Pt.6. Menemukan Cara

10 1 0
                                    

Nhu ketakutan mendengar cerita anak Matahari tadi. Ia tidak ingin berakhir seperti anak Bulan pertama. Ia tidak ingin dimusnahkan. Ia tidak ingin dilupakan. Dia hanya ingin keluar dari peristiwa konyol ini dan kembali ke kehidupan normalnya.

"Beruntunglah kakek menjadi anak Matahari yang tidak menuntut hal yang berat" Sekarang nada bicara Nhu menjadi lebih lemah.

Rasanya sia-sia saja menuruti keinginan Bulan yang terlalu besar. Bagaimana bisa Bulan disandingkan dengan Matahari. Itu tidak mungkin terjadi.

"Bagaimana bisa aku hidup dalam beban berat seperti ini"

Nhu baru mengingat "Apa ini karena perkataanku kepada Ayah untuk dilahirkan kembali. Tapi kenapa ?"

"Aku kan meminta dilahirkan menjadi orang lain yang kehidupannya mewah, kenapa malah jadi seperti ini. Ayah tolong aku" Tambahnya.

Tak terasa malampun muncul kembali. Saatnya Bulan terbangun dari tidurnya. Dengan langkah yang lemas, Nhu akhirnya menemui Bulan. Dengan berat hati ia mengatakan kalau belum bisa mempersatukannya dengan Matahari.

"Maafkan aku. Berikan aku sedikit waktu lagi untuk berpikir. Hm...aku lelah sekarang, bisakah aku beristirahat sebentar" Kata Nhu.

Tidak ada jawaban dari Bulan. Nhu pun tertidur.

Pemandangan malam hari terasa begitu gelap. Awan hitam, suara dedaunan yang tertiup angin menambah kesan menyedihkan. Ditambah lagi dengan suara binatang malam yang sepertinya itu burung hantu.

 Ditambah lagi dengan suara binatang malam yang sepertinya itu burung hantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat setelah Nhu tertidur hampir lima jam, ia terjaga kembali. Tidurnya tidak nyenyak memikirkan Sua yang sekarang 'ditahan' oleh Bulan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Otaknya sudah lelah dengan pertanyaan itu. Sekarang rasanya ia seperti sudah tidak punya pikiran lagi apa yang harus dilakukan. Tiba-tiba saja sebuah pertanyaan lain muncul.

"Hm....Bulan, bolehkah aku bertanya sesuatu ?" Tanya Nhu kepada Bulan.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" Jawab Bulan singkat.

"Apa ada anak Bulan sebelum aku ?"

"Entahlah, aku tidak ingat"

"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Nhu lagi.

"Entahlah" Jawaban Bulan semakin singkat.

"Kalau aku tidak bisa memenuhi keinginanmu, apakah aku akan berakhir seperti dia ? Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti ini"

"Sudah cukup pertanyaannya" Jawab Bulan sedikit ketus.

"Kenapa kau sangat egois memikirkan dirimu sendiri. Sedangkan tidak memperdulikan orang lain. Kau diciptakan untuk memberikan cahaya di malam hari. Kau sebenarnya berguna untuk manusia agar mereka tidak ketakutan pada malam hari"

"Hentikan" Kata Bulan dengan penekanan.

"Kalau kau berada dengan Matahari, manusia akan hancur. Apa kau tidak memikirkan hal itu. Hah, KAU EGOIS BULAN. Aku berpikir selama ini kalau Bulan itu indah tetapi aku salah. Kau tidak lebih baik dari Ayahku"

"Hentikan sekarang juga" Bulan terdengar sangat marah dengan perkataan Nhu tadi. Benar saja Bulan kemudian menjadi murka.

"Ingat kata-kataku. Kau tidak bisa berbuat apa-apa selain memenuhi keinginanku. Sua dan semua manusia berada dalam bahaya kalau kau gagal. Semua tergantung padamu. Mau tidak mau kau harus mau. Cepat pikirkan caranya, aku tidak mau tahu" Kali ini suara Bulan lebih tinggi.

Keadaan menjadi hening kembali. Suara burung hantu terdengar kembali. Nhu tetap saja berjalan kecil sambil memikirkan caranya. Bagaimana caranya agar Bulan dapat berdampingan dengan Matahari. Bagaimana bisa menjadikan hal mustahil menjadi kenyataan.

"Bulan, aku sudah tau cara untuk mempersatukan mu dengan Matahari!" Kata Nhu penuh keyakinan.

SON OF THE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang