Sungjae & Nah-Ann 1

46 6 0
                                    

Aku menatap sekelilingku yang penuh lalu lalang manusia yang tampak sangat disiplin waktu.
Mereka berjalan dengan tertib namun dengan langkah kaki cepat.
Bagus sih mereka bisa mengelola waktu...
Tapi!
Masalahnya aku butuh orang yang santai untuk aku tanyai.

Oh Tuhan.....
Inikah nasibku?
Terpisah dari rombongan studi dan terselip diantara manusia sibuk!

Aku mengedarkan kembali pandanganku, berharap ada yang berjalan santai dan tak ada urusan untuk pagi ini.
Aku butuh bantuan,tapi aku juga sadar urusan mereka lebih penting.

Dan akhirnya!
Dapat!!!!

Aku berjalan menuju kearahnya yang tampak berjalan dengan pakaian musim semi yang pas dengan musim di Korea sat ini.

Tampan,tinggi,dan....
Oh astaga!
Aku lupa dengan tujuan ku!

"Permisi..." ucapku berdiri dihadapannya.
Aku membungkuk 90° saking senangnya.

Oh aku lupa dengan diriku!

Perkenalkan,
Namaku Nah-Ann.
Kuliah di Universitas Korea jurusan seni.
Aku di Korea sudah 2 tahun ini,tapi tetap tidak bisa menghafal jalan Korea.
Ditambah sifatku yang ceroboh membuatku harus berkali-kali kesasar.

"Ada apa?" tanya pemuda itu menatapku.

"Mmt.....apa aku boleh bertanya?" tanyaku sembari mengulang ucapanku dalam fikiranku.
Aku takut mengucapkan kalimat yang salah.

"Tanya apa?" tanyanya.

Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.
Akhirnya akan usai penderitaanku....

"Sungjae oppa!!!!" belum sempat aku mengatakan apa yang ingin kutanyakan.
Ada sekelompok gadis SMP berseru dan berlari menuju arah kami.

Pemuda itu memekik dan menggumam entah apa.
Tapi kemudian menarikku dan berlari bersamanya.

"Huh?" aku memekik untuk kesekian kalinya saat menabrak pundak seseorang.
Pergelangan tanganku masih digenggam pemuda itu kuat-kuat.

Jangan-jangan dia orang jahat!
Oh ya Tuhan!!!!
Kenapa nasibku seperti ini?

Pikiran buruk yang menerka-nerka siapa pemuda itu berkliaran memengaruhi otakku.
Aku ketakukan.

Pemuda itu berhenti berlari dan,oh......
Ini tempat yang sepi!
Bagaimana ini?
Tanganku bergetar,keringat dingin memenuhi permukaan kulitku.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya,aku menahan nafasku ketakutan.

Aku kian ketakutan saat dia mendekat padaku dan aku terpojok dengan dinding di belakangku.
Aku terisak saat tangannya mengangkat dan sepertinya akan hinggap di rambut sepunggungku.

Sebisa mungkin aku menutupi mulutku agar tak bertriak.
'Kalau bertriak dia akan kian gencar  menggangguku'
Itu yang aku fikirkan,dan berhasil aku lakukan.

"Kau takut?" kuberanikan diriku untuk menatapnya yang sudah mendaratkan tangannya dirambutku.

Matanya tampak tajam,ditambah garis mata yang menajan disetiap sudutnya membuat kesan dia seorang yang sangat teliti.
Dan jujur aku mengaguminya.

(BTOB) Takkan TerlupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang