Tengah malam itu, Yuko menyiapkan sebuah kejutan yang akan menjadi kejutan terakhir bagi Minami. Dibantu dengan sahabat Minami, Miichan dan Yukirin, ia menyelesaikan kejutan itu. Setelah selesai, ia segera kembali ke kamar dan berbaring disamping Minami. Gadis itu tersenyum melihat wajah polos sahabatnya saat tertidur.
'Aku menyayangimu. Aku akan selalu menunggumu dengan sabar, sama seperti Atsuko yang akan selalu menunggumu dan Mari-chan yang menungguku.' Batin Yuko lalu mengusap wajah Minami.
Yuko dengan cepat terlelap dan kembali ke alam mimpi. Keesokan harinya, keduanya bangun bersamaan. Dan hari ini, Yuko akan memberikan kejutannya bagi sahabat yang dicintainya itu. Disaat yang sama, hari ini adalah hari istimewa untuknya.
"Yuu-chan! Hari ini kita kemana?"
"Kita akan jalan-jalan ke taman ria!""M... matte! Kau tak akan bilang kita akan ke Hanayashiki lagi, bukan?" Balas Minami.
"Betul sekali!" Jawab Yuko lalu tertawa keras.
"Mou! Yuko!" Rutuk Minami kesal.
Akhirnya keduanya langsung menuju ke stasiun Tokyo agar bisa sampai ke Asakusa. Sesampainya di Asakusa, mereka langsung menuju ke Hanayashiki.
"Takamina! Roller coaster!" Ajak Yuko penuh semangat.
"Kau berani, Yuko?"
"Bakamina!""Gomen! Hai, hai. Hayaku!" Kata Minami lalu segera antri agar bisa naik wahana roller coaster.
**
Setelah seharian mereka bermain di taman ria, keduanya memutuskan untuk pulang karena sudah lelah. Tapi inilah yang paling dinanti Yuko, hari istimewanya telah tiba, dan ini saatnya kejutan bagi Minami.Yuko mengajak Minami ke hutan tempat ia kehilangan Mari-chan, karena disanalah kejutan disiapkan. Minami yang bingung hanya menuruti perintah Yuko. Setibanya di taman, Yuko memberikan kode untuk Yukirin dan Miichan menyalakan kembang api. Bersamaan dengan kembang api, lampu dibawah helaian bunga sakura menyala. Dari sakura itu tertulis sebuah kalimat yang sangat menyakitkan.
Minami, maafkan aku. Aku harus pergi.
Minami yang tak mengerti hanya bisa menatap Yuko dengan mata berkaca-kaca, mata yang selalu dihindari Yuko. "Yuu-chan, apa maksudnya?" Tanya Minami dengan suara tercekat.
"Aku... aku punya penyakit, Minami. Aku penderita leukimia. Dokter memperkirakan usiaku tinggal dua minggu. Hari ini adalah hari istimewa itu. Hari ini tepat dua minggu setelah dokter memperkirakan usiaku." Jawab Yuko disertai air mata menjatuhi pipinya.
"Yuu-chan, kau berjanji padaku kau akan selalu bersamaku. Tapi sekarang, kau meninggalkanku. Nande? Yuu-chan! Nande!? Jawab aku!"
Yuko berusaha memeluk Minami namun pelukannya dihindari oleh gadis itu. "Maafkan aku, selama ini aku tak pernah mengatakannya karena aku takut kau berubah."
"Yuko! Apa kau pikir jika kah tak mengatakannya aku tak berubah?!" Bentak Minami, air matanya mengalir semakin deras.
"Maaf."
"Jadi... kemarin kau menanyaiku hal seperti itu, karena ini? Kenapa kau tak jujur padaku, Yuu-chan?"Minami jatuh terduduk sembari menangis keras, Yuko langsung memeluk sahabatnya itu. Pelukan yang mungkin menjadi pelukan terakhir darinya untuk Minami. Tak jauh dari sana, Miichan dan Yukirin yang melihatnya juga menangis keras.
"Minami, maafkan aku." Lirih Yuko.
"Yuu-chan, apa kau bisa janji padaku untuk selalu menungguku sampai waktuku tiba?" Tanya Minami lirih.
"Aku akan selalu menunggumu, seperti Atsuko yang selalu menunggumu dan Mari-chan yang menungguku. Sampai saatnya tiba." Jawab Yuko.
Minami memeluk Yuko erat. "Minami, berjanjilah kau akan menemukan orang yang kau sayangi, jangan pernah berubah hanya karenaku." Pinta Yuko.
"Aku tak janji, tapi aku akan berusaha." Jawab Minami masih terisak pelan.
Yuko menggenggam tangan Minami, "Aku akan menjadi salah satu bintang yang bersinar terang disana." Kata Yuko lalu menunjuk satu bintang yang bersinar paling terang.
"Minami, aku lelah, bolehkah aku tidur dibahumu?" Tanya Yuko.
"Yuu-chan, gomen ne, aishiteru." Lirih Minami.
"Watashi mo." Balas Yuko.Saat itu juga, Minami tak lagi bisa mendengar detak jantung Yuko. Sahabatnya sudah pergi, pergi saat bersamanya. Miichan dan Yukirin yang tahu langsung keluar dari persembunyian mereka dan memeluk Minami. Inilah hal yang mereka takutkan saat tadi malam Yuko meminta mereka melakukan ini.
Minami tak akan bisa menerima kematian Yuko dengan mudah. Gadis itu sudah pernah ditinggal oleh sahabatnya, dan kini, ia harus mengalaminya lagi, untuk kedua kalinya.
"Yuko pergi. Kenapa kalian tak memberitahuku?" Lirih Minami.
"Maaf, ini adalah permintaan Yuko. Kami tak ingin dia dirundung rasa bersalah, maka dari itu kami menyembunyikannya." Jawab Miichan lalu mendekap Minami erat.
"Arigatou untuk semuanya, Oshima Yuko." Kata Minami lalu mencium bibir Yuko lembut.
**
3 Years Later"O... ohayo, Takamina-san." Sapa seorang gadis dengan rambut sebahu.
"Ohayo." Balas Minami dingin.
Minami kini menjadi seorang penyanyi terkenal di Jepang. Sifatnya sekarang berubah menjadi dingin dan sulit didekati. Bahkan meski itu fansnya sekalipun, ia tak lagi menunjukkan kehangatan yang dulu dibaginya dengan Yuko, Acchan, Miichan, dan Yukirin. Tapi itulah daya tarik Minami, jika pada umumnya seorang penyanyi akan bersikap hangat, hal itu tidak berlaku bagi Minami.
Hari itu tepat 3 tahun Yuko meninggalkannya, hari itu, ia juga mengadakan handshake event. Setelah selesai event, ia langsung menuju ke Kyoto. Setibanya disana, Minami langsung menuju ke makam sahabatnya. Tepat didepan makam Yuko ia berlutut dan meletakkan sebucket bunga diatas makamnya.
"Yuko, aku merindukanmu, sudah 3 tahun kau pergi. Aku tak tahu bisa memenuhi janjiku atau tidak, Yuko. Maafkan aku, Yuu-chan." Lirih Minami lalu meninggalkan makam Yuko.
"Eien no sakura no kini narou"
-Oshima Yuko-END
Akhirnya selesai juga nih FF gaje. Ini FF pertama yang selesai sih wkwkkwwk.
Makasih buat yg udah baca FF ini...
Maaf klo ada salah-salah kata, dll. Intinya author ini manusia biasa jg, jd klo ada salah harap dimaafkan.Ah abaikan saja curhatan author gaje ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura no Kini Narou
FanfictionSetelah kematiannya, dia berubah. Menjadi gadis dingin yang sulit didekati dan tak bisa menerima orang baru dengan mudah. "Maafkan aku, Yuko..."