Angin lembut musim semi meniup rambut panjang seorang gadis bertubuh mungil. Menatap langit yang berubah menjadi orange. Seseorang menyentuh pelan bahunya yang membuatnya terkejut.
"Mou! Yuko! Kau mengagetkanku!" Rutuk gadis mungil itu.
"Gomen, Takahashi Minami-chan. Apa yang kau lihat sebegitu seriusnya hingga tak menyadari ada gadis cantik disekitarmu ini?" Tanya gadis bermarga Oshima itu.
"Kau terlalu pede Oshima Yuko-san." Ledek gadis yang dipanggil Takahashi Minami.
"Seperti tak kenal Oshima Yuko saja." Balas gadis bernama lengkap Oshima Yuko itu.
"Hai, hai. Nee, apa yang kau lakukan disini? Tak biasanya kau berada di taman ini?" Tanya Minami.
"Ah, aku ingin..." ucapan Yuko terpotong saat ia ingat gadis dihadapannya tak tahu kebenarannya."Nani?"
"Aku hanya ingin menikmati taman ini saja. Mengenang masa kecilku disini. Aku menghabiskan masa kanak-kanakku di taman ini." Balas Yuko.
"Eh!? Aku baru tahu Yuko pernah tinggal di Kyoto."
"Kau sendiri, kenapa bisa pindah ke Kyoto?""Seandainya Atsuko tak meninggal, aku tak akan pernah pindah ke Kyoto. Aku pindah karena aku merasa di Tokyo aku tak memiliki siapapun, setelah Atsuko meninggal, aku hanya sendiri, orang tuaku berada di luar negeri dan hanya akan pulang jika mereka sempat." Jawab Minami.
"Maafkan aku. Aku tak tahu Takamina punya masa lalu menyedihkan." Sahut Yuko.
"Yuu-chan, apa kau mau berjanji padaku? Apa kau mau berjanji kau tak akan meninggalkanku?" Tanya Minami yang membuat Yuko membeku.
Yuko tersenyum lalu mengangguk. "Aku tak akan meninggalkan Minami."
"Arigatou." Lirih Minami.
'Maafkan aku, Takamina. Aku hanya tak ingin kau berubah setelah itu. Maafkan aku.' Batin Yuko.
Kedua gadis itu menikmati pemandangan sore berdua, tak jauh dari sana, seorang gadis lain tersenyum, melihat sahabatnya bersama orang yang tepat. Ia menatap langit sejenak, kemudian menghilang bersamaan dengan sehelai sakura yang ia terbangkan kearah sahabatnya.
'Aku akan menunggumu.'
Yuko menatap Minami lalu tersenyum, mengingat pesan sahabatnya yang meninggalkan Jepang lima tahun yang lalu. 'Haruna, kau benar. Dia gadis yang baik, tapi aku tak tahu bisa memenuhi janjiku padamu atau tidak. Setidaknya saat ini, berada didekatnya dan membuatnya tersenyum adalah hal yang membahagiakan untukku. Semoga kita akan bertemu kembali.' Batin Yuko sembari tersenyum.
"Nee, Yuko, ikimashou?"
"Eh!? Ah! Ini sudah malam ya? Maafkan aku, aku terlalu menikmatinya. Ikimashou!"Sepanjang perjalanan pulang, keduanya tak saling bicara hingga tak terasa Minami sudah tiba dirumahnya. "Yuko, aku sudah sampai. Jaa ne, oyasumi."
"Oyasumi! Jaa ne!"
Yuko meninggalkan Minami dengan air mata mengalir dipipinya. Semuanya akan segera berakhir, kapan saja. Ia tahu mungkin gadis itu akan menangis dan berubah, dan ia tak ingin hal itu terjadi, untuk itulah ia melakukan ini semua. Meski karena itu, gadis itu akan membenci dirinya seumur hidup. Ia tiba di rumah dan segera menuju kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur.
'Minami, maafkan aku.' Batin Yuko lirih lalu ia terlelap dalam tidurnya.
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura no Kini Narou
FanfictionSetelah kematiannya, dia berubah. Menjadi gadis dingin yang sulit didekati dan tak bisa menerima orang baru dengan mudah. "Maafkan aku, Yuko..."