Pagi ini setelah salim sama bunda aku langsung lari menuju depan rumah dan langsung mengayuh sepedaku kencang. yup pagi ini aku terlambat bangun dan aku gak mau terlambat juga sampai sekolah. jarak sekolah ke rumahku tidak begitu jauh dan juga tidak begitu dekat. jadi sedang sedang sajalah.
kenapa aku naik sepeda ya karena memang ini yang aku punya. terlahir dari keluarga sederhana bukan kekurangan lo ya. sederhana!
bundaku seorang ibu rumah tangga yang sangat menyayangiku dan ayahku seorang pegawai dikelurahan. sedangkan aku, aku anak satu satunya dikeluarga ini yang kini berusia 17 tahun dan duduk dikelas sebelas sebuah SMU negeri di kota ini. dan perkenalkan namaku DIANDRA PUTRI WIJAYA.
cengo semua kenapa namaku diandra? ya itu karena ayahku ingin anak laki laki dan yang lahir ternyata aku seorang anak wanita makanya diberi embel embel putri biar orang tidak salah. tapi nama itu sukses membuat aku di ejek teman temanku. makanya jika perkenalan aku hanya menyebut dian. so, just call me dian oke?
aku melajukan sepedaku kencang tanpa peduli dengan sekitarku. aku hanya tidak mau terlambat dan mendapatkan hukuman pagi ini.
seorang cowok dengan seragam yang sama denganku tampak sedang clingak clinguk di sisi jalan sambil mempermainkan hp nya
cihh.. gaya anak orang kaya batinku begitu melihat mobil sedan sport yang sedang disandarinya. seandainya aku gak kesiangan akan aku sempatkan untuk memandangi dulu cowok ini. tapi karena aku buru buru maka akupun gak perduli dan semakin menambah laju sepedaku.
" hoy,, berhenti"
nah lo ini cowok teriak teriak sambil maju menghalangi jalanku apa apaan maksudnya coba. mungkin dia sedang rabun kali ya. sepeda jadi dianggap ojek. tanpa memperdulikan tangannya yang diangkat buat berhentiin aku. aku malah semakin mengowes sepedaku semangat. hingga aku merasakan laju sepedaku berhenti tiba tiba. kenapa ini batinku. begitu aku menengok ke belakang tampaklah dia si cowok tadi sedang mengangkat boncengan sepeda miniku yang membuat sepedaku sukses jalan ditempat.
" heh, maksudnya apa ini? tanyaku
" aku numpang berangkat boleh, mobilku bannnya kempes dan aku gak bawa serep"
" urusan kamu bukan aku, sana minggir gih aku mau berangkat"
" makanya daripada debat terus telat. kita ngobrolnya sambil jalan aja." tawarnya
" yaudah, kamu yang bonceng aku!"
" aku gak bisa naik sepeda" jawabnya
" ya ampun, kamu berat tau"
ckck bener bener cowok ini makhluk apa sih. orang sebesar dia gak bisa naik sepeda. kalah sama sepupuku yang baru empat tahun tapi sudah bisa naik sepeda roda dua. apa dia gak sadar klo dia itu berat. menyebalkan
" thanks a lot yak" ucapnya tiba tiba membuyarkan lamunanku. ternyata kami sudah sampai didepan gerbang sekolah dan sialnya dia langsung lompat dari boncenganku dan lari masuk gerbang sedangkan begitu aku hendak masuk pak satpam menutup gerbangnya.
" pak, aku mohon buka gerbangnya pak" melasku pada pak satpam galak ini.
" tunggu bapak BP nya sedang jalan kemari aja mbak"
" tapi pak, bapak kan liat sendiri temanku yang aku bonceng tadi kan sama sama datangnya sama aku"
" tapi dia lari dan masuk tepat sebelum gerbang ditutup mbak"
resek pak satpam ini. sialll niat nolong orang malah kena musibah sendiri. apa ini karma karena nolongnya gak ikhlas ya rutukku pada diriku sendiri.
tau apa yang akhirnya terjadi saudara saudara?
saya harus lari tiga putaran lapangan upacara. sendirian dan jadi tontonan gratis dari teman teman seantero sekolah yang kebetulan gurunya belum masuk untuk mengajar. dasar sial..
tiga putaran kuselesaikan dalam waktu satu jam. lama? biarin saja. aku capek klo lari terus jadi yah aku jalan aja. yang pentingkan tiga putaran. hehehe
selesai lari aku berniat kekantin beli minum. haduh kebayang capek, panas dan kringetannya kaya apa.
baru aja mau belok ke kantin pak andi guru matematikaku ada diujung jalan menuju kantin. yang artinya gawat klo sampe beliau tau aku tidak langsung masuk kelas.
ku peluk tasku dan lari berbalik arah, saat ini aula adalah tempat yang aman buat istirahat. lupakan minum dan lupakan dua jam pelajaran matematikaku.
perlahan kudorong pintu aula. sepi berarti aman, langsung ku selonjorkan kakiku yang rasanya tak bertulang dan remuk redam dimatras yang entah sejak kapan ada disini. harusnya barang inikan adanya diruang olahraga. begitu capeknya tubuhku pun kuhempaskan ke matras. jadi deh tiduran ala dian yang kelelahan. kututup mataku merutuki kesialanku hari ini.
aku membuka mata saat sesuatu yang dingin menyentuh pipiku. langsung sigap aku terduduk menatap cowok yang kini ada didepanku.
demi apapun yang ada, dia sangat ganteng, punya senyum yang menawan dan sepasang lesung pipi yang menggoda. betapa jndah mahakarya tuhan pada dirinya.
" bengong? mau minum? ini buat kamu" katanya seraya menyorongkan botol air mineral itu kepadaku
" buatku?"
" emang ada siapa lagi?" tanyanya sambil celingukan
" terima kasih. kamu gak salah orang kan?" tanyaku meyakinkan diriku
" engga. apa kamu gak mengenali ku?"
demi tuhan, siapa yang gak kenal dia cowok most wanted disekolahku yang cakepnya minta ampun dan pinternya banget banget dan semua hal yang baik ada apanya.
" siapa yang gak kenal kamu disekolah ini?" tanyaku bodoh
" bukan itu, apa kamu lupa tadi pagi kamu yang bonceng aku"
omaigattt jadi ini cowok yang tadi pagi aku maki habis habisan dan yang membuatku mengelilingi lapangan. gak tau harus seneng ato sedih ini. langka banget bisa mandangin dan berduaan sama cowok ini. apalagi sampe dengerin suaranya yang indah. mimpi apa aku semalam.
" hallo..." sapanya sambil mengibaskan tangannya didepan mukaku
hayo muka tolong jangan merah..jangan merah tapi apa mau dikata melihat dia yang tersenyum aku sudah bisa mengartikan klo wajahku sekarang sudah seperti kepiting rebus.
" eh, yang tadi pagi ya?"
" maaf ya buat kamu harus puterin lapangan sambil lari bukan deh sambil jalan sepertinya"
ya ampun dia perhatiin aku tadi. " gak pa pa kok." gak pa pa apanya dian. kamu sampai harus capek kaya gini batinku
" oiya, namaku FABIAN PUTRA FERNANDO" ucapnya sambil menyodorkan tangannya padaku
oke siapa yang gak tau dia " aku DIANDRA PUTRI WIJAYA, panggil aja dian"
dia mengerutkan keningnya. oke mungkin memang dia kaget mendengar namaku
" boleh aku panggil andra"
mampus ni cowok mau cari masalah sama aku?
" kan uda aku bilang panggil aja dian. apa kamu gak denger?" ulangku kesal
" aku suka panggil andra. suka suka aku dong, yang manggil aku ini"
tapi itu namaku ingin kuteriakkan kata kata itu tapi demi melihat senyumnya aku malah menganggukkan kepalaku.
" oke aku juga panggil kamu febi"
" huh, panggil aku bian,, fabian bukan febian" jelasnya
" suka suka aku, aku yang manggil ini" balasku meniru ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
more than word (Completed)
Romanceaku bagai punuk merindukan bulan - diandra putri wijaya- taukah kau aku begitu ingin memilikimu karena aku mencintaimu - febian putra fernando-