Chapter 5

215 47 12
                                    

Sesampainya keduanya di stasiun, mereka langsung masuk kedalam kereta yang akan membawa mereka ke Tokyo. Yuko menggenggam erat tangan Minami dan tersenyum tipis.

"Nee, kau tahu, dulu aku kehilangan seorang teman di kereta." Kata Yuko membuka pembicaraan.

"Y... Yuko?"
"Apa kau ingat saat dulu aku pernah bilang aku pernah hilang ingatan?"

Minami mengangguk pelan, bersiap mendengar cerita sahabatnya itu. "A... ada apa dengan kejadian itu?"

"Ini adalah hari yang spesial untukku." Kata Yuko pelan.

"Eh? Maksudmu?" Tanya Minami memasang ekspresi bingungnya.

"Hari ini tepat 9 tahun sejak kejadian itu. Kejadian yang membuatku hilang ingatan dan membuatku kehilangan temanku." Jawab Yuko santai.

"Yuko, apa... mungkin..."

"Ya..." sela Yuko cepat.
**
Flashback:
YUKO POV
9 tahun yang lalu

"Mari-chan! Matte!" Seruku kesal.

"Yuu-chan! Hayaku! Kita nyaris tertinggal kereta!" Balas Mari-chan panggilan akrab Mariko.

Hari itu, seandainya aku tak mengikuti permintaan Mariko untuk menaiki kereta baru dengan tujuan Tokyo, aku tak akan kehilangan ingatanku dan aku tak akan kehilangan Mari-chan.

Kereta yang kami naiki saat itu masih sangat baru karena hari ini untuk pertama kalinya dibuka untuk umum. Kereta ini sangat bagus dan bersih, sangat berbeda dengan kereta menuju Tokyo yang lama. Sepanjang perjalanan, kami mengobrol banyak hal dan melihat pemandangan diluar yang sangat indah. Tapi perjalanan menyenangkan itu berubah saat kereta yang kami naiki terasa berguncang hebat. Mari-chan memelukku sembari berpegangan erat pada tiang. Tak lama kemudian, kereta kami keluar dari jalur dan masuk ke jurang. Sebelum kereta masuk ke jurang, beberapa penumpang lain membuka paksa pintu kereta dan segera keluar. Melihat itu, Mari-chan melepaskan pelukannya dan menatapku penuh harap.

"Yuu-chan, pintu itu terbuka, cepat keluar dari kereta ini sebelum masuk ke dasar jurang." Kata Mari-chan lalu tersenyum lembut.

"Yada! Aku tak akan meninggalkan Mari-chan sendiri!" Tolakku tegas.

"Yuko! Keluar! Bahkan jika aku hidup, umurku tak akan lama lagi! Yuko masih bisa hidup dan meninggal dikelilingi orang yang menyayangimu. Dan sampai saatnya tiba, aku akan selalu menunggumu."

"Mari-chan? Kenapa?" Tanyaku lemah.

"Aku punya penyakit, Yuko. Aku punya gangguan dengan jantung dan paru-paru. Umurku hanya tinggal dua bulan lagi, maka dari itu, anggap ini permintaan terakhirku, aku ingin melindungimu dengan cara ini. Cepat keluar!" Kata Mari-chan keras.

"Mari-chan..." lirihku

"Sekarang!" Bentak Mari-chan yang langsung kuturuti bersamaan dengan kereta yang masuk ke jurang dengan cepat.

Itu adalah saat terakhirku dengan Mari-chan. Aku kehilangan dirinya dalam insiden itu. Tak lama, aku ditolong oleh petugas polisi dan dibawa ke rumah sakit, tapi ingatanku hilang untuk beberapa waktu. Dan hal terakhir yang kuingat saat itu hanya satu. Mari-chan.

Keesokan harinya, para polisi dibantu pemadam kebakaran mencari korban yang masuk ke jurang. Tapi diantara korban yang ditemukan, aku tak menemukan Mari-chan. Itu berarti, Mari-chan sudah hilang bersama dengan bangkai kereta dan penumpang yang tak sempat kabur dan tidak ditemukan.

YUKO POV END
Flashback End
**
"Ah, jadi itu sebabnya kau mengajakku ke Tokyo?" Tanya Minami.

"Yah, bisa dibilang begitu. Tapi dari semua itu, aku hanya ingin membantumu." Jawab Yuko.

"Membantuku?"
"Membantumu mengenang semua kenangan indah dengan Atsuko."

Minami menundukkan kepalanya. "Kurasa, aku tak akan bisa lari. Lari dari takdirku sendiri." Lirih Minami.

"Takamina, apa yang akan kau lakukan jika sahabatmu mati?" Tanya Yuko.

"K... kenapa pertanyaanmu seperti itu?"

"H... hanya saja, aku penasaran apakah Takamina akan berubah atau tidak." Balas Yuko gugup.

"Aku tak yakin tentang itu. Saat kematian Acchan, untuk beberapa bulan, aku menyendiri dan menjadi pendiam. Hingga aku memutuskan pindah." Jawab Minami.

"Kalau Yuko?" Tanya Minami balik.
"Aku tak akan berubah, aku akan tetap menjadi Oshima Yuko yang periang dan selalu bercanda!" Jawab Yuko mantab.

"Aku ini tipe orang yang mudah berubah dan sulit untuk kembali seperti semula. Saat di SMP, aku tipe anak yang dijauhi teman, karena itulah saat SMA aku menutup diri pada orang lain." Kata Minami pelan.

"Takamina..." lirih Yuko.

"Takamina itu gadis yang baik, mereka pasti akan menyesal karena menjauhimu." Lanjut Yuko tersenyum.

"Dijauhi teman itu sudah menjadi keseharianku sejak SD. Tapi, Yuko tak akan meninggalkanku, kan?"

Yuko mematung ditempat, sedetik kemudian, ia tersenyum. "Un. Aku tak akan meninggalkanmu." Jawab Yuko, ragu.

'Bagaimana aku bisa menjelaskannya?' Batin Yuko bingung.

To Be Continue...

Sakura no Kini NarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang