"Yuko, ayo pulang. Kau tak akan menginap disini bukan?" Tanya Minami.
"Gomen, aku sangat senang bisa kembali kesini lagi." Balas Yuko senang.
Jauh dari sana, seorang gadis bertubuh tinggi melihat keduanya yang tampak senang, senyum tipis terukir diwajahnya. 'Kau terlihat bahagia ya, Yuko? Apa kau bisa memenuhi janjimu? Pada gadis yang kau cintai? Melebihi kau mencintaiku?'
"Takamina, besok kita libur sekolah, bagaimana kalau kita ke Tokyo? Aku ingin melihat pemandangan kota Tokyo." Pinta Yuko mengeluarkan senyuman tupainya.
"Yuu-chan, ada apa denganmu? Tokyo itu jauh dari Kyoto!" Rutuk Minami kesal.
"Ayolah..."
Minami memandang Yuko dengan tatapan pasrah lalu menghela nafas pelan. "Hai, hai. Bagaimana mungkin aku bisa menolak jika kau mengeluarkan jurus andalanmu?"
"Yatta! Ureshii!" Seru Yuko senang.
"Ayo kita pulang! Besok kita harus berangkat pagi kalau ingin ke Tokyo." Kata Minami.
Keduanya bergegas pulang agar dapat mengejar kereta menuju ke Kyoto. Perjalanan jauh memang dari Kyoto ke Asakusa, tetapi inilah keinginan Yuko, dan Minami tak bisa mengatakan tidak atas keinginan sahabatnya itu. Sesampainya mereka di Kyoto, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing. Yuko mengantar Minami lalu segera pulang ke rumah, gadis itu pulang dengan pikiran yang sama saat ia nyaris tertabrak oleh sebuah mobil. Saat tiba di rumah, ia langsung masuk ke kamarnya dan kembali memikirkan hal yang sama.
"Jangan tinggalkan aku. Aku takut kau meninggalkanku, Yuu-chan."
Perkataan gadis itu saat di taman kembali terngiang dibenaknya. Sudah beberapa hari belakangan ini Yuko memikirkan Minami, gadis yang dicintainya. Entah berapa lama lagi ia bisa melihat Minami, ia tak tahu. Untuk itulah ia ingin gadis itu tersenyum dan melihat senyumnya sebelum ia meninggalkannya.
Sementara itu diluar rumah Minami, seorang gadis memandangi rumah sahabatnya dengan tatapan sendu. Senyum mengembang diwajah gadis itu.
'... mungkin ini akhir dari tugasku. Selanjutnya, ini adalah tugasnya, gadis yang bersamamu tujuh tahun terakhir ini. Sayonara, Takamina. Aishiteru.' Batin gadis itu lalu menghilang bersama sakura yang berjatuhan dibawah kakinya.
Didalam rumah, Minami duduk menyendiri di halaman belakang sembari membuka album fotonya selama 19 tahun ia hidup. Setetes air mata menjatuhi pipi pucatnya. Terlihat dirinya bersama seorang gadis yang bernama Maeda Atsuko sedang bermain bersama di lapangan.
"Acchan..."
Seketika seorang gadis muncul dihadapannya dan tersenyum lembut. Ya, dia adalah Maeda Atsuko atau yang akrab disapa Acchan. Dia adalah gadis yang mengawasi Minami dari luar rumahnya.
"Acchan! Yamete! Berhenti muncul dihadapanku dengan cara seperti ini!" Rutuk Minami kesal.
"Tehe! Gomen, karena ini adalah hari terakhirku bisa berbicara denganmu." Balas Acchan santai."... sudah tujuh tahun, ya?" Lirih Minami pelan.
"Tugasku sudah selesai, Takamina. Kau akan menemukan seseorang yang akan menggantikan tugasku." Kata Acchan.
"Apa... apa kau akan meninggalkanku untuk yang sebenarnya?" Tanya Minami lirih.
"Iie. Aku akan selalu bersamamu, meski tak secara nyata tapi aku akan selalu mengawasimu dan aku akan setia di hatimu, aku akan selalu menjadi salah satu bintang diatas yang bersinar terang."
"Acchan..."'Bahkan mungkin seseorang lagi juga akan bersamaku menjadi salah satu bintang diatas.' Batin Acchan.
"Saa, sayonara Takamina." Kata Acchan pelan.
"Sayonara... Acchan. Itterashai." Balas Minami lalu tersenyum pada Acchan yang perlahan mulai menghilang dari pandangannya.
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura no Kini Narou
FanfictionSetelah kematiannya, dia berubah. Menjadi gadis dingin yang sulit didekati dan tak bisa menerima orang baru dengan mudah. "Maafkan aku, Yuko..."