Chapter 10

20 2 0
                                    

Akhirnya ku menemukanmu

hubungan kami masih terus berlanjut. Tidak hanya berlanjut, bahkan ikatan cinta kami semakin erat. Sangat sulit rasanya untuk bosan, karena Man adalah tipe lelaki yang pandai untuk membuat hubungan ini lebih harmonis. Pandangan pertama selalu ku rasakan setiap kali bersamanya, hingga tak terasa hubungan kami sudah beranjak 2 tahun. Namun rasanya seakan kami baru saja membangun hubungan ini.

Cinta, Cinta memang membuat hidup seseorang terasa berbeda. Sepertinya halnya sebuah kata, Makananan pahitpun terasa manis saat bersamanya.
Cinta memang gila, buta, dan tuli. Bagaimana tidak? Ketika kita benar-benar sudah mencintai orang lain, Maka hal apapun yang orang lain katakan itu tidaklah penting. Kekurangannya pun ku bagaikan sebagai pelengkapku. Itulah cinta, sulit namun mengesankan.

Siang itu,Sekolahku di sibukkan dengan kegiatan gladi bersih untuk wisuda besok. Kami pun berniat untuk berangkat bersama, dan Man menawarkan diri untuk menjemputku ke rumah.

Hampir 1 jam aku menunggu, dan pujaan hatiku pun telah tiba. Dengan Celana hitam panjangnya, Berpakain hem donker, dan switernya yang berwarna merah abu-abu yang membuatnya terlihat lebih gagah. Ditambah dengan gaya rambutnya yang hampir mirip seperti Randy Martin.
Mataku melihatnya tanpa berkedip, anganku terbayang seperti seorang permaisuri yang dijemput oleh kandanya.

Setiba di Gedung Kota, kami berpisah tempat. Karena memang kami berbeda jurusan.

Menjelang pukul 17:00 wib, satu persatu temanku pulang ke rumahnya masing-masing. Dan hanya tersisa anak panduan suara, Guru dan Orkestra.

"Zah, aku tunggu ya?" Tanyanya ketika aku sedang berfoto dengan temanku

"Sudah gak papa mas, Lagian ini sudah malam. Kasihan kamunya capek".

"Nanti kalau aku pulang. Kamu kesananya bareng siapa?".

Aku memang sedikit bingung, karena setelah gladi bersih dilaksanakan, aku hendak menginap di tempat salonku.

"Gampang mas, nanti aku naik angkot aja bareng temenku".

"yasudah kalau gitu, jaga diri baik2 yah. Jangan macem2".

"iyya mas, pasti kok".

Hari semakin larut, adzan maghrib pun berkumdang. Dan gladi bersih pun belum dimulai. Tiba-tiba temanku Mega mengajakku untuk sholat di rumahnya.

Mendekati adzan Isyak, Akhirnya gladi bersih pun dimulai.

Tepat pukul 20:00 wib, aku pulang ke tempat penginapan salonku dengan teman2 kelasku. Rifda, Mila, dan Dwi, Mereka adalah teman kelasku yang juga menginap di tempat yang sama denganku.

"Eh rek, nggak kerasa ya besok sudah wisuda". Ujar Dwi

"Perasaan baru kemarin kita MOPDB dan masuk kelas, ini udah mau lulus aja. Eh inget ya jangan cepet-cepet kangen ya sama Aku". Ujarku sedikit konyol".

"Uuuu dasarrr" Sambil melemparkan bantal ke wajahku.

Akupun beristirahat dan hampir memejamkan mataku, tiba-tiba saja terdengar dering telepon.

"Assalamualaikum sayang, sudah pulang?". Sahutnya dengan sangat lembut

"Waalaikumsalam mas, sudah. Baru saja mau tidur, eh kamu malah nelfon". Ujarku Sedikit menyindir

"Berati aku ganggu dong? Yasudah sana tidur, kasihan calon istriku capek rek".

"(Aku terdiam senyum-senyum sendiri) Diih, calon istri katanya. Ngarep ya(sambil menjulurkan lidahku)".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhirnya ku menemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang