.

61 10 4
                                    


"Cukup kembali jadi temanku, hanya itu. Aku tidak meminta yang lain."


(Author Pov)

Seorang laki-laki paruh baya menaiki anak tangga menuju kamar putri kesayangannya. Laki-laki itu adalah ayahnya Alvernia. Dia berniat untuk membangunkan putrinya itu karena sudah ingin memasuki waktu sholat maghrib.

"Niaaa bangun, udah mau maghrib. Molor aje lo." Ayahnya membuka pintu kamar Alvernia, dan sedikit berteriak untuk membangunkan putrinya itu.

"Iyaa." Yang diteriaki hanya menjawab seadanya saja.

"Mandi, terus sholat. Jangan tidur lagi." Setelah berpesan seperti itu, ayah Alvernia langsung menutup pintu dan kembali ke ruang kerjanya.

"Iyaa, bawel ahh."

Gadis itu bangun dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dan setelah itu langsung melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

•••

Alvernia menuruni anak tangga menuju dapur, gadis itu sangat lapar karena tadi siang dia hanya minum saja saat disekolah. Alvernia sengaja berbohong pada tantenya, dia terlalu malas untuk sekedar makan. Moodnya buruk, dan itu membuat nafsu makannya juga buruk.

"Makan ni." Ujar ayahnya yang sedang membuat kopi. Setelah itu ayahnya berlalu menuju ruang tengah untuk menonton tv.
"Iya ini mau makan."

•••

Setelah makan, Alvernia langsung kembali kekamarnya. Gadis itu sedang tidak bersemangat untuk melakukan apapun, termasuk menemani ayahnya menonton tv.

Alvernia sibuk menyiapkan keperluan untuk MOS besok karena ada beberapa tambahan barang yang harus dibawa. Untunglah MOS berjalan lancar dan tidak ada yang aneh-aneh.

Setelah menyiapkan semua keperluan, Alvernia langsung bergegas tidur lagi. Entahlah, yang jelas gadis itu hanya ingin tidur hari ini. Karena jika tidak, dia akan terus memikirkan Danish.


(Alvernia Pov)

Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali. Entah harus semangat atau tidak untuk pergi kesekolah, tapi yang jelas aku harus tetap pergi kesekolah. Aku senang dan juga sedih. Senang karena nanti akan bertemu Danish disekolah, sedih karena bisa bertemu tapi tidak bisa menyapa.

"Niaa udah selesai belum sarapannya? Kalo udah buruan, papah tunggu dimobil."
"Iya ini udah selesai, ayo berangkat."

Papahku terus bersenandung selama diperjalanan menuju sekolahku, sepertinya suasana hatinya sedang sangat bagus hari ini.

•••

Kulihat dari jauh Gina baru saja turun dari motornya Athan, mereka juga baru sampai ternyata. Aku bergegas menghampiri mereka untuk masuk ke dalam sekolah bersama.

"Ginaaaa bareng."
"Ayo buruan, udah mau bel."

Kami berdua sedikit berlari menuju gerbang, sedangkan Athan masih di parkiran.

"Gin, nanti kalo lo keluar duluan tungguin gue didepan Perpus ya? Bilang Novi juga."
"Iya, lo juga kalo keluar duluan tungguin gue."
"Sip."

Late to MissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang