Pt.8. Kesedihan

7 1 0
                                    


Bulan masih bersikeras untuk itu. Bulan tidak memperdulikan manusia yang berusaha menjauhkannya dengan Matahari.

"Katamu cinta butuh perjuangan kan" Nhu hanya terdiam.

Para manusia sudah berhasil menjauhkan Bulan kembali ke malam hari. Namun keadaan di Bumi menjadi tidak karuan. Hutan-hutan semua gundul, tidak ada lahan hijau lagi. Pabrik dengan kepulan asap dimana-mana. Pabrik rokok menggila membangun cabangnya ditiap sudut kota. Keadaan menjadi semakin panas karena itu.

 Keadaan menjadi semakin panas karena itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa hari ini sangat panas sekali. Dasar Matahari" Kata salah satu manusia.

Manusia menjadi menyalahkan Matahari karena bersinar terlalu panas. Padahal yang membuat panas adalah kaumnya sendiri. Memang watak manusia seperti itu yang tidak pernah mau mengakui kesalahannya.

Semakin banyak orang mengeluh dan menyalahkan Matahari. Omongan bahkan umpatan para manusia membuat Matahari bersedih. Ini bukan salah Matahari kenapa malah ia yang disalahkan.

Ternyata kesedihan Matahari sampai terdengar Bulan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan ?" Tanya Bulan.

"Aku pun tidak tahu, Bulan"

Kali ini suara Bulan tidak meninggi lagi. Kenapa Bulan malah merasa bersalah karena kesedihan Matahari.

Tetapi setelah dipikir-pikir ini semua salah Bulan yang menginginkan hal mustahil dipenuhi. Karena merasa bersalah Bulan pun muncul sesuai waktunya sekarang.

Sedangkan Bumi menjadi lebih buruk. Banyak orang-orang yang memilih untuk berdiam diri dirumah agar tidak kepanasan. Karena itu jalanan menjadi sepi dan kantor semua bangkrut karena karyawannya membolos kerja.

Matahari semakin bersedih karena ia tidak dapat lagi melihat kegiatan para manusia. Memang tidak ada kegiatan sama sekali sekarang. Bumi bagaikan sebuah planet mati hanya dengan bangunan bangunan modern menimbulkan banyak asap.

Semua kebingungan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan. Semuanya sudah terjadi. Mau bagaimana lagi. Akhirnya akan seperti ini.

Hanya perlu menunggu musim hujan baru manusia mau keluar. Itupun membutuhkan waktu enam bulan lagi untuk menurunkan air. Ini musim panas yang benar-benar panas.

"Aku malu pada diriku sendiri" Suara Bulan memecah keheningan.

"Bagaimana bisa aku terlalu egois seperti ini. Ini semua karena aku yang ingin berdampingan dengan Matahari menjadikan manusia berusaha menjauhkan dengan membuat asap. Dan...." Kata Bulan terpotong.

"Dan akhirnya malah membuat Mahatari bersedih karena di Bumi semakin panas"

Sepertinya sang Bulan sudah paham apa kesalahannya. Terlalu memperjuangkan cinta juga akan membunuh dirimu sendiri bahkan pasanganmu.

Dengan dikelilingi rasa malu, bersalah, dan kecewa akhirnya Bulan tiap malam hanya menampakkan setengah dari wujudnya. Yang dilihat tiap malam mulai sekarang bukan lagi Bulan purnama.

"Aku kembalikan kau dan orang yang kau cintai ke kehidupanmu semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku kembalikan kau dan orang yang kau cintai ke kehidupanmu semula. Maafkan aku terlalu naif akan diriku sendiri. Terakhir, terima kasih telah menyadarkan ku untuk melihat orang lain juga. Terima kasih Nhu. Selamat malam, bermimpilah yang indah" Kata Bulan dengan lembut.

"Selamat malam Bulan" Kata Nhu kemudian Bulan menghilang.

"Apanya yang malam Nhu. Bangunlah, ini sudah pagi. Katamu ingin mencari pekerjaan?" Sua membangunkan.

Hah, ternyata ini hanyalah sebuah bunga tidur setelah berdebat dengan Ayahnya kemarin. Apa-apaan ini. Aneh. Sangat aneh.

SON OF THE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang