Chapter 6

211 44 5
                                    

Keduanya telah sampai di Tokyo. Yuko segera mengajak Minami kesebuah hutan. Hutan yang diingatnya jelas tempat ia kehilangan Mari-chan. Senyum tipis mengembang dibibir Yuko. Minami yang mengerti hanya bisa memeluk sahabatnya itu erat.

'Yuu-chan, aku ada disini. Jangan seperti ini.' Batin Minami.

"Takamina, iku yo?"
"Ah, aku ingin kesuatu tempat."

Kini, giliran Minami yang menarik tangan Yuko. Ia membawa Yuko ke apartemen lamanya, tempat ia biasa menghabiskan waktu bersama Acchan. Minami membuka lemari bajunya kasar dan mengeluarkan sebuah kotak besar dan menyerahkannya pada Yuko. Ia membukanya dan menemukan sebuah album kenangan.

"Aku sudah bilang padamu, bukan? Saat pertama bertemu, aku tak bisa menceritakan tentang masa laluku dan juga tentang Acchan. Dibuku ini, kau bisa mengetahui semuanya." Kata Minami.

Minami duduk dikasur tempat biasa ia dan Atsuko tidur bersama. Yuko mengamati satu per satu foto yang menunjukkan sahabatnya saat masih kecil hingga seperti sekarang. Didalamnya, juga ada foto Atsuko bersama Minami. Yuko tersenyum miris.

'Kau sudah ditinggalkan oleh sahabatmu, ya? Sebentar lagi bahkan sahabat barumu juga akan meninggalkanmu. Maaf, Minami.' Batin Yuko miris.

Setelah mereka meninggalkan apartemen Minami, keduanya menuju tempat yang sepertinya sudah dipesan Yuko. "Yuko, kenapa kita disini?" Tanya Minami bingung.

"Karena ini tempat kalian bertemu terakhir kalinya." Jawab Yuko santai.

"Dari mana kau tahu?"
"Buku harianmu. Maaf, aku tak sengaja membukanya."

Minami menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya, buku harian itu bukan buku rahasia, tapi aku sengaja menyimpannya karena itu adalah buku yang diberikan Acchan saat ulang tahunku."

Mereka disana hingga hari menjelang sore, bercerita tentang semua hal yang dialami bersama. Yuko hanya bisa tersenyum melihat Minami yang terlihat bahagia. Sementara itu, ia terus memikirkan bagaimana caranya mengungkapkannya pada Minami. Cara menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Yuu-chan, kau mau pulang atau menginap di apartemenku?" Tawar Minami.
"Menginap! Sudah lama sekali aku tak menginap di rumah seseorang." Jawab Yuko semangat.

Minami tersenyum lalu menggenggam erat tangan Yuko. "Yuu-chan, jangan tinggalkan aku." Lirih Minami.

Keduanya berjalan menuju kembali ke apartemen Minami. Yuko yang tak berasal dari Tokyo tak tahu menahu tentang jalanan di Tokyo, sehingga ia hanya bisa mengikuti Minami dengan pasrah. Cukup lama mereka sampai di apartemen dan segera membersihkan diri mereka.

"Minami! Aku masuk!" Seru Yuko yang dengan cepat masuk kedalam kamar mandi.

"Yuu-chan! Yada!" Balas Minami dengan wajah memerah.

"Nande? Kita ini sesama perempuan, untuk apa malu?"
"A... aku hanya tak percaya diri dengan tubuhku."

Minami membenamkan seluruh tubuhnya kedalam bathtube. "Kenapa? Apa yang membuatmu tak percaya diri?" Tanya Yuko.

"Bukankah aku sudah pernah bilang jika aku dijauhi teman?"

"... mereka menghinaku karena tubuhku. Karena aku pendek dan kurus. Aku tak bisa mengikuti banyak olahraga karena aku memiliki tubuh yang lemah sejak kecil. Mereka juga mengejekku karena aku tak bisa makan banyak." Lanjut Minami sambil menyembunyikan wajahnya.

Yuko masuk kedalam bathtube dan menunjukkan tubuhnya sendiri. "Jika seperti ini, apa kau masih tak percaya diri?" Tanya Yuko.

"Y...Yuko? Apa yang kau lakukan?"
"Aku juga pendek dan kurus sepertimu, tak ada yang bisa kulakukan selain tidak mendengarkan kata mereka."

"Arigatou, Yuko." Balas Minami lalu tersenyum simpul.

Setelah selesai mandi, mereka langsung merebahkan diri diatas ranjang dan langsung terbang kealam mimpi. Tengah malam, Yuko terbangun dari tidurnya lalu ia duduk didekat jendela, ia melihat sehelai sakura jatuh dijendela. Melihat sakura itu, ia langsung tahu cara memberi tahu sahabatnya.

'Aku akan menjadi seperti sakura untukmu, Takamina.' Janji Yuko penuh tekad.

To Be Continue...

Sakura no Kini NarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang