Salahkan rindu yang memaksa kita untuk kembali. -alvernia
(Author Pov)
Alvernia terlihat gelisah dan terus melirik ke arah jam yang bertengger manis di tangan kirinya. Gadis berparas manis dengan lesung pipi itu tidak sabar menunggu bel pulang sekolah berbunyi.
"Materi hari ini sampai disini dulu aja ya. Tugasnya bisa dilanjutin dirumah dan dikumpulkan lusa saat ada pelajaran saya lagi." Ujar Bu Dini, guru Bahasa Indonesia kelas X IIS I
"Iya bu." Jawab murid-murid.
"Yaudah pulangnya nunggu bel bunyi ya. Assalamualaikum." Bu Dini melangkahkan kakinya keluar kelas dan bersamaan dengan itu bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring, tanda jam pelajaran hari ini telah usai.
"Yeayyyy akhirnya beelll." Ujar Alvernia bersorak senang.
"Najis mentang-mentang mau balik bareng." Ujar Nesya nyeletuk.
"Tau lo ntar dicengin diem." Kata Athan yang masih sibuk membereskan bukunya.
Alvernia hanya menampilkan senyum manisnya, dia tidak memperdulikan ledekan teman-temannya karena terlalu senang.
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah jendela kelas yang memperlihatkan langsung ke lapangan, sekaligus ke arah kelasnya Danish.
Dan bingooo Alvernia melihat Danish berjalan menuju kelasnya, hatinya berdebar tak karuan.
"Itu Danish lagi jalan ke arah sini, ga usah diliatin mulu ni." Ledek Gina.
"Yarin si gin elah." Ujar Alvernia yang bersiap-siap mengambil tasnya.
"Ayokk ni." Danish masuk ke kelas Alvernia bersama dengan Danu teman sekelas dan juga teman SMP mereka.
"Iya ayok." Ujar Alvernia menghampiri Danish dan juga Danu.
"Yaelahh than jadi nyamuk deh nih gue." Danu memasang wajah melas kearah Athan.
"Hahaha gue jadi lo mending memisahkan diri." Athan tertawa.
"Tai lo pada." Ujar Danish sambil tertawa. "Yaudah ya gue duluan, ayo dan, niaa." Danish memanggil Danu dan Nia untuk segera pulang.
•••
Ketiga remaja itu kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas untuk segera pulang kerumah mereka masing-masing.
Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan sepatah kata selama perjalanan. Hanya suara derap kaki dan suara perbincangan murid-murid lain yang menghiasi perjalanan mereka.
"Niaa di cariin." Tiba-tiba Danish mengeluarkan suaranya karena tidak tahan dengan suasana canggung yang tercipta diantara mereka.
"Hah? Sama siapa?" Ujar Alvernia kaget, karena Danish tiba-tiba menyebut namanya.
"Sama yang maha kuasa." Danu menjawab dengan nada meledek.
"Anjirr." Alvernia menatap kesal kearah Danu, sedangkan Danish hanya tertawa kecil.
"Dicariin sama siapa dan?" Tanya Alvernia ke Danish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late to Miss
Teen FictionSetiap orang butuh rindu dan ditinggalkan, untuk sadar seberapa berharganya orang yang ada disisinya sekarang.