Chapter 18

3.8K 430 38
                                    

Mr.Baugkcendraf merasakan nyeri di perutnya saat ia berusaha duduk, namun nyeri ini tak separah tadi. Namun, yang dilihatnya bukan area tempat ia ditembak tadi, tetapi di bandara Yunani.

"Jangan bergerak, Draco berkata lebih baik Mr.Baugkcendraf tiduran dulu." ujar Hermione.

Mr.Baugkcendraf tak menghiraukan ucapan Hermione, "Dimana?"

"Ngg, apanya?"

"Dimana Artemis? Aku yakin sebelum aku pingsan tadi ia memanggilku."

Raut wajah Hermione berubah sendu, "Draco sedang mengusahakannya."

"Maksudmu, ia sedang berusaha menyelamatkan keluargaku, dengan melawan para teroris itu sendirian?"

Hermione diam, membuat Lyra dan Rhea semakin takut dibuatnya. Tentu saja mereka takut. Bagaimana kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan menimpa Ayah mereka? Apalagi melawan kelakuan keji para teroris itu. Teroris tak akan pernah segan untuk membunuh korbannya.

Mr.Baugkcendraf berusaha berdiri, namun Hermione segera mencegahnya, "Anda ingin pergi kemana?"

"Mencari keluargaku."

"Jangan, Ayah!" ujar Apollo sambil memegang tangan Ayahnya.

"Ayah harus melakukannya, Nak."

Apollo menggeleng, "Paman Draco sudah berusaha menyembuhkan Ayah, dan sekarang ia sedang berjuang mencari keluarga kita dan melawan para teroris itu. Kalau Ayah ikut mencari dan kalian berpencar bagaimana semuanya akan selesai?"

"Tapi kalau Ayah ikut mencari, semuanya akan jauh lebih mudah." jawab Mr.Baugkcendraf.

"Kumohon. Diluar berbahaya."

"Dan Ayah tak akan membiarkan orang lain yang mengorbankan nyawanya hanya untuk mencari keluarga kita, mati karena teroris. Bahkan ia juga rela meninggalkan keluarganya di sini." jawab Mr.Baugkcendraf tegas, membuat Apollo tak bisa berkutik.

Mr.Baugkcendraf menepuk bahu anaknya, "Yakinlah, bahwa semua akan baik-baik saja."

————————————————————————————

Setelah kembali dari bandara Yunani, Draco segera kembali ke asrama tempat Artemis sekolah. Di sana sudah banyak anggota militer yang berjaga-jaga dan memeriksa kuil tersebut.

Saat Draco bertanya pada salah satu anggota militer itu, tentang kemana perginya para teroris, anggota militer itu menjawab bahwa ia tidak tahu karena mereka sudah pergi dengan menggunakan helikopter bersama sanderanya. Namun, sudah ada beberapa angkatan udara yang melacak kemana perginya para teroris itu.

Ya, ia tidak mungkin menemukan Artemis disini karena Artemis sudah dibawa pergi oleh teroris. Tapi bukankah masih ada kemungkinan kalau Maysvaguez dan Pollux serta sandera yang lain masih ada disini?

Draco berusaha masuk ke dalam sekolah tersebut, tetapi para anggota militer mencegahnya. Mereka berkata, bisa jadi di dalam sana ada bom yang disembunyikan. Tetapi, Draco tetaplah Draco. Keputusannya tak bisa dinganggu gugat. Akhirnya para anggota militer menyerah, dan membiarkan Draco masuk.

Saat Draco membuka pintu sekolah asrama itu, yang pertama kali dilihatnya adalah patung seorang Dewi setinggi dua meter dan di bagian kaki Dewi tersebut, dipasangi sebuah tali yang sudah usang dan berdebu. Sekolah disini lebih mirip seperti gedung, dengan kelas di lantai satu dan dua sedangkan asrama di lantai tiga dan empat.

Draco memulai pencariannya dengan memasuki kelas-kelas di lantai satu. Namun disana nihil, tidak ada tanda-tanda keberadaan mahkluk hidup. Lalu, ia melanjutkan dengan memeriksa kelas-kelas di lantai dua. Di sana tetap nihil.

A New WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang