tadinya lagi masukin buku pelajarannya ke tas langsung berbalik, menatap Dita yang berdiri didepannya sambil ngotak atik phonselnya.

"Ih kesambet apa kamu ngajak aku ke perpustakaan ?"
Salsa yang duduk di samping Laurenpun mengangguk, di antara kita bertiga Dita lah yang paling males di suruh baca.

"Kenapa si pada kaget kaya gitu, orang aku ke perpus mau numpang WiFian Hayo kalian mikir apa ya ?" Lauren dan Salsa saling tatap, dan kembali melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda. Mereka tidak menanggapi rengekan Dita yang minta di temenin terus, itu anak emang ga pernah berubah ya. Padahal udah kelas 9, berilah teman ku itu rahmat dan hidayah mu Ya Allah moga-moga dia cepet tobat.

"Ya udah ayo, cepetan."

Akhirnya Lauren dan Salsa menemani Dita ke perpustakaan untuk WiFian bukan baca buku. Saat di tengah perjalanan Lauren baru ingat tentang kejadian kemarin siang, dia belum bercerita pada ke 2 sahabatnya ini.

"Sal, Dit aku udah cerita belum kalau kemarin aku sama Kak Laura makan siang bareng Juna ma Kakaknya."

"APAA ?" teriak Dita kaget.

"Biasa aja kali ga usah teriak-teriak, lagi di depan umum ni. Jaga image sedikit napa."

"Lagian kok bisa si, kamu sama dia makan berdua ?"
Tanya Dita sambil menunjuk-nunjuk kelas 9H.

"Ih pinter dikit napa Dit, akukan bilang sama Kak Laura dan kakaknya Juna. Berarti kita berempat."

"Laurenn, Lauren aku mau tanya." Lagi, Ya Allah perasaan ini sekolah bukan hutan tapi kenapa banyak banget yang teriak-tariak kaya tarzan si.

"Kemarin aku liat kamu makan siang, eh sore ding sama Juna. Jadi apa kalian udah pacaran ?" APA jadi Putri tau kalau aku kemarin makan siang sama Juna, kalau Putri liat aku kenapa dia ga nyamperin aku aja.

"Enggak, aku ga pacaran sama Juna. Kemarin dia kan pinjem buku ku terus ngomongnya bakal di balikin pas pulang sekolah, tapi pas pulang sekolah aku lupa. Aku langsung pulang, terus pas aku lagi makan ma Kak Laura dia ngeLINE tanya di mana alamat rumah ku. Tapi aku bilang rumah ku kosong Ayah sama Bunda ku pergi, terus dia tanya posisi ku ya aku sebutin terus dia ke sana sama abangnya." Salsa, Dita, dan Putri cuma mengangguk mendengar penjelasan Lauren yang panjang banget kaya kereta api.

Akhirnya Putri ikut Lauren, Dita, dan Salsa ke perpustakaan. Sebenarnya kelas Putri dekat dengan perpustakaan, hanya terbatas oleh UKS saja.

"Kemarin Rahma juga liat kamu sama Juna." Lauren tersentak dari duduknya, dia menatap serius ke arah Putri yang duduk di sampingnya.

"Serius terus gimana reaksinya ?" tanya Lauren penasaran.

"Jelas marah lah, mukanya kaya mau makan orang. Pas Lia tanya apa kalian pacaran, dia jawabnya sinis banget 'Aku gatau dan ga pingin tau, peduli amat!' sambil pergi."

"Ngomongnya di depan orang mah bodo amat ga peduli, padahal hatinya."

"Kamu cocok tau sama Juna Ren, serius."

Lauren memutar matanya ke arah Putri, matanya mengatakan 'kamu bercanda ya ?'. Mana mungkin aku pacaran sama dia, kalau sampai saat ini dia masih sayang sama Rahma. Bahkan dia jujur ke aku kalau dia belum bisa Move On dari Rahma. Terus aku jadi pelampiasan gitu, ogah banget. Kalau mereka ga sama-sama gengsinya gede mungkin mereka udah balikan, ya balikan.

DivericationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang