Bagaimana caranya agar aku bisa bersamamu?
Bagaimana caranya agar aku bisa mendekapmu?
Bagaimana caranya agar aku bisa memilikimu?
Bagaimana?
*****
Video di mulmed anggep aja Risya yang nyanyi dan Dilo yang main gitar muehehehe
***
Dilo POV
"Ris plisss mau ya ya ya? demi gue juga ini, plissss...."
"Ayolahhhhhh bantu gue,"
"Ris kita kan tiap malem udah biasa anu--,"
Plaakkk
"Lah kampret kok lu malah nabok gue sih?"
Apes banget gue hari ini.
Pertama, vokalis di band gue kagak bisa dateng disaat menit-menit mau tampil.
Kedua, gue disuruh jadi vokalis dan yang mainin gitar gue malah orang laen. Tapi untungnya gue nolak dan dapet ide cemerlang.
Nah, ketiga, ide cemerlang gue malah nabok gue disaat gue lagi memohon-mohon agar dia mau jadi vokalis gue.
Gue cowok ganteng yang apes. Kalo dijadiin sinetron ratapan anak ganteng cocok kali ya.
"Lagi lu bilang ambigu banget sih, emang kita tiap malem anu ngapain? Ha? Gue masih polos ya jangan lu nodai," sewot Risya.
Yeh ni anak emang pikirannya kemana-mana, untung aja gue mencoba untuk berpikir negatif.
"Eh sompret, gue kan belom kelar ngomong tadi udah lu tabok aja lagian lu bilang polos tapi ngapa lu mikirnya yang aneh-aneh pea!" balas gue tak kalah sewotnya.
Ini kenapa gue jadi debat masalah anu sama Risya ya?
"Udah-udah masalah anu biar dilanjutin nanti aja, sekarang masalahnya lu harus jadi vokalis di band gue, mau ga mau gue gamau tau pokoknya harus mau titik." titah gue tanpa mendengarkan lagi alasan penolakan yang Risya lontarkan.
Gue pun narik tangan Risya ke belakang panggung. Ga peduli sepanjang koridor dia tereak-tereak udah kaya diapain aja, gue tetep jalan lurus ke depan.
"Nih vokalis kita. Kalian tetap di bagian masing-masing, termasuk gue tetep jadi gitaris," ujar gue kepada temen-temen anggota band.
Mereka semua melihat ke arah Risya dengan tatapan yang sepertinya takut akan terjadi bencana jika Risya menjadi vokalis band ini, tapi gue berusaha meyakinkan mereka bahwa suara Risya tidak terlalu sakit untuk didengar.
"Dil, udah siap? Kalian harus udah naik ke atas panggung nih," ucap Bimo seraya melihat jam tangannya. Bimo—host yang bener-bener gamau buang-buang waktu walaupun satu sekon aja.
Gue pun memandang temen-temen gue, memberi kode dengan mengganggukkan kepala tanda bahwa kita sudah siap.
Satu-persatu kita semua mengambil alat band kita yang kita pegang masing-masing kemudian bergegas menaiki panggung.
Saat kaki gue pengen ngelangkah naik ke anak tangga, suara mistis terdengar dari balik leher gue.
"Gue nyanyi apaan bego?!" bisik Risya yang bener-bener buat gue merinding sampe ngusap tengkuk belakang.
"Terserah elu pinter, mau nyanyi lagu via vallen juga boleh," jawab gue tak kalah mistisnya.
"Si dodol."
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE ME AS MUCH AS YOU CAN
Teen Fiction[SLOW UPDATE] (15+) -Teenfiction+Humor- Risya Safira : "gue suka baca novel, menulis, bernyanyi, bercerita, apapun itu yang menyenangkan, termasuk merhatiin pangeran tampan gue--Kak Delo--bermain basket. Tapi sampai kapan gue harus diam-diam merhati...