(Author Pov)
Dua orang gadis berparas cantik terlihat sedang dihukum didepan kelas, mereka adalah Alvernia dan Nesya. Entah bagaimana Alvernia bisa berteman dekat dengan Nesya, karena sebelumnya Alvernia sangat menghindari berteman dengan gadis itu. Ini sudah kesekian kalinya Alvernia dan Nesya membuat guru yang masuk kekelas marah karena ulah mereka berdua, entah itu karena mereka tertawa tanpa alasan yang jelas, mengobrol, sampai tidak mengerjakan tugas. Alvernia sangat tidak bertanggung jawab atas jabatannya sebagai wakil ketua kelas, dan anehnya juga tidak ada satupun murid yang menegurnya. Apa kalian fikir mereka berdua seorang ketua geng yang memiliki kekuasaan dikelas? Seorang yang suka membully sehingga tidak ada yang berani menegurnya? Tentu saja tidak. Alvernia dan Nesya bukan orang yang seperti itu.
"Kenapa ketawa? Apa ada yang lucu?" Tanya Bu Inka, guru IPS yang termasuk ke dalam list nominasi guru killer SMA Batavia I Jakarta.
"Engga bu." Jawab Alvernia dan Nesya pelan sambil menundukan kepala.
"Kalo engga kenapa ketawa? Minggu kemarin engga ngerjain tugas, sekarang malah tertawa saat saya sedang menjelaskan materi. Kalo kalian ga mau ikut pelajaran saya, ga suka pelajaran saya, silahkan keluar!" Bu Inka berteriak diakhir kalimat, yang sukses membuat seisi kelas terkejut dan langsung diam menjadi patung. Untung saja tidak ada yang latah.
"Maaf bu." Ujar Alvernia pelan, sedangkan Nesya hanya diam menunduk.
"Minggu besok sampe kalian berulah lagi, silahkan keluar dari kelas saya." Ujar Bu Inka tegas dan bersamaan dengan itu bel istirahat berbunyi.
Alvernia dan Nesya menghela nafas lega ketika bel berbunyi, karena itu artinya mereka terbebas dari omelan dan tatapan tajam Bu Inka.
"Akhirnyaaaaa belllll." Teriak Alvernia senang.
"Iya anjir untung bel, coba kalo engga. Kita pasti masih bediri sambil denger tausyiah." Ujar Nesya lega.
"Hahaha iya anjir. Kekantin engga lo?" Tanya Alvernia.
"Iya ayok laper banget gue, belom makan dari bayi." Ujar Nesya yang sibuk mencek hpnya.
"Hahaha tai. Yaudah ayok." Ujar Alvernia tertawa.
"Ehh itu ajak rani." Ujar Nesya.
"Ehh iya, ke kantin ga lo ran?" Ujar Alvernia menghampiri Rani.
Yapss perkenalkan teman baru Alvernia, Levina Maharani dengan panggilan Rani. Gadis cantik bermata sipit yang selalu menjadi pusat perhatian di SMA Batavia I Jakarta. Teman baru bagi Alvernia, tapi tidak bagi Nesya. Karena sebelum masuk SMA Batavia Nesya dan Rani sudah saling kenal. Dan yang kalian harus tau ternyata Rani adalah teman SDnya Danish.
"Iya ayok." Ujar Rani menghampiri Alvernia dan Nesya.
Ketiga gadis itu segera melangkahkan kaki menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah demo minta diberi asupan.
•••
Dilorong koridor yang menghadap langsung ke lapangan terlihat Gina, Athan, Novi, dan Danish sedang duduk dibangku yang disediakan pihak sekolah untuk murid-murid yang ingin beristirahat atau hanya sekedar bersantai di waktu istirahat dan di waktu luang saat pelajaran kosong. Mereka terlihat memperhatikan Danish yang sedang bercerita dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late to Miss
Teen FictionSetiap orang butuh rindu dan ditinggalkan, untuk sadar seberapa berharganya orang yang ada disisinya sekarang.