Saat senyuman berubah menjadi kagumSaat gelak tawa berubah menjadi sayang
Saat tak acuh berubah menjadi peduli
Saat itu lah persahabatan berubah menjadi cinta.
***
Dilo POVH-1 menjelang pensi. Semua orang yang bertugas maupun yang tidak bertugas pada sibuk semua. Entah itu 'panitia' atau 'bunitia', bahkan anaknya 'nitia', ikut turun andil dalam pelaksanaan pensi yang diadakan sekolah setiap tahun ini. Gue sebagai gitaris band sekolah hanya sibuk latihan band bukan sibuk latihan saman atau silat.
Tapi gara-gara sering latihan selama seminggu penuh dan berangkat pagi pulang malem (untung bukan berangkat malem pulang pagi) kaya terong-terongan mau mangkal, gue jadi gabisa pulang bareng sama Risya seminggu ini.
Alhasil gue cuma bisa berangkat sekolah doang bareng dia, dan itu mengurangi jadwal gue bertemu dengan dia yang gue itung-itung cukup sangat mubazir sekali.
Pokoknya nanti malem gue harus ke rumah dia, entah itu untuk masak nasi atau cuci piring, gumam gue.
***
Setelah Maghrib dan setelah melaksanakan ibadah sholat Maghrib, karna sebagai calon suami yang sholeh untuk Risya dan sebagai calon ayah untuk anak-anak gue kelak, gue harus rajin sholat, ya minimal yang wajibnya dulu kalau gue lagi insap kadang sama sunnah nya, gue berniat bertamu ke rumah tetangga sebelah, Risya.
Dengan rambut yang masih basah dan sarung yang masih melekat manis udah kaya abis sunatan, gue menuju pintu dan menguncinya, lalu membuka kuncinya lagi dan membuka pintu. Kebiasaan gue dan Kakak gue yang kalau melakukan sesuatu selalu ada yang di ulang kaya orang kelebihan kerjaan.
Saat gue membuka pintu, entah apa yang gue liat, gue udah teriak kaya curut kejepit.
"AAAAAARRRRGGGHHHH SETAAANNN PINTUUUU!!!" teriak gue sambil menampol makhluk apapun itu yang ada di hadapan gue saat ini.
"Diiillloooo begooooo!!! Stop anjirrr ini gue kampret! ini gu--,"
"PERGI DARI HADAPAN GUE! HUSH HUSH HUSH SANA!"
"Mabok selang lu ya! Sadar woy jangan nabok-nabok gue sempak! Masker gue rusak nih dodol!"
Gue yang lagi merem sambil mengeluarkan jurus wingchun seketika langsung melek dan berhenti.
"Apaan? Selang? Sempak? Masker? Dodol? Lu jualan?"
"Lah udah sadar lu?"
"Lu Risya?"
"Iya ini gue Risya,"
"Gue siapa?"
"Bodo amat Dil mending gue balik lagi ke rumah gue. Nyesel gue nyamperin lu!"
"Eeeeehh tunggu Risyaaaa!!!!"
***
"Lu lagi ngapain sih pake gituan? Bikin gue kaget aja."
Setelah insiden kecil-kecilan tadi, sekarang gue dan Risya berada di base camp andalan kita, ayunan kayu di halaman belakang rumah gue.
Niat gue mau nyamperin Risya eh malah dia yang nyamperin gue duluan, bikin kaget lagi.
"Yeee lu kalo mau ikutan pake bilang nih gue bawain buat lu masker muka dari lumpur laut," ujar Risya.
"Ogah gue ah pake gituan, alami aja muka gue udah ganteng gini gimana nanti gue pake gituan, kalah cantik lu sama gue," ucap gue bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE ME AS MUCH AS YOU CAN
Teen Fiction[SLOW UPDATE] (15+) -Teenfiction+Humor- Risya Safira : "gue suka baca novel, menulis, bernyanyi, bercerita, apapun itu yang menyenangkan, termasuk merhatiin pangeran tampan gue--Kak Delo--bermain basket. Tapi sampai kapan gue harus diam-diam merhati...