Chapter 6

17 2 0
                                    

Tamu Baru di Rumahku


3 Minggu sudah hubungan kami terjalin. Kebahagiaan tiada henti aku rasakan saat bersamanya.

Embun pagi menyapaku di hari Minggu. Lagi-lagi aku terbuai dalam kisah kami yang terjadi beberapa Minggu yang lalu. Hembusan nafasku semakin berharga, setelah adanya pendatang baru dihidupku.

Selang beberapa jam kemudian, tiba-tiba saja hujan mengguyur di desaku.
Seperti yang pernah ku alami, hujan ini mengingatkanku akan hal indah yang pernah ku alami dengan nya.
Hujan mempertemukan kita, di tengah matahari menghilang tertutupi awan hitam yang menggelapkan bumi. Pelangi datang setelah hujan, itulah yang aku rasakan saat bersamamu. Bahagiaku tak pernah berakhir.

"Zah, jemuranmu gak di ambil? Diluar hujan loh". tiba-tiba ibu datang mengagetkanku

"Ya ampun... aku lupa(sambil memukul jidat dan langsung berlari menuju rumah belakang)".

Menghayalnya benar-benar membuatku gila. Mungkin seharian tidak cukup untuk memikirkannya. Bagaimana tidak, dia adalah sosok laki-laki yang sempurna. Terkadang ketika aku marah dengan alasan yang tidak jelas, dia tidak pernah memarahiku. Dia begitu sabar menghadapi setiap sifat-sifatku yang sedikit egois.

Sore itu, aku sedikit kesal karena Man tidak mengabariku seharian. Entah kemana ia pergi.

"Oke, baru 1 Bulan sudah lupa? sudah bosen? Mungkin sudah dapet yang baru? menghilangan secara tiba2". Pesan singkatku yang sedikit menyindir karena kemarahanku.

I'm only one call away.
I'll be there to save the day.
(Nada panggilan handphoneku berbunyi)

"Assalamualaikum sayang". Sapanya dengan sok manis

"Waalaikumsalam, apa sayang-sayang? Sudah ya gak perlu sok manis gitu. Jujur aja deh, kamu bosen sama aku? Bilang aja gak usah tiba-tiba menghilang kayak gini". Jawabku dengan nada marah.

"Apa kamu kok berfikiran kayak gitu. Iya maaf aku ngaku salah. Aku tadi pergi memancing ikan sama kakak sepupuku, efek buru-buru jadinya gak sempet sms kamu. Maaf  sayangku yang cantik". Lagi-lagi ia mengeluarkan kata manisnya

"Oh gitu, Ok". Ujarku dengan sikap cuek

"Kok cuek gitu sih, Kesayanganku kan baik, cantik lagi. Jangan marah ya sayang..."

"Hem, Yaudah aku sibuk nih. Nanti lagi ya bye". Tanpa membiarkan dia berkata apa-apa lagi, akupun Langsung mematikan telfonnya.

Aku memang sedikit keras kepala, Negative thinking dan sedikit pemarah. Hampir setiap hal kecil yang sering aku besar-besarkan justru ia selalu sabar menghadapiku. Kekagumanku semakin menjadi-jadi. Rasa syukur yang selalu aku ucapkan kepada sang maha kuasa, karena telah mengirimkan dia untuk ku.

Hari minggu telah berlalu.
Ketika hari libur nasional, ditengah waktu aku bersantai menonton TV. Tiba-tiba datang seorang tamu tak di undang.
Man, iya. Dia adalah tamuku yang tak di undang.

"Assalamualaikum". (Seru ia sambil mengetuk pintu)

"Waalaikumsa...lam(wajah kagetku karena kedatangannya) Kamu? kok bisa tahu rumahku?".

"Siapa Nak?".

Akupun mengabaikan perkataan ibu, tapi justru ibu mendekati kami didepan pintu dan menyuruh ia masuk ke dalam.

"Loh, ada tamu kok gak disuruh masuk. Masuk nak, ayo silahkan. Temannya zahrah ya?".

"Salam tante(sambil mencium tangan mamaku). Maaf nih ganggu tante sama zahra. Ia saya temannya sekolahnya zahra tante".

"Yasudah, duduk2 sambil ngobrol aja ya sama zahra, tante lagi banyak kerjaan di belakang". Mamapun pergi meninggalkan kami di ruang tamu.

"Eh, nyokapnya sibuk dibelakang kok kamu malah nyantai disini sih?".

"ih apasih ngurus-ngurus. Kan suka-suka aku. Lagian capek tadi sudah bersih-bersih rumah sama ngepel lantai".

"ah, bilang aja males(ujarnya sambil mengejekku). Jangan-jangan kamu gak bisa masak lagi?".

"ih...(sambil memukulnya dengan bantal). Sebenarnya kamu ngapain sih kesini?". Tanyaku jengkel

"Kok marah gitu sih, tambah ngegemesin tahu gak...(sambil mencubit pipiku)".

"Sakit tahu(mengusap pipi)".

"Aku kangen sama kamu, 2 hari gak ketemu kerasa 1 abad tahu gak. Jadi ya terpaksa aku kesini".

"Ya ampun Man. Kan bisa video call kan, kenapa harus kesini? Seumur-umur belum pernah aku ngajak cowok kesini".

Memang, Man adalah lelaki pertama yang datang ke rumahku sebagai Boyfriend.

"Tapikan gak puas. sudahlah abaikan.
memangnya kamu tidak merindukanku? Berati gak sayang???".

"Duu... please deh jangan nyebelin. Disini tuh dirumah, ada mamaku disini jangan keras2 ngomongnya, nanti kedengaran". Ucapku geram

"Iyya maaf sayang. Eh nggak asyik banget sih kamu manggil aku Man".

"Terus aku harus manggil apa?". Tanyaku bingung

"Sekali-kali panggil aku Mas gitu. Secara gak pernah ada cewek yang manggil aku Mas".

"Mas?".

"Iyyalah, kan lumayan keren sih. iya nggak???".

"Iya iyya... Eh man kamu gak mau pulang yah? udah siang nih?" Ujarku sedikit mengusir

"Apah? Man? Mas kali zah.
Iya iyya aku pulang,jahat banget sih. Bukannya seneng ada tamu ini malah diusir".

Mas adalah panggilan asing untukku. Karena aku tidak pernah memanggil seseorang dengan panggilan Mas. Dan untuk pertama kali, dia menyuruhku memanggil Mas.
Tidak masalah. Menurutku sedikit asyik, Dan  juga sedikit berkesan karena sebelumnya aku tidak pernah mengatakan kata itu.

2 jam berlalu, akhirnya Man pun pulang dari rumahku,Sedikit lega. Dan untuk pertama kali laki-laki datang bermain dirumahku.
Tapi, jauh dilubuk hatiku. Aku sangat bahagia, Rinduku sedikit terobati. Setidaknya aku tidak perlu mengatakan kepadanya,bahwa aku merindukannya.

Akhirnya ku menemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang